Dukungan ijtima ulama II dongkrak elektabilitas Prabowo-Sandiaga
Merdeka.com - Elektabilitas Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno meningkat setelah hasil ijtima ulama 2 memberi dukungan. Peningkatan elektabilitas Prabowo-Sandiaga meningkat dari populasi 3,7 persen pemilih berbasis Persaudaraan Alumni 212.
Hal itu terlihat dari hasil survei dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terhadap beberapa segmen pemilih. Elektabilitas Prabowo-Sandiaga dari basis PA 212 meningkat menjadi 75 persen sejak ijtima ulama II memberikan dukungan awal September lalu.
"Setelah ijtima ulama dua, dukungan untuk Prabowo-Sandi naik di segmen PA 212. Pada Agustus 2018 dukungan pada segmen ini terhadap Prabowo-Sandi di angka 61,1 persen. Pada bulan September 2018 usia ijtima ulama makin naik di angka 75,0 persen," kata tim riset LSI Ardian Sopa di markas LSI, Jakarta Timur, Kamis (27/9).
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Bagaimana Prabowo dapatkan dukungan? “Kalo Projo, pasti akan mengarah ke Prabowo juga lambat laun,“ pungkasnya.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Siapa yang dukung Prabowo? Konferda Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pro Jokowi (Projo) Sumatera Barat (Sumbar) memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
Sebaliknya, pada segmen ini dukungan terhadap Joko Widodo dan Ma'ruf Amin hanya mendapatkan angka 27,8 persen. Bahkan pada September 2018, atau setelah ijtima ulama II menyatakan arah politik mendukung Prabowo-Sandiaga, elektabilitas capres-cawapres nomor urut 01 ini terpuruk di angka 16,7 persen.
"Dukungan segmen PA 212 terhadap Prabowo-Sandi naik setelah ijtima ulama dua dengan base populasi PA 212 sebesar 3,7 persen," ucapnya.
Namun, dukungan Nahdatul Ulama (NU) terhadap Prabowo-Sandi justru menurun. Pada bulan Agustus 2018 Prabowo-Sandi hanya mendapat 27 persen. Di September 2018 usai ijtima ulama makin kecil menjadi 26,1 persen.
Sebaliknya, kolaborasi Jokowi-Ma'ruf memimpin di segmen NU sebanyak 54,7 persen. Masuk bulan September naik menjadi 55,5 persen.
"Setelah ijtima ulama dua, dukungan NU terhadap Prabowo-Sandi menurun. Sedangkan untuk Jokowi-Ma'ruf naik. Perlu menjadi catatan, base NU ini merupakan populasi besar sebanyak 43,9 persen," paparnya.
Pasca ijtima ulama dua, LSI Denny JA juga menyoroti segmen keinginan negara Indonesia seperti negara Islam Timur Tengah. Pada segmen ini, Prabowo-Sandi mendapat angka 38,8 persen. Di Bulan September makin mantap jadi 50 persen.
"Jokowi-Ma'ruf pada segmen ini di Agustus 2018 sebesar 43,5 persen, namun pada bulan September makin menurun jadi 35,7 persen. Base populasi dari segmen ini sebesar 12,5 persen," tutur Ardian.
Sementara dukungan dari segmen yang ingin Indonesia Khas Pancasila terhadap Prabowo-Sandi justru menurun. Di Agustus 2018 dukungan terhadap Prabowo-Sandi hanya 30,4 persen. Pada September 2018 menjadi 29,8 persen. Sebaliknya, pasangan Jokowi-Ma'ruf menjadi harum pada segmen ini.
"Dukungan segmen ini terhadap Jokowi-Ma'ruf dari Agustus 2018 sebesar 54,2 persen menjadi 54,8 persen. Base populasi segmen ini sebesar 74,3 persen," ucap Ardian.
Lebih lanjut, Ardian memaparkan dukungan pada segmen muslim dan non muslim. Dukungan segmen muslim ke Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi sama sama meningkat. Pada Agustus 2018 suara segmen muslim ke Jokowi-Ma'ruf sebesar 52,7 persen. Di September 2018 bertambah 52,8 persen. Untuk Prabowo-Sandi mendapatkan angka 27,9 persen di bulan Agustus 2018 dan meningkat 29,3 persen pada bulan September 2018.
"Pada segmen ini yang menjawab rahasia, belum memutuskan, atau tidak jawab menurun dari 19,4 persen menjadi 17,9 persen. Base populasi muslim ini sebesar 88,3 persen," ucap Ardian.
Terakhir, untuk dukungan non muslim ke Jokowi-Ma'ruf naik drastis. Pada Agustus 2018 keduanya meraih angka 47,5 persen dan September 2018 meraup angka menjadi 56,8 persen.
"Dukungan non muslim terhadap Prabowo-Sandi pada bulan agustus 2018 sebesar 43,6 persen. Di September 2018 menjadi 28,6 persen," pungkas Ardian.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden 1.200 orang dengan wawancara tatap muka dan kuesioner. Margin of Error +/- 2.9 persen. Pengumpulan data dilakukan pada 14 - 22 September 2018.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elektabilitas Prabowo-Gibran di dua survei Pilpres tembus 43,3% dan 46,7%
Baca SelengkapnyaHasil survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Prabowo lebih unggul dari Ganjar.
Baca SelengkapnyaSejumlah aktivis 98 yang mendukung Prabowo di antaranya Fahri Hamza dan Budiman Sudjatmiko.
Baca SelengkapnyaElektabiltas terbaru versi LSI Denny JA, Prabowo-Gibran 46,6 persen, Ganjar-Mahfud 24,8 persen dan Anies-Cak Imin 22,8 persen.
Baca SelengkapnyaDalam surveinya, LSI Denny JA mengungkap pemilih dari Partai Demokrat lebih banyak mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaDukungan Prabowo-Gibran dari pemilih berbasis agama ada peningkatan dari pemilih beragama Islam dari 43,2 persen menjadi 47,6 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo mendapatkan dukungan sebesar 33,7 persen di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada tiga faktor yang membuat elektabilitas Prabowo-Gibran mendominasi kota yang terkenal dengan kesenian reog tersebut.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengungkap dua faktor yang membuat elektabilitas Prabowo berada di puncak.
Baca SelengkapnyaPengamat Politik Universitas Airlangga, Kacung Marijan mengatakan, dukungan para kiai NU kepada Prabowo memperkokoh elektabilitas jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo terus meningkat lantaran mesin politik KIM sudah mulai panas.
Baca Selengkapnya