Dukung Akom, Tommy pesan hidupkan kembali program era Soeharto
Merdeka.com - Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto pilih mendukung Ade Komarudin di Munaslub Golkar. Tommy putuskan batal nyalon ketum Golkar karena mengaku kurang persiapan.
"Alasannya bukan mundur. Itu baru tahap awal. Tapi karena perkembangan waktu dan persiapan yang tidak cukup matang, penggalangan dan sosialisasi, dan juga lihat perkembangan politik, contohnya waktu munaslub yang berubah-ubah," kata Tommy di Bali, Jumat (13/5).
Dengan pertimbangan, Tommy lihat tak mungkin untuk menang dalam pertarungan caketum di Munaslub. Hal ini yang menjadikan dasar putra bungsu Soeharto ini pilih dukung Akom.
-
Kenapa Partai Golkar tidak mau Munaslub? “Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan.
-
Kapan Golkar akan bergerak? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,“ katanya.
-
Kenapa Golkar menolak Munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kenapa Golkar belum putuskan Ridwan Kamil? 'Waktu itu kan mungkin Ridwan Kamil bersedia karena waktu itu berasumsi bahwa Pak Anies Baswedan tidak akan maju lagi karena sudah jadi capres,' kata Waketum Golkar Ahmad Doli Kurnia.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
"Ini saya melihat tidak memungkinkan sebagai balon ketum untuk sosialisasi ke daerah-daerah. Oleh sebab itu, lebih baik saya mendukung calon yang telah deklarasi. Tadi, rekonsiliasi dan konsolidasi partai jadi tujuan utama," kata Tommy.
Dia berpesan kepada Akom soal GBHN dan Repelita era Soeharto dihidupkan kembali. Dengan demikian, Indonesia bisa lebih terukur program kerjanya.
"Reformasi sekarang tidak ada, meski ada di rencana kerja pemerintah. Inilah yang harus kita kembalikan, bagaimana agar kita bisa kembalikan program kerja yang terukur," kata dia.
Soal Akom, Tommy yakin dengan kinerja ketua DPR itu. Oleh sebab itu, dia memilih Akom untuk jadi ketum Golkar.
"Prestasi beliau yang cukup baik di partai. Tidak pernah gagal dalam politiknya. Terakhirn sebagai ketua DPR," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret area perumahan dan ruko terbengkalai milik Tommy Soeharto.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor menjadi penyebab kegagalan pasukan G30S, siapa sangka salah satunya adalah soal logistik.
Baca SelengkapnyaAhok mengaku ingin ikut mengampanyekan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaDi antara sekian banyak guru spiritual Soeharto, satu di antaranya memiliki posisi yang istimewa. Orang itu bernama Sudiyat, atau lebih dikenal Romo Diyat.
Baca SelengkapnyaPresiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca SelengkapnyaPresiden Sukarno segera mencari sosok pengganti sementara panglima Angkatan Darat karena Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani diculik.
Baca SelengkapnyaAhok juga tidak bisa ikut berkampanye karena posisinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina
Baca SelengkapnyaBerikut anak pantai yang jatuh cinta pada Angkatan Laut malah menjadi perwira Angkatan Darat.
Baca SelengkapnyaJenderal sepuh Try Sutrisno menjadi perbincangan publik saat Puncak acara HUT ke-79 TNI di lapangan Silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaSampai hari ini belum diterbitkan surat pemberhentiannya oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Baca SelengkapnyaPerjalanan karir militer seorang perwira tak bisa ditebak. Begitu juga dengan Kolonel Angkatan Darat ini.
Baca SelengkapnyaMegawati sempat membahas tentang TAP MPR Nomor XXXIII/MPRS/1967.
Baca Selengkapnya