Elektabilitas Jokowi turun 1,2%, Prabowo 0,2% usai deklarasi Cawapres
Merdeka.com - Tiga minggu setelah didaftarkan ke KPU, elektabilitas pasangan bakal capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul jauh dari pesaingnya, Prabowo-Sandiaga. Hal itu tertuang dalam hasil survei terbaru yang dilakukan Surveyor Y-Publica.
"Hasil survei kami mencatat, pasangan Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin mendulang persentase 52,7 persen, ketimbang Prabowo-Sandiaga yakni 28,6 persen. Namun yang mengatakan tidak tahu atau belum menjawab, masih cukup tinggi sebesar 18,7 persen," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono saat jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (3/9).
Menurut Rudi, hasil survei tersebut menurun ketimbang survei Jokowi dan Prabowo sebelum deklarasikan sosok wakilnya. Munculnya nama wakil, dinilai Rudi sebagai penyebab utama turunnya elektabilitas keduanya.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Kenapa Jokowi menaikkan pangkat Prabowo? Jokowi mengatakan Prabowo telah memberikan kontribusi luar biasa bagi kemajuan TNI dan negara.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Suara apa yang diraih Prabowo-Gibran di Sulawesi Utara? Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengesahkan suara pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di wilayah Sulawesi Utara. Prabowo-Gibran meraup 1.229.069 suara. Hal ini berdasarkan hasil rapat rekapitulasi wilayah Sulawesi Utara yang digelar di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
"Jadi jika Pak Jokowi saja, itu 53,9 persen, dan Pak Prabowo saja 28,8 persen. Menurunnya angka ini karena publik merasa wakil dipilih, dirasa kurang cocok," jelas Rudi.
Jika dihitung, penurunan elektabilitas Jokowi sebesar 1,2 persen. Sementara Prabowo alami penurunan 0,2 persen.
Kekecewaan publik, lanjut Rudi, dihasilkan dari nama kedua sosok pendamping tersebut tidak pernah dimunculkan dalam bayangan atau tidak terprediksikan sebelumnya. Nama-nama santer seperti Mahfud MD, Anies Baswedan, dan Agus Yudhoyono.
"Jadi Cawapres mendegradasi, karena kedua nama itu tidak pernah masuk bursa, karena keduanya tak pernah diharapkan sebelumnya oleh publik. Publik merasa pilihan itu tidak ideal makanya hasilnya turun usai mereka dipasangkan," beber Rudi.
Sebagai informasi, survei menjangkau 1200 koresponden di seluruh Indonesia. Menggunakan metode multistage random sampling, dengan wawancara tatap muka. Survei ini memiliki margin of error 2,98 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan dilakukan selama 13-23 Agustus 2018.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indikator Politik mencatat adanya Jokowi effect dalam melesatnya elektabilitas Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaEektabilitas Prabowo berada di angka 39,7 persen naik dibanding Agustus 2023
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA merilis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di urutan teratas dengan 42,9%.
Baca SelengkapnyaDia tidak khawatir dengan adanya narasi sentimen negatif soal putusan MK yang coba dibangun.
Baca SelengkapnyaPoltracking mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran mengalahkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin dengan selisih suara yang besar.
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaPergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaPenurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dinilai karena blunder gaya kampanye yang menyerang Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaElektabilitas Ganjar Pranowo turun 10 persen dalam dua bulan terakhir menurut survei Indikator Politik Indonesia.
Baca Selengkapnya