Dukung Jokowi-JK, Golkar tepis tudingan incar kursi menteri
Merdeka.com - Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie telah menentukan sikap politik mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Dukungan tersebut akan diutarakan secara resmi dalam Rapimnas yang akan dibuka malam ini di JCC, Senayan, Jakarta.
Dukungan Golkar ke pemerintah muncul bersamaan dengan kencangnya isu perombakan atau reshuffle kabinet kerja Jokowi-JK. Muncul spekulasi yang menuding langkah politik Golkar ini untuk meminta jatah kursi menteri. Sekjen Golkar kubu Aburizal Bakrie, Idrus Marham langsung membantah spekulasi tersebut.
"Tidak jadi syarat. Bahwa dukungan Golkar ke pemerintah merupakan sebuah format yang kita inginkan ke depan. Kita ingin memastikan pembangunan berjalan baik," kata Idrus di lokasi Rapimnas, JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (23/1).
-
Apa yang diusung Idrus Marham untuk Golkar? Idrus Marham yang juga mantan narapidana kasus korupsi tersebut menginginkan Airlangga Hartarto mundur dari kursi ketua umum Golkar.
-
Apa yang Golkar dukung? Terakhir, pertemuan juga kembali menggarisbawahi dukungan terhadap kerangka kerja ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) sebagai landasan sekaligus panduan bagi ASEAN dalam menavigasikan konstelasi politik kawasan yang dinamis.
-
Kenapa Nurdin Halid menganggap baik Jokowi bergabung dengan Golkar? 'Pak Jokowi bergabung dengan Golkar hal yang bagus. Tapi tunggu dulu, beliau ingin bergabung dengan Golkar dengan tangan terbuka sangat menerima, karena beliau sangat dekat dengan Golkar,' ucapnya.
-
Bagaimana MKGR tegak lurus ke Golkar? “Kami tidak akan membiarkan pengurus, dewan-dewan, jajaran. Termasuk anggota Ormas MKGR yang dapat menabrak kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh partai Golkar dan Bapak Airlangga Hartarto,“ tegas Adies dalam SE yang ditandatangani pada Jumat (28/7).
-
Kenapa Golkar tidak khawatir jatah menteri mereka berkurang? Terlebih, kata Doli, antara Prabowo dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto intens berkomunikasi. Sehingga, keduanya sudah saling memahami.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
Lebih jauh Idrus menjelaskan, dukungan Golkar ke pemerintah untuk memastikan Indonesia siap bersaing dengan negara lain dari segala sektor. Terlebih, saat ini mulai diberlakukan konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Sejalan dukungan Golkar ke pemerintah, Idrus yakin tidak akan merusak hubungan antara partainya dengan Koalisi Merah Putih (KMP). Alasannya, memberikan dukungan bukan berarti bergabung dengan pemerintahan. "Saya sudah bicarakan dengan partai-partai lain. Kita bicara untuk kepentingan bangsa," katanya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga saat ini layaknya menjaga rumah kosong. Karena KIB sudah tidak lagi berjalan.
Baca SelengkapnyaIdrus menerangkan, komunikasi yang terjalin antara PKS dan KIM adalah sebuah strategi.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar Idrus Marham mendukung Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga.
Baca SelengkapnyaDia pun menyampaikan bahwa dalam internal Partai Golkar ada tahapannya.
Baca SelengkapnyaAirlangga memperingatkan agar tak ada pihak-pihak yang berniat mengganggu hubungan antar parpol di KIM
Baca SelengkapnyaIdrus menuturkan, Bahlil bakal membuka komunikasi dengan seluruh stakeholder partai bila ingin mengakomodasi jabatan Jokowi di internal partai beringin.
Baca SelengkapnyaAirlangga memastikan berkomitmen mendukung Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPrabowo dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto intens berkomunikasi.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar itu.
Baca SelengkapnyaPKB menghargai dinamika yang terjadi di Golkar dan memandangnya sebagai urusan internal partai.
Baca SelengkapnyaDalam konferensi pers, Idrus mendesak Airlangga segera melepas jabatannya sebagai ketua umum DPP Partai Golkar
Baca SelengkapnyaPKB mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran sudah cukup.
Baca Selengkapnya