Fadli Zon: Di Era Medsos, Tidak Ada Monopoli Kebenaran dan Pencitraan
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menyatakan, wacana mendirikan markas Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno ke Jawa Tengah adalah strategi dari Gerindra. Menurutnya, hal ini sebagai bentuk penguatan Prabowo-Sandi di daerah tersebut.
"Karena salah satu battle ground politik tentu saja itu di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Tapi kita juga ingin memberikan penguatan di Jawa Tengah terutama meyakinkan masyarakat di sana tentang pentingnya perubahan," kata Fadli di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta (11/12).
Politisi Partai Geridra itu mengatakan, langkah ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan sebesar-besarnya di Jawa Tengah. Lebih tepatnya, jika nanti BPN dipindahkan atau penambahan posko-posko akan lebih memperkuat Prabowo-Sandi di Jawa Tengah dalam rangka mendekatkan komunikasi dengan masyarakat.
-
Siapa yang percaya diri Prabowo Subianto menang di Jember? Emil Erlestianto Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Partai Demokrat Jawa Timur, percaya diri pasangan calon (Paslon) Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumi Raka akan menang tebal di Jember Jawa Timur.
-
Siapa yang menang di Jawa Tengah? Prabowo-Gibran meraih 53,07 persen suara di Jawa Tengah, adapun Ganjar-Mahfud 34,34 persen.
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Bagaimana Komdigi jamin informasi Pilkada akurat? Untuk menciptakan suasana Pilkada yang damai dan kondusif, Kementerian Komdigi berupaya memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang tepat.
-
Kenapa Pramono yakin menang Pilgub Jakarta? ‘Kalau mau maju pasti yakin, saya fighter (petarung) saya yakin (menang)!' tegas pria karib disapa Pram ini.
-
Mengapa Pemilu 2024 di Jakarta Timur lebih lancar? 'Jadi, tahun 2019 itu kami dua kali terima surat teguran, tetapi tahun 2024 ini, tidak. Proses tahapan pemilu di Jakarta Timur, selesai tepat waktu. Semua berjalan lancar,' ujar Tedi.
Fadli yakin akan memenangkan suara di Jawa Tengah karena dirinya menilai masyarakat Indonesia semakin rasional. Hal itu disampaikan karena di era digital saat ini informasi bisa didapat lebih cepat dan tidak ada monopoli pencitraan.
"Di era sosmed sekarang mereka mendapat informasi lebih cepat, bisa lebih variatif, tidak ada monopoli kebenaran, tidak ada monopoli pencitraan. Jadi menurut saya peluang yang besar bagi kontestasi demokrasi kita, baik pileg dan pilpres," ungkapnya.
Fadli mengatakan, di pilkada kemarin, yang logistiknya apa adanya dapat meraih 41 persen. Sehingga dia yakin di pilpres bisa melampaui 50 persen.
Sebelumnya, Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Sudirman Said mengungkapkan hasil Pilgub Jateng 2018 memperoleh 41,23 persen yang disampaikannya saat meresmikan Posko Relawan Prabowo-Sandi di Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Sabtu (8/12).
Mantan Menteri ESDM itu menambahkan bahwa Pilpres 2014 Prabowo kalah enam juta suara yang didulang Jokowi dari Jateng. Sehingga dia yakin capres nomor urut 02 akan menang jika menjaga presentase seperti Pilgub Jateng.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini juga membuat media konvensional memiliki redaksi menjadi terdesak, sebab semua orang dapat melaporkan dan mendapatkan informasi melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaBanyak perusahaan yang masih mengandalkan TV sebagai media iklan.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku mendapat serangan isu SARA. Dedi tidak terlalu memikirkannya karena yakin menang.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Fadli Zon menilai masalah orde baru sudah selesai.
Baca SelengkapnyaPola setiap generasi dalam mengonsumsi jenis siaran favorit berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaMengajak masyarakat khususnya para pemilih pemula untuk tidak mudah percaya dengan informasi hoaks
Baca SelengkapnyaHoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Baca SelengkapnyaPegiat Mafindo Niken Setyawati berharap berita palsu dapat diminimalisasi mengingat calon-calon peserta pilkada kali ini jauh dari kontroversi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaCapres dan cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD bertekad mempercepat pembangunan sistem digital nasional.
Baca SelengkapnyaJika sebelumnya begitu kencang hembusan politik identitas, sekarang isunya bergeser menjadi oligarki dan dinasti politik.
Baca Selengkapnya