Dulu Dukung Prabowo, PPP Anggap Wajar Kadernya Belum Penuh Dukung Jokowi
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP Arsul Sani menilai wajar jika kader partainya masih belum solid mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin. Hal ini ia katakan terkait dengan hasil survei indikator yang menyatakan 43,2 persen kader PPP malah mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
"Jadi kalau dikatakan masih tinggi, wajar saja terutama untuk PPP dan Golkar karena ini memang ini ada shifting position dari yang awalnya ke Pak Prabowo lalu kemudian kepada Pak Jokowi," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/1).
Menurut Arsul, persentase dukungan kader PPP ke Jokowi-Ma'ruf juga terus meningkat. Terutama setelah PPP bergabung ke pemerintahan dan mendapat jatah kursi menteri.
-
Kenapa Jokowi menaikkan pangkat Prabowo? Jokowi mengatakan Prabowo telah memberikan kontribusi luar biasa bagi kemajuan TNI dan negara.
-
Apa klaim Prabowo tentang dirinya dan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan. Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Kenapa Prabowo kokoh di Pilpres 2024? Posisinya sebagai ketua umum partai, membuat Prabowo kokoh dibanding calon lainnya.
"Nah tingkat dukungan ini meningkat terus," ungkapnya.
Meski begitu, Arsul mengakui memang jumlah kader yang terpecah dukungannya atau split voters di Pilpres 2019 masih ada. Namun jumlah itu hanya 15 persen. Dia juga yakin ke depannya suara PPP akan terus bulat mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Kalau di struktur kita bicara di struktur boleh dibilang sudah 85 persenan lah ke Pak Jokowi kita bicara struktur-struktur itu artinya mulai dari DPP sampai tingkat ranting," ucapnya.
"Tapi kan kalau survei kan basisnyakan akar rumput, bukan struktur. Jadi kalau dari sisi struktur boleh dibilang tidak ada masalah," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 14 partai politik telah mendukung dan mengusung jagoan masing-masing pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Ternyata, hampir semua partai politik tersebut tak memberikan dukungan secara 100 persen pada pasangan calon presiden-wakil presiden yang mereka usung dan dukung. Hal itu berdasarkan survei Lembaga penelitian Indikator Politik Indonesia soal Pilpres 2019 yang dilakukan pada 16-26 Desember 2018.
Dalam partai koalisi Joko Widodo- Ma'ruf Amin, hanya Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang 100 persen mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01. Sedangkan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebanyak 66,6 persen yang mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 27,0 persen mendukung Prabowo Subianto- Sandiaga Uno.
Lalu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP) ternyata ada 6,0 persen yang mendukung Prabowo-Sandi. Dan sebanyak 90,1 persen yang mendukung Jokowi-Ma'ruf. Kemudian, Partai Golkar hanya 62,1 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 31,2 persen di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.
Selanjutnya, hanya sebanyak 69,6 persen Partai NasDem mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 27,8 persen di antaranya mendukung Prabowo-Sandi. Untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebanyak 53,7 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 43,2 persen di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peta koalisi jelang Pilpres 2024 semakin jelas. Prabowo menjadi bakal capres yang mendapat sokongan terbanyak dari parpol parlemen.
Baca SelengkapnyaDi DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.
Baca SelengkapnyaPartai koalisi pengusung bacapres Ganjar Pranowo diyakini semakin solid. Koalisi saat ini, fokus menyusun dan menjalankan strategi untuk memenangkan Pilpres.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPSI Mesra dengan Prabowo, PPP: Tanya PDIP, Selama Ini Diajak Komunikasi atau Tidak?
Baca SelengkapnyaSekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai peluang Golkar bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sangat besar.
Baca Selengkapnya"Ini de Javu gitu pengulangan pada 2014 ketika pak Jokowi dikeroyok oleh partai politik koalisi besar melawan koalisi kecil gitu,"
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN sudah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaPKB dalam quick count Indikator hanya mendapatkan 10,49%. Namun dalam real count KPU mengantongi 11,54%.
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaPolitikus senior PDIP Deddy Sitorus menanggapi manuver polisik PSI.
Baca SelengkapnyaDukungan gerakan rakyat akan memperbesar peluang Ganjar menang.
Baca Selengkapnya