Elite politik diingatkan tak 'goreng' isu SARA di Pilkada Serentak
Merdeka.com - Media sosial di tahun politik bakal dipakai sebagai alat untuk memenangkan calon tertentu di Pilkada. Namun para elite diimbau tidak memanfaatkannya untuk menyebar isu SARA.
Masyarakat juga diingatkan agar bijaksana memanfaatkan media sosial. Ketika ada informasi tidak menelan mentah-mentah sebelum mengetahui secara jelas asal-usulnya.
"Agar kita tidak mudah membuat berita hoax, apalagi yang bertujuan untuk memecah belah. Ini akan gawat sekali bangsa kita nantinya kalau masyarakatnya terpecah belah," ujar Wakil Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Waryono Abdul Ghofur dalam keterangannya, Selasa (30/1).
-
Apa saja tantangan media siber di pemilu? Tantangan inilah yang akan dihadapi media massa dalam menghasilkan jurnalisme berkualitas.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Kapan puncak percakapan Pilkada di media sosial? Monitoring menunjukkan bahwa percakapan mengenai Pilkada 2024 di media sosial dan online mencapai puncaknya dua hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Kenapa media massa harus mendorong pemilu damai? Dalam hal ini, media massa sebagai media arus utama berperan untuk menjadi “pemadam kebakaran“ terhadap konten-konten di media sosial yang kredibilitasnya masih dipertanyakan.
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
-
Bagaimana cara pelaksanaan kampanye Pilkada 2024? Dalam pelaksanaan kampanye, KPU telah mengatur alat peraga apa saja yang boleh digunakan. Berikut berbagai alat peraga kampanye Pilkada 2024, perlu diketahui: 1. Bahan Kampanye: Semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program, dan/atau informasi lainnya dari peserta Pemilu, simbol atau tanda gambar peserta Pemilu, yang dipasang untuk keperluan kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih peserta Pemilu tertentu.
Dia sangat khawatir penggunaan isu SARA di dunia maya dimainkan oleh kelompok-kelompok yang ingin membuat masyarakat resah. Bukan tidak mungkin, lanjutnya, kelompok radikal dengan membawa-bawa agama menyusupinya.
"Ini yang harus kita waspadai. Dalam berbagai kesempatan saya juga sering menyampaikan bahwa tidak perlu menggunakan isu agama dalam pilkada nanti. Karena sangat sensitif dan takutnya bisa salah gunakan oleh kelompok-kelompok tertentu," tuturnya.
Menurutnya, orang akan mudah tersentuh dan mungkin juga akan sangat emosional ketika agamanya itu merasa disinggung. Diakuinya selama ini isu SARA paling mudah digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk memecah belah masyarakat.
"Karena memang isu SARA itu yang paling laku. Kalangan elite pun sebenarnya paham bahwa kalau sudah pakai isu SARA itu 'sumbunya pendek'. Itu harus dihindari oleh kalangan elite," ujarnya.
Menurutnya, masyarakat harus tetap kritis karena isu yang dimunculkan bisa menguntungkan pihak tertentu. Untuk itu, menurutnya, diperlukan peran pemerintah untuk lebih tegas dalam menindak jika penyebar isu SARA baik di dunia maya atau dunia nyata.
"Itu penting sekali, pemerintah harus tegas karena regulasinya sudah ada, yang mana hate speech itu harus ditindaklanjuti. Karena kalau orang yang menyebarkan hate speech itu tidak ditindaklanjuti maka orang akan terus memproduksinya," tuturnya.
"Dalam situasi normal pun menurut saya harus dipantau agar masyarakat awam tidak mudah terpengaruh," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Agar semua pihak menghindari penyebaran isu SARA yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca SelengkapnyaPolisi mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh isu-isu provokatif
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaFenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaNasriadi juga mengimbau kepada seluruh tim sukses dan pendukung calon agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin mengingatkan kepada seluruh jajaran Kejaksaan RI untuk menjaga netralitas.
Baca SelengkapnyaDia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca SelengkapnyaBawaslu Bali fokus memantau penyebaran isu-isu yang muncul di Pulau Dewata.
Baca SelengkapnyaPara admin untuk bersinergi dalam mencegah penyebaran kabar bohong atau isu SARA.
Baca SelengkapnyaPolri bersama stakeholder kini fokus pada tanggung jawab pengamanan pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaPolisi meminta masyarakat ikut menjaga situasi aman selama Pilkada 2024.
Baca Selengkapnya