Dukungan kelompok emak-emak tak jamin dongkrak suara di Pilpres
Merdeka.com - Dua pasangan yang bertarung di Pilpres 2019 yakni Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga, sama-sama memiliki barisan relawan dengan klasifikasi tertentu. Mulai dari barisan relawan kaum ibu dan perempuan, barisan kaum milenial, dan lainnya. Kelompok-kelompok ini yang dibidik kedua pasangan calon.
Seberapa besar pengaruh kelompok ini dalam memaksimalkan perolehan suara? Dedi Mulyadi, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jabar pasangan capres-Cawapres Jokowi-Ma'ruf, menilai klasifikasi kelompok hanya untuk simbolisasi.
"Simbolisasi relawan lebih kepada kepentingan brand saja. Dalam tingkat penyasaran dan jaringannya terbatas. Itu pandangan saya," ujar Dedi Mulyadi saat ditemui di Kantor Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Jumat (28/9).
-
Apa arti dari Pilkada? Pilkada artinya Pemilihan Kepala Daerah, Berikut Tahapannya Pilkada artinya proses pemilihan umum di Indonesia yang dilakukan untuk memilih kepala daerah.
-
Siapa yang dukung Khofifah-Emil? Plt Ketum PPP Mardiono mengungkapkan, dukungan untuk Khofifah dan Emil Dardak ini diberikan atas pertimbangan dari para habaib dan juga DPD.
-
Bagaimana pemilu di Indonesia berkembang? Pemilu di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan evolusi sejak masa kolonial hingga era modern.
-
Bagaimana dukungan untuk Khofifah-Emil? Pasangan ini memperoleh dukungan dari 15 partai politik, termasuk partai parlemen maupun non-parlemen.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Apa arti Pilkada? Pilkada adalah singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah.
Bagi Dedi, yang terpenting adalah penyusunan kader teritorial yang memiliki keragaman profesi dan latar belakang. Ada pemuda, kelompok ibu, dan bapak-bapak.
Namun Dedi Mulyadi enggan berkomentar lebih jauh dengan langkah kubu Prabowo memperkuat relawan khusus beranggotakan ibu-ibu. Dedi memastikan langkah serupa tidak akan dilakukannya untuk menjaring suara kaum perempuan demi menangkan Joko Widodo. Mantan Bupati Purwakarta ini pun tidak khawatir langkah yang dilakukan kubu Prabowo bisa mengganggu suara Joko Widodo.
"Saya lebih suka menyebut Ibu daripada emak-emak. Ya sudah, itu kan (urusan) orang lain (kubu Prabowo)."
Senada dengan Dedi, pengamat politik Universitas Pendidikan Indonesia, Karim Suryadi menilai istilah emak-emak adalah diksi yang baru diciptakan sebagai simbol. Namun, pengaruhnya mendongkrak suara salah satu calon presiden tidak ada yang menjamin.
"Jangankan emak-emak, sebuah diksi yang baru digunakan, diksi keluarga Abdurrahman Wahid pun efek elektoral pun tidak bisa dipastikan," kata Karim.
Artinya, setiap kelompok calon presiden boleh saja mengidentifikasi sebagai orang yang dekat dengan Gus Dur, emak-emak, atau milenial. Namun semua itu tidak menjamin kepada siapa kelompok mendongkrak suara.
"Karena ketika mereka (kelompok yang diidentifikasi) membuat keputusan, bukan hanya image yang terbangun oleh kategori itu, tapi lebih kepada kepada siapa mereka menaruh kepercayaan. Jadi, itu terhenti pada keyakinan personal," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
deklarasi pasangan Anies-Cak Imin (AMIN) terkesan diputuskan terlalu cepat dan mendadak.
Baca SelengkapnyaHasil itu berdasarkan temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dilakukan pada 2-11 September 2023.
Baca SelengkapnyaSurvei terbaru Indikator Politik Indonesia menyatakan elektabilitas Ridwan Kamil dan Pramono Anung selisih tipis 3 persen saja.
Baca SelengkapnyaIndikator merilis elektabilitas Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak menembus 61,2 persen.
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaPKB menilai Khofifah-Emil Dardak belum aman maju di Pilkada Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKelompok pemilih yang tahu endorsement Jokowi, elektabilitas RK-Suswono hanya 37 persen.
Baca SelengkapnyaHerzaky mencontohkan bagaimana Prabowo Subianto mulanya elektabilitas selalu rendah.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla menilai ketokohan sangat berperan dalam menambah suara dalam Pemilu.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil-Suswono yang diusung koalisi gemuk, kemudian Pramono Anung dan Rano Karno calon dari PDIP.
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaMenurut Sudirman, hasil survei yang berkembang saat ini tidak bisa menjadi parameter kemenangan di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya