Erry Nuradi dan Pangkostrad cagub terkuat di Pilgub Sumut
Merdeka.com - Sejumlah nama mengemuka untuk bertarung pada Pilgub Sumut 2018, namun baru dua figur yang dinilai menonjol. Keduanya yaitu Gubernur T Erry Nuradi dan Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi.
"Sejauh ini baru dua nama itu yang terkuat. T Erry Nuradi dan Edy Rahmayadi saat ini juga berada di posisi atas dalam survei-survei yang dilakukan," kata pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Arifin Saleh Siregar, Senin (16/10).
Mantan Gubernur Sumut, Syamsul Arifin, yang bersemangat mendaftarkan diri ke partai politik sempat dianggap punya kans. Hasil survei Rumah Konstituen terhadap netizen yang dilansir bulan lalu menempatkannya pada posisi kedua (12,3%), di bawah Erry (23,5%) dan di atas Edy (8,6%).
-
Siapa saja yang bertarung di Pilgub Jakarta? Kubu Pramono Anung-Rano Karno meyakini memenangi Pilkada satu putaran dengan perolehan 50,7 persen plus 2.943 suara. Sementara itu pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) meminta sejumlah pihak bersabar menanti pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum.
-
Siapa calon Gubernur yang paling unggul dalam Pilgub Sulteng? Jika Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sulawesi Tengah diadakan ketika survei dilakukan (6-18 Mei 2024) dan yang maju ada tiga pasangan, yakni Ahmad M Ali - Abdul Karim Aljufri vs Anwar Hafid - Reny A Lamadjido vs Rusdy Mastura - Mohamad Irwan Lapatta. Maka, pasangan Ahmad M Ali lebih mendapat dukungan dibanding dua pasangan lainnya. Demikian temuan survei SMRC.
-
Siapa yang mengajukan Jenderal Agus sebagai calon Panglima TNI? Agus mengaku tidak tahu bahwa namanya diajukan Presiden Jokowi sebagai calon tunggal Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono lewat surat presiden (Surpres) yang dikirim ke DPR RI pada Selasa, (31/10) lalu.
-
Siapa yang diusung Partai Nasdem untuk Pilgub Jabar? Anak Presiden ke-3 ini diusung oleh Partai NasDem.
-
Siapa yang ditugaskan Nasdem sebagai cagub NTT? Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem telah menugaskan istri mantan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Julie Sutrisno Laiskodat untuk maju sebagai bakal calon Gubernur NTT periode 2024-2029.
-
Siapa saja yang Nurdin Halid sebut layak maju di Pilgub Sulsel? Nurdin menyebut tiga nama kader Golkar Sulsel yang layak maju di Pilgub yakni eks Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, dan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan. Ia menyebut saat ini Sulsel membutuhkan pemimpin muda.
Namun belakangan, tokoh yang pernah menjalani pidana karena perkara korupsi ini seperti menarik diri. Setelah sejumlah manuver, pekan lalu dia bertemu dan mengangkat jempol bersama Erry. "Aku titiplah Sumut ini ke Kau yo Ri," katanya ketika itu.
Selain Erry, Edy, dan Syamsul, sejumlah nama sejak awal bermunculan. Wajah sebagian di antara mereka masih terpajang pada baliho dan spanduk di seantero Sumut. Di antara nama-nama itu terdapat anggota DPR RI, Tifatul Sembiring, Gus Irawan Pasaribu, Junimart Girsang, dan Maruarar Sirait.
Tokoh lokal pun tak ketinggalan melakukan sosialisasi cukup masif, seperti Bupati Simalungun yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, JR Saragih, dan Bupati Langkat sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Sumut, Ngogesa Sitepu. Juga ada Wadir Reskrimum Polda Sumut AKBP Maruli Siahaan; Ketua PMI Medan sekaligus pengusaha, Musa Rajekshah; mantan Bupati Tapanuli Tengah, Tuani Lumban Tobing; pengusaha Ade Sandrawati Purba, Syahril Tumanggor; wartawan perempuan, Yose Piliang; hingga pegiat sosial peraih Ramon Magsaysay Award 2017, Abdon Nababan.
baliho pilgub sumut ©2017 Merdeka.com/yan muhardiansyah"(Sosialisasi) itu lebih seperti tes pasar, kita masih ragu mereka akan benar-benar jadi calon," sebut Arifin.
Sejauh ini, baru Erry Nuradi yang sudah punya modal cukup untuk maju pada Pilgub Sumut. Bukan hanya punya berbagai 'keistimewaan' sebagai incumbent, dukungan parpol sudah dia pegang. Partai Golkar dan PKPI telah menetapkannya sebagai calon gubernur berpasangan dengan Ngogesa Sitepu.
Suara Golkar (17 kursi di DPRD Sumut) dan PKPI (3 kursi) cukup untuk mengantarkan pasangan ini mendaftar ke KPU Sumut. Jumlah kursi keduanya sudah memenuhi syarat minimal 20 kursi di DPRD Sumut.
Itu belum termasuk suara Partai NasDem (5 kursi) yang disebut-sebut sudah mendukung Erry yang saat ini juga menjabat Ketua DPW Partai NasDem Sumut. Dukungan resmi dikabarkan baru akan diberikan bulan depan bersamaan dengan deklarasi pasangan itu.
Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut, Irham Buana Nasution, mengklaim pasangan Erry-Ngogesa selalu unggul pada survei yang dilakukan 5 lembaga yang dipercaya Partai Golkar. "Keputusan kita mengusung Tengku Erry Nuradi-Ngogesa Sitepu didasarkan sejumlah faktor yang sangat rasional dan empiris," ucapnya.
Begitupun, sebelum deklarasi pasangan dilakukan, hal tak diduga dapat saja terjadi. Menurut Arifin, Erry-Ngogesa bisa "pecah kongsi", jika PDIP mendukung Erry dengan memberikan calon wakil gubernur lain yang dianggap lebih potensial dan menguntungkan.
Calon dari PDIP layak ditunggu, karena mereka pernah membuat kejutan pada Pilgub Sumut 2013. Di saat-saat akhir partai berlambang banteng moncong putih mengusung pasangan yang sebelumnya tidak diperhitungkan, Effendi Simbolon - Djumiran Abdi.
"Seandainya PDIP punya calon selain Erry atau Edy, perkiraan saya paling banyak ada tiga pasang calon dari partai politik," sebut Arifin.
baliho pilgub sumut ©2017 Merdeka.com/yan muhardiansyahPilgub Sumut juga dipercaya sangat dipengaruhi konstelasi politik di tingkat pusat. Kepentingannya berkaitan dengan Pileg dan Pilpres 2019. Tidak tertutup kemungkinan calon yang akan bertarung mewakili poros kuat di pusat.
Jika mengacu pada dua nama terkuat saat ini, boleh jadi masing-masing akan mengusung salah satunya jadi jagoan. Pertanyaannya, apakah PDIP juga akan mendukung Erry-Ngogesa? Apakah Edy akan didukung koalisi nasional Gerindra-PKS? Kita tunggu saja.
Edy bukannya tidak punya modal untuk maju sebagai calon gubernur Sumut. Dengan jabatan Pangkostrad dan sebagai mantan Pangdam I Bukit Barisan, jenderal bintang tiga ini dimungkinkan punya infrastruktur untuk sosialisasi dan mobilisasi hingga ke desa-desa.
Saat ini Edy juga menjabat Ketua PSSI. Bukan hanya peningkatan prestasi sepakbola nasional, banyak yang percaya popularitasnya akan meningkat jika mampu mendorong PSMS Medan kembali ke Liga 1.
Dukungan materi kalangan pengusaha pasti berperan. Sejak jauh hari Edy digadang-gadang akan berpasangan dengan pengusaha Musa Rajekshah. Pria yang akrab disapa Ijeck ini merupakan putra salah seorang pengusaha ternama di Sumut, H Anif. Jika pasangan ini benar terealisasi, dukungan materi tentunya bukanlah hal sulit bagi keduanya.
"Edy Rahmayadi ini juga punya keunggulan, karena dia selalu ditampilkan sebagai pribadi yang tegas. Saat ini banyak warga yang ingin sosok seperti itu untuk perubahan Sumut," jelas Arifin.
Namun modal Edy bakal sia-sia jika dia tidak didukung parpol. Belum ada yang secara resmi menyatakan dukungan.
Selain melalui dukungan parpol, memang terbuka kemungkinan pasangan maju dari jalur independent. Namun, jika pengumpulan dukungan tidak dilakukan sejak jauh hari, pasangan akan kesulitan memenuhi syarat minimal.
KPU Sumut menetapkan angka 764.578 sebagai syarat jumlah dukungan minimal. Anggota KPU Sumut, Benget Silitonga, mengatakan jumlah itu diperoleh dari penghitungan 7,5 persen dari DPT pemilu atau pemilihan terakhir sebesar 10.194.368. "Dukungan harus tersebar di minimal 17 kabupaten/kota se-Sumut," katanya.
Kesimpulannya, belum ada satu pasangan pun yang 100 persen dipastikan bertarung pada Pilgub Sumut, baik melalui parpol maupun jalur independen. Kita masih harus menunggu, boleh jadi hingga detik terakhir pendaftaran calon pada 8-10 Januari 2018.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Edy Ramayadi mengatakan, dia optimis memenangkan Pilgub Sumut melawan menantu Presiden Joko Widodo itu.
Baca SelengkapnyaEdy yang berpasangan dengan Hasan Basri Sagala didukung enam partai politik yakni PDIP, Hanura, Partai Ummat, Partai Gelora, Partai Buruh, dan PKN.
Baca SelengkapnyaSebelum menjadi juru gedor Timnas AMIN, Edy Rahmayadi diketahui bukan orang baru di kancah politik nasional.
Baca SelengkapnyaEdy yang berstatus petahana diperkirakan bakal diusung oleh PDIP dan PKS untuk bersaing dengan Bobby Nasution di Pilkada Sumut.
Baca SelengkapnyaMereka kompak menggunakan kemeja putih serta memakai peci warna hitam.
Baca SelengkapnyaEdy disebut bakal menjadi lawan sepadan bagi Bobby Nasution yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Baca SelengkapnyaBobby dikabarkan sudah mendapat restu dari Presiden Jokowi untuk berlaga di Pilgub 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaKesamaan visi itu didapatkan setelah Edy melakukan pembicaraan dengan Hasto selama dua jam.
Baca SelengkapnyaEdy mengatakan kedatangannya ke PKB sebagai bentuk optimistisme melawan Bobby di Pilgub Sumut.
Baca SelengkapnyaEdy mengatakan dirinya tak memiliki persiapan khusus untuk mengikuti fit and proper test.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota mengikuti penyelenggaraan Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaSoliditas itu nampak dari kekompakan anggota DPR RI dapil Sumut dan DPP PDI Perjuangan dalam menyiapkan dan mengeksekusi strategi pemenangan Edy.
Baca Selengkapnya