Fahri Hamzah Prediksi Pemilu Serentak Gagal, Masyarakat Fokus Capres Ketimbang Caleg
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, menilai pelaksanaan Pemilu serentak 2019 telah gagal. Dia memprediksi bahwa masyarakat pada 17 April nanti hanya akan mencoblos pasangan capres-cawapres sementara calon anggota legislatif diabaikan.
"Sebab jelas sekarang ini secara kasat mata pileg pilpres secara bersamaan ini gagal terutama bagi pilegnya gitu," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/4).
"Ada dugaan saya malah orang tuh jadinya cuma milih presiden. Calegnya dia males saja. Kan itu ada itu ada lima kartu (surat suara) yakan. Bisa bisa begitu karena kan orang 'apa pentingnya gitu kan'," sambungnya.
-
Mengapa pemilu 2019 penting? Pemilu 2019 menjadi pemilu dengan jumlah pemilih terbanyak dalam sejarah Indonesia.
-
Kenapa Pilkada 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Apa yang dipilih di pemilu 2019? Pemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia. Dalam pertarungan presiden, terdapat dua pasangan calon utama, yaitu Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin, dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
-
Siapa yang berpengaruh terhadap partisipasi pemilih? Partisipasi masyarakat dalam Pemilu juga dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap penyelenggara Pemilu dan kontestan.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
Menurut Fahri, beralihnya pandangan masyarakat terhadap Pemilihan Legislatif disebabkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terlalu sibuk kepada Pilpres. Sehingga, masyarakat berpikir Pilpres lebih utama ketimbang caleg.
"Sehingga begitu masuk kepada masa kampanye intensif, orang fokus dong kepada presiden. Orang presiden memang lebih berfungsi kok daripada sistem presidensil," ucapnya.
"Seperti kita sekarang ini kan presidennya lebih berfungsi anggota DPRnya malah ada tidur aja ga ketahuan ada kok. Maka orang akhirnya fokus ke situ (Pilpres)," lanjut Fahri.
Maka dari itu, Inisiator Organisasi Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) ini meminta KPU segera mewaspadai adanya potensi pengabaian masyarakat kepada Pileg. Menurutnya, pihak penyelenggara mesti melakukan evaluasi secara menyeluruh.
"Jadi kalau saya sih harusnya dibikin sekuen saja kayak dulu tetapi sistemnya tuh dibikin distrik supaya masyarakat lebih mengerti," tuturnya.
"Harus diwaspadai efek itu sehingga betul-betul itu tak sia sia gitu dan berharap sekali saya kira ini harus di evaluasi secara mendasar," tandas Politikus PKS itu.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
DPR tengah mencermati implikasi penyelenggaraan Pilkada serentak 2024 dengan rendahnya tingkat partisipasi politik warga dalam menggunakan hak suaranya.
Baca SelengkapnyaKPU RI membeberkan partisipasi masyarakat pada Pilkada 2024 hanya 68 persen.
Baca SelengkapnyaAHY mendukung Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dipisah pada 2029.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut yang dapat menentukan hasil Pilkada adalah strategi pemenangan, dukungan logistik, jaringan sosial, dan beberapa hal lain.
Baca Selengkapnya"Sepertinya para penyelenggara Pemilu lebih menitikberatkan pada pemilihan presiden," kata SBY.
Baca SelengkapnyaAdanya treshold selama ini menyebabkan antara pilihan rakyat dan calon.
Baca SelengkapnyaGanjar menambahkan, siapa pun boleh berpendapat terkait Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaWaketum NasDem Ingatkan Fahri Hamzah untuk tidak terburu-buru menjadi menteri
Baca SelengkapnyaSalah satu penyebab rendahnya partisipasi karena kejenuhan masyarakat akibat jadwal pemilu yang terlalu berdekatan.
Baca SelengkapnyaDebat diyakini tidak bakal banyak mengubah peta elektabilitas para calon presiden.
Baca SelengkapnyaGanjar menilai fahri sengaja menebar ketakutan. seharusnya pemilu adu gagasan bukan main ancam.
Baca SelengkapnyaAngka partisipasi pemilih hanya tercapai 71,92 persen dari target 75 persen.
Baca Selengkapnya