Fahri Hamzah minta Jokowi-JK tak perlu takut dengan Pansus Freeport
Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggulirkan pembentukan Pansus Freeport. Hal ini guna menelisik lebih dalam soal sepak terjang Freeport, termasuk kasus perpanjangan kontrak yang belakangan melibatkan mantan Ketua DPR Setya Novanto dan juragan minyak Muhammad Riza Chalid.
Fahri meminta para petinggi partai komitmen membongkar operasi tambang Freeport di Papua demi kesejahteraan rakyat Indonesia khususnya warga Papua. Menurut dia, investigasi Freeport penting dilakukan oleh Pansus nantinya.
"DPR harus mau mendengar apa yang dikehendaki oleh kelompok masyarakat sipil agar melakukan investigasi terhadap Freeport dilakukan secara terbuka transparan dan sungguh-sungguh. Agar tidak ada lagi masalah di masa depan hampir 50 tahun melakukan operasi tambang di Papua," kata Fahri di Jakarta, Kamis (24/12).
-
Siapa yang mendukung Kak Feri? Menyikapi hal tersebut, Feri memberikan pengertian serta membuktikan keseriusannya memilih jalan sebagai pendongeng. Lambat laun kedua orang tuanya pun merestui langkah putra pertamanya itu.
-
Siapa yang mendukung Firmansyah? 'Saya terlahir dari keluarga miskin, jadinya mental sudah diasah oleh kedua orang tua saya. Tapi saya juga memiliki tekad untuk mengubah nasib keluarga, jadinya setelah lulus SMA mau langsung kuliah,' kata Firman.
-
Kenapa Firli digugat? Ia pun menggugat Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto. Dalam gugatan ini, pemohonnya adalah Ketua KPK Firli Bahuri yang diwakilkan oleh penasihat hukumnya, Ian Iskandar dan kawan-kawan.
-
Dukungan apa yang diberikan? Dalam kesempatan itu, para relawan memainkan lakon berjudul 'Gatotkaca Wisuda' dengan harapan Ganjar bisa memenangi Pilpres 2024.
-
Apa yang Firli gugat? Dalam gugatannya Firli tidak terima menyandang status tersangka dalam kasus dugaan pemerasaan.
-
Mengapa suami Farida curiga? 'Saat itu suaminya Farida ini menyampaikan kalau ada ular besar ditemukan saat dia mencari istrinya. Dia curiga istrinya dimakan ular piton,' ujarnya kepada wartawan.
Fahri pun meminta kepada Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (JK) untuk mendukung dibentuknya Pansus Freeport. Dia menyarankan kepada Jokowi-JK agar tidak takut dengan pembentukan Pansus Freeport ini.
"Presiden dan wapres tidak perlu takut dengan Pansus angket Freeport. Sebab justru ini akan mempermudah langkah-langkah yang harus diambil oleh Presiden Jokowi dan Wapres JK dalam persiapkan transisi pengelolaan tambang Freeport dari pihak Amerika kepada Indonesia," terang Politikus PKS ini.
Fahri justru melihat kecurigaan akan datang dari masyarakat jika Jokowi tak mendukung dibentuknya Pansus Freeport. Menurut dia, tambang dan kekayaan alam di Indonesia sudah selayaknya dikelola dan dimanfaatkan oleh Indonesia demi kepentingan rakyat.
"Kalau tidak mendukung bisa datangkan kecurigaan publik, karena nama presiden dan wapres mulai beredar seolah terlibat di dalam proses perpanjangan Freeport. Untuk menghindari fitnah itu maka jalan terbaik adalah mendukung Pansus Freeport," tegas dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar mengaku tak gentar dengan ancaman Fahri tersebut
Baca SelengkapnyaGanjar meminta Pemilu dilakukan dengan adu gagasan dan program.
Baca SelengkapnyaFahri pun mengajak semua elemen bangsa untuk berkepala dingin dan fokus memilih dengan pertimbangan jauh ke depan.
Baca SelengkapnyaMenurut Undang-Undang dan sistem pemerintahan RI, seorang gubernur adalah kepanjangan dari presiden alias pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaGanjar menilai fahri sengaja menebar ketakutan. seharusnya pemilu adu gagasan bukan main ancam.
Baca SelengkapnyaAnies mengaku tidak level menjawab tuduhan Fahri Hamzah.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kritiyanto mengaku sudah sejak lama memprediksi jika Presiden Jokowi akan kampanye dan memihak satu Capres.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, seharusnya Presiden Jokowi berjanji di hadapan rakyat.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, kabar tersebut tidak perlu ditanyakan padanya.
Baca SelengkapnyaMenurut Fahri, bila ditarik ke belakang bahwa apa yang terjadi pada saat Pemilu 2014 dan 2019 merupakan sebuah kepingan ekstrem dalam konfigurasi pemilih.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, semua pihak juga harus bersyukur sekarang, karena ketegangan seperti ini tidak terlalu besar.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, pejabat negara sebaiknya tidak lagi membagi-bagikan bansos.
Baca Selengkapnya