Fadel: Suara rakyat terkonsentrasi PDIP dan Gerindra, Golkar akan ketilep
Merdeka.com - Partai Golkar terancam tidak akan menjadi partai terbesar nomor dua, setelah Joko Widodo tidak memilih kadernya sebagai calon wakil presiden. Karena itu, internal partai harus segera mengambil langkah mengantisipasi berbagai kemungkinan.
"Bulan depan mau rapat yang kita putuskan, ya sudahlah ada tim yang mengurus (pemilihan) Presiden, ada tim yang mengurus pencitraan Golkar, karena kita terancam juga," kata Fadel Muhammad, Dewan Pembina Partai Golkar di sela gladi resik pengukuhan sebagai Guru Besar Universitas Brawijaya Malang, Selasa (21/8) petang.
Pilpres 2019, kata Fadel, dominan terlihat lebih pada dua poros partai yakni antara PDIP dan Gerindra, sementara Golkar akan tenggelam karena tidak ada kader yang menjadi capres maupun cawapres. Jika tidak diantisipasi jauh hari, suara rakyat Indonesia akan terkonsentrasi di dua partai tersebut.
-
Kenapa Golkar unggul dibanding Gerindra dan PDIP? 'Itu sebabnya Golkar menjadi satu-satunya partai di parlemen yang jumlah kursinya lebih banyak dibanding rival yang miliki suara lebih besar. Pada 2019 lalu kalahkan Gerindra dan sekarang potensial kalahkan PDIP,' tutur Dedi.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang diusung Golkar sebagai Cawapres Prabowo? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Logika politik, nanti suara rakyat akan terkonsentrasi di PDIP dan Gerindra. Golkar akan ketilep, karena kita tidak ada calon presiden. Wakil presiden juga tidak ada. Terancam Golkar tidak menjadi partai nomor dua," katanya.
Fadel juga yakin, bahwa tidak akan ada Jokowi efek ke partai di luar PDIP, apalagi ke Partai Golkar. "Nggak ada (Jokowi efek ke Golkar), nggak bisa ngangkat itu," tegasnya.
Fadel sendiri saat ini duduk sebagai anggota DPR RI dengan menempati posisi di Badan Kerjasama Internasional. Mantan Gubernur Gorontalo itu telah siap-siap untuk menjadi legislator melalui jalur DPD.
"Tapi berikutnya saya tidak di DPR lagi. Saya akan ke DPD," tegasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerindra sebagai penguasa di dapil itu memiliki 3 kursi DPR
Baca SelengkapnyaPPP dan Demokrat terancam kehilangan kursi di Kabupaten Bogor
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca SelengkapnyaMeutya optimis partainya dapat menduduki posisi Ketua DPR.
Baca SelengkapnyaPrabowo yang juga merupakan calon presiden (capres) tidak hanya mementingkan Gerindra.
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMeski berkoalisi di Pilpres, dalam urusan pilkada Gerindra dan Golkar punya kepentingan yang bertolak belakang.
Baca SelengkapnyaKoalisi gemuk ini diyakini akan mempersulit konfigurasi cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar Kabupaten Tangerang, tengah membangun komunikasi dengan parpol yang memiliki kursi di DPRD
Baca SelengkapnyaDedi menilai, pecah kongsi Golkar dan KIM utamanya karena memang tidak ada kepentingan Jokowi.
Baca SelengkapnyaTarget yang harus direalisasikan adalah memenangkan Piplres sekali putaran.
Baca SelengkapnyaPKB menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.
Baca Selengkapnya