Fadli Zon sebut Bulog kesulitan simpan beras impor karena terlalu banyak
Merdeka.com - Pemerintah dinilai tak memiliki strategi jitu mengatasi nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Pemerintah juga dituding tak serius menangani hal tersebut.
"Pelemahan rupiah menunjukkan bahwa kita tidak mempunyai kekuatan untuk menghentikan ini, dan tidak ada strategi yang serius untuk menghentikan laju depresiasi rupiah," ucap Wakil Ketua DPR, Fadli Zon usai menutup World Parlianmentary Forum On Sustanible Devolopment (WFSD) yang ke-2, bertempat di The Patra Bali Hotel, Badung, Bali, Kamis (13/9) sore.
Fadli Zon, juga menyampaikan bahwa persoalan melemahnya rupiah sangatlah serius. Karena ia beranggapan akan memicu krisis dalam negeri.
-
Bagaimana Pertamina mengoptimalkan pembelian dolar AS? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
-
Kenapa Redenominasi Rupiah belum diterapkan? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Kenapa Pertamina harus membeli dolar? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dollar dengan tepatguna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Bagaimana Pertamina membeli dolar? 'Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dollar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan, Bukan memborong, intinya adalah jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dollar saat ini.'
"Menurut saya ini persoalan serius, karena pelemahan rupiah terkait dengan awal sebuah krisis. Karena komponen-komponen impor akan naik dan ini menyebabkan barang-barang dan komunitas juga akan naik jadi jangan dianggap enteng itu," imbuhnya.
Untuk mengatasi melemahnya rupiah, Fadli Zon menyarankan pemerintah untuk menghentikan impor yang dilakukan pemerintah selama ini.
"Sebenarnya salah satu yang sangat penting itu menghentikan impor. Jangan dilakukan oleh pemerintah sendiri. Misalnya impor beras, impor gula itu kan cukup besar. Padahal kita tahu, beras kita cukup, gula kita cukup. Tapi kenapa kita melakukan impor secara besar-besaran. Seperti yang menjadi kritik oleh saudara Rizal Ramli," ungkapnya.
Menurut Fadli Zon, jika pemerintah masih melakukan impor beras hal itu sangat tidak beralasan. Karena dirinya mengaku perna mengecek langsung ke Bulog. Dia pun mendapatkan informasi langsung dari Kepala Bulog Budi Waseso.
"Itu tidak beralasan, saya sudah cek juga kepada Bulog. Sebetulnya beras kita cukup dan cadangan kita cukup. Bahkan dengan datangnya beras impor ini sulit menaruh beras, karena sudah kehabisan tempat. Sampai Bulog menyewa tempat-tempat hanggar pesawat dan sebagainya itu informasi yang saya terima langsung dari Kepala Bulog," katanya.
Menurut Fadli Zon, tentang impor tersebut harus dipertanyakan pada pemerintah dan menurutnya hal tersebut suatu kebijakan yang aneh.
"Ini yang harus kita pertanyakan dan ini suatu kebijakan yang aneh. Pasti menurut saya ada pihak-pihak yang diuntungkan. Impor beras harus di setop, karena ini menurut saya mengkhianati petani. Petani mau panen dan mau menikmati insentif harga, justru pemerintah melakukan impor beras yang menjatuhkan harga di petani," jelasnya.
"Jadi maksud dan tujuan dari impor ini bertentangan dengan pemerintah yang menginginkan kedaulatan pangan. Jauh sekali, semua komponen yang kita tidak perlukan termasuk gula, garam dan lain-lain. Kalau kita bisa melakukan sendiri, kenapa kita harus melakukan impor," pungkas Fadli Zon.
Diketahui, Pemerintah kembali mengeluarkan izin impor beras bagi Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sebesar 1 juta ton pada pertengahan tahun ini.
Izin impor ini merupakan ketiga kalinya setelah sebelumnya pemerintah secara berturut-turut mengeluarkan izin impor beras sebesar 500 ribu, sebanyak dua kali kepada Bulog.
"Tahap 3 sudah. Kemarin 1 juta ton. Jadi 2 juta ton secara keseluruhan di tahun ini," ujar Direktur Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan di Jakarta, Senin (20/8).
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perhitungan asumsi dolar dalam perhitungan biaya Bulog menggunakan asumsi dasar Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaPanen raya padi dalam negeri tengah berlangsung hingga April 2024, sehingga ketersediaan beras nasional dipastikan melimpah.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaBahan baku makanan minuman masih didominasi oleh impor dari luar negeri, sehingga hal itu memberikan efek terhadap Industri tersebut.
Baca SelengkapnyaUchok meyakini ketersedian stok beras di dalam negeri cukup tanpa harus melakukan impor.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi tetap mewanti-wanti keamanan stok beras dalam negeri, meski inflasi masih cenderung terjaga.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diyakini karena kebijakan antar instansi perihal pengimporan beras tidak sinkron.
Baca SelengkapnyaBayu menegaskan tidak ada alasan bansos pangan menyebabkan stok beras di ritel modern menjadi lebih sulit.
Baca SelengkapnyaAlasannya, ketersediaan beras premium khususnya kemasan kecil sangat terbatas.
Baca Selengkapnya"Hingga saya ingin pastikan beras yang ada di sini ada tersedia, jumlahnya cukup dan saya melihat melimpah," sambungnya.
Baca SelengkapnyaBudi merasa target impor beras sampai akhir tahun sebanyak 1,5 juta ton sulit terwujud.
Baca Selengkapnya