Fahri Hamzah sebut Jokowi rugi jika tak segera atasi kasus korupsi
Merdeka.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah beranggapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan rugi jika tidak segera mengambil tindakan mengatasi maraknya kasus korupsi di Indonesia. Sebab, kata Fahri, akan banyak negara yang enggan berinvestasi ke Indonesia karena.
"Dalam enam bulan, enam orang ditangkap (karena korupsi) terus ke mana-mana kita bilang investasi ke Indonesia tapi kata orang gua denger di situ ketangkep karena mencuri. Masak saya taruh duit disitu. Terus yang rugi siapa? Presiden," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (19/9).
Menurutnya hal ini akan membuat perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Serta akan membuat utang Indonesia semakin membengkak.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa kerugian negara akibat korupsi Bansos Jokowi? 'Kerugian sementara Rp125 milyar,' pungkasnya.
-
Siapa menteri Jokowi yang terlibat korupsi? Para Menteri Jokowi yang Terjerat Kasus Korupsi Dua periode pemerintahan Presiden Jokowi setidaknya ada bebarapa menteri yang terjerat kasus korupsi.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
"Kalau investasi turun pasti sangat berhubungan perekonomian yang melambat. Kemudian kalau investasi melambat, kita mencari uang di tempat lain," ujarnya.
"Kadang-kadang untuk mencari uang menutupi investasi yang tidak dilakukan swasta, akhirnya BUMN kita suntik PMN. PMN itu diambil dari APBN dan porsi kepentingan lain itu menghilang. Kemudian, nanti pemerintah jual surat utang dan utang kita meningkat. Berbahaya lagi karena tidak punya uang, subsidi rakyat dicabut," tambahnya.
Dia-pun kembali meminta Presiden terhadap pemberantasan korupsi. Tidak hanya itu kini ia juga meminta mantan Gubernur DKI Jakarta itu bertanggungjawab jika penurunan ekonomi karena korupsi memang benar terjadi.
"Bertanggungjawab dong. Masak negara ini diteriakin maling Presiden engga bertanggung jawab. Maka temuan pansus ini membuka cakrawala lain yang saya sudah ungkap berkali," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meyakini hal ini dapat memberikan efek jera untuk para koruptor dan mengembalikan kerugian negara.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, saat ini korupsi semakin canggih dan kompleks, serta menggunakan teknologi mutakhir.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut hingga saat ini masih marak kasus korupsi ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMahfud mengakui, target pertumbuhan ekonomi 7 persen sangat mungkin bisa dicapai, dan akan menjadi rekor baru nantinya.
Baca SelengkapnyaPerlu ada evaluasi total karena banyak perjabat Indonesia yang terjerat korupsi
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan pemerintah telah mendesak agar RUU tersebut segera diketok di DPR
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan, Presiden Jokowi tidak memiliki political will tentang penegakan hukum.
Baca SelengkapnyaSoal kebocoran-kebocoran anggaran kembali disinggung Prabowo dalam pidato perdananya usai dilantik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih ada pemilik usaha yang takut dikejar pajak
Baca SelengkapnyaWapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaKorupsi yang masih merajalela sudah mencoreng nama Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberi sambutan saat groundbreaking Hotel Nusantara, Penajam Paser Utara, Kamis (21/9)
Baca Selengkapnya