Fahri Hamzah: Sepanjang sejarah RI, penegakan hukum paling buruk sekarang
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai, selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) penegakan hukum paling tidak adil. Dia mengatakan, berbagai persoalan memuncak sejak Jokowi memerintah, dan Jokowi seakan tidak bertanggung jawab atas hal tersebut.
"Sekarang ini tidak beres tebang pilih hukum, saya kira sepanjang sejarah republik, penegakan hukum paling buruk ini sekarang. Yang namanya tebang pilih, mengaburkan fakta, persekusi, kriminalisasi, ini puncak-puncaknya dan presiden tidak merasa ini kewajiban dia," ujar Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (29/10).
Fahri menyoroti janji kerja Jokowi dan Ma'ruf Amin yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi untuk 5 tahun ke depan bila terpilih lagi. Menurutnya kasus korupsi yang ada saat ini, Jokowi masih belum mampu menyelesaikannya.
-
Siapa menteri Jokowi yang terlibat korupsi? Para Menteri Jokowi yang Terjerat Kasus Korupsi Dua periode pemerintahan Presiden Jokowi setidaknya ada bebarapa menteri yang terjerat kasus korupsi.
-
Kasus korupsi apa yang dilakukan menteri Jokowi? Mantan Menpora Imam Nahrawi Terbukti menerima suap penyaluran pembiayaan dengan skema bantuan pemerintah melalui Kemenpora pada KONI Tahun Anggaran (TA) 2018
-
Apa yang dibahas Jokowi dan Raffi? Di tengah makan siang, Raffi melempar pertanyaan candaan kepada Jokowi.
-
Bagaimana persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi? Survei Indikator menunjukkan bahwa responden menilai kondisi pemberantasan korupsi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) buruk, dengan jumlah persentase sebesar 32,7 persen.
-
Kapan menteri Jokowi korupsi? Ia pun divonis 3 tahun penjara oleh majelis hakim Tipikor Jakarta.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
"Sekarang ini tiap minggu orang bupati ditangkap, tadi saya lihat ada pernyataan presiden Jokowi mempersiapkan strategi pemberantasan korupsi lima tahun ke depan. Lah ini yang sekarang gimana, jadi saya khawatir mending kita berhenti aja demonstrasi mending kita banyak doa aja," kata dia.
Menurut dia, apabila kasus korupsi menjerat pejabat yang memiliki kedekatan dengan pemerintah yang berkusa kasusnya seakan tidak pernah terdengar dan diselidiki.
"Tapi begitu ada keluarga yang dekat dengan kekuasaan, ada orang yang keluarga penguasa tiba-tiba hilang beritanya dan tidak ada prosesnya, berhenti," tandasnya.
"Bohong itu jujur gaya baru zaman sekarang," tutup dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud mengatakan, Presiden Jokowi tidak memiliki political will tentang penegakan hukum.
Baca SelengkapnyaPerlu ada evaluasi total karena banyak perjabat Indonesia yang terjerat korupsi
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, saat ini korupsi semakin canggih dan kompleks, serta menggunakan teknologi mutakhir.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai permintaan maaf Presiden Jokowi di akhir masa jabatannya wajar saja
Baca SelengkapnyaKorupsi yang masih merajalela sudah mencoreng nama Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut hingga saat ini masih marak kasus korupsi ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaGanjar menyebut jeblok dan memberikan rapor lima kepada Jokowi soal penegakan hukum dan HAM.
Baca SelengkapnyaGanjar sebelumnya memberikan nilai 5 terhadap penegakan hukum saat ini.
Baca SelengkapnyaPolitisi muda yang karib disapa Uki ini menambahkan doa agar Jokowi dan Mahfud MD untuk selalu sehat agar dapat merespons kritik Ganjar dengan kinerja.
Baca SelengkapnyaMPR Yakin Masyarakat Memaafkan Jokowi, Tapi Perlu Ungkap Janji yang Sudah Ditepati dan Belum
Baca SelengkapnyaSalim Segaf menilai, rakyat membutuhkan perubahan.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Yasonna menanggapi rapor merah yang diberikan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo terhadap penegakan hukum dan HAM di era Presiden Joko Widodo
Baca Selengkapnya