Fadli Zon bandingkan elektabilitas Jokowi dengan Putin dan Duterte
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menanggapi hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tentang elektabilitas Capres jelang Pemilu 2019. Dia mengatakan, elektabilitas Jokowi termasuk rendah karena hanya mendapatkan 38,9 persen. Sebab, Jokowi adalah calon petahana.
Fadli membandingkan elektabilitas Jokowi dengan Presiden Vladimir Putin. Dia juga bandingkan Jokowi dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang memiliki eletabilitas mencapai 80 persen.
"Kalau pribadi saya itu rendah, menurut saya Putin saja bisa 70 persen elektabilitasnya 60-70 persen. Presiden Filipina Rodrigo Duterte 80 persen. 38,9 Persen itu kecil. Biasanya 50 persen elektabilitas. Artinya itu rendah dan masyarakat menginginkan pemimpin baru," kata Fadli Zon di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (6/10).
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Siapa yang menilai elektabilitas PSI? Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas menilai, kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai tersebut naik.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
Dia pun yakin ketua umum Gerindra, Prabowo Subianto yang elektabilitasnya hanya mendapatkan 12 persen versi SMRC, bisa mengungguli Jokowi. Dia juga menilai, Prabowo masih dibutuhkan oleh masyarakat.
"Yakin, harapan masyarakat masih tinggi," imbuh dia.
Diketahui sebelumnya, Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) membeberkan hasil survei menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Posisi Presiden Joko Widodo sebagai petahana berada di atas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dukungan untuk Jokowi pada September 2017 ini sebesar 38,9 persen dan Prabowo 12 persen. Nama-nama lain di bawah 2 persen. Dalam bentuk pertanyaan semi terbuka, dukungan kepada Jokowi sebesar 45,6 persen, disusul Prabowo 18,7 persen, SBY 3,9 persen. Nama-nama lain di bawah 2 persen.
"Dalam 3 tahun terakhir, bagaimanapun simulasinya, elektabilitas Jokowi cenderung naik, dan belum ada penantang cukup berarti selain Prabowo. Prabowo pun cenderung tidak mengalami kemajuan," ujar Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan dikutip dari www.saifulmujani.com, Kamis (5/10).
Penguatan dukungan publik pada Jokowi, kata Djayadi, paralel dengan tingkat kepuasan publik yang saat ini mencapai 68 persen atau menguat 1 persen dari survei sebelumnya.
Survei ini digelar pada 3-10 September 2017. Sampel berjumlah 1.220 dan dipilih secara acak (multistage random sampling). Margin of error dari survei sebesar +/- 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%. Quality control dipilih secara acak sebesar 20% dari total sampel. Populasi survei adalah WNI yang sudah memiliki hak pilih.
Berikut hasil elektabilitas capres versi survei SMRC:
1. Jokowi 38,9 persen
2. Prabowo 12 persen
3. Susilo Bambang Yudhoyono 1,6 persen
4. Anies Baswedan 0,9 persen
5. Basuki Tjahaja Purnama 0,8 persen
6. Jusuf Kalla 0,8 persen
7. Hary Tanoe 0,6 persen
8. Surya Paloh 0,3 persen
9. Agus Yudhoyono 0,3 persen
10. Ridwan Kamil 0,3 persen
11. Gatot Nurmantyo 0,3 persen
12. Mahfud MD 0,3 persen
13. Tuan Guru Bajang 0,2 persen
14. Chairul Tanjung 0,2 persen
15. Sri Mulyani 0,1 persen
16. Patrialis Akbar 0,1 persen
17. Megawati Soekarnoputri 0,1 persen
18. Soekarno 0,1 persen
19. Tommy Soeharto 0,1 persen
20. Gus Dur 0,1 persen
21. Wiranto 0,1 persen
22. Risma 0,1 persen
23. Tidak jawab/rahasia 41,9 persen
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaPergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaPSI hanya menarik 3 persen dari pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Ganjar Pranowo bersaing ketat dengan Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan ke depan, partai akan mengintensifkan sosialisasi Ganjar.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaElektabilitas menjadi topik yang santer dibicarakan mendekati Pilpres 2023.
Baca SelengkapnyaHasil survei terbaru dari tiga lembaga survei Indikator, Poltracking, dan Populi menunjukkan popularitas pasangan Prabowo-Gibran melampaui 40 persen.
Baca SelengkapnyaPenurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dinilai karena blunder gaya kampanye yang menyerang Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaPlt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono tetap yakin Ganjar Pranowo-Mahfud Md menang satu putaran meskipun saat ini elektabilitas mereka merosot.
Baca SelengkapnyaPoltracking mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran mengalahkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin dengan selisih suara yang besar.
Baca Selengkapnya