Fahri Hamzah soal PJ Gubernur: Masa jutaan birokrat enggak punya kemampuan?
Merdeka.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah mengatakan alasan pemerintah menunjuk dua perwira tinggi menjadi Penjabat (PJ) Gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara untuk mencegah konflik saat Pilkada berlawanan dengan kecemasan publik dan partai politik. Publik dan partai politik akan menaruh curiga polisi tidak netral saat Pilkada berlangsung.
Fahri memberikan beberapa opsi kepada pemerintah untuk mengatasi kecurigaan publik tersebut. Pertama, pemerintah harus memberikan penjelasan secara komprehensif terkait dasar hukum serta tidak ada pelanggaran undang-undang dalam penunjukan dua pati Polri menjadi PJ Gubernur.
"Pemerintah harus datang dengan penjelasan yang komprehensif, betul tidak enggak ada pelanggaran undang-undang," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (27/1).
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Bagaimana Polri tingkatkan kepercayaan publik? Sebelumya Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho mengatakan, bahwa kepercayaan publik terhadap Polri meningkat karena transformasi Polri melalui program Presisi (prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan) yang digagas oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
-
Bagaimana cara mengatasi kontroversi penggeledahan? Untuk mengatasi masalah ini, tahap kedua menerapkan protokol yang lebih ketat, mengharuskan para kandidat untuk tiba setidaknya satu setengah jam lebih awal untuk pemeriksaan menyeluruh sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP) yang baru.
-
Bagaimana DPR mendorong Polri untuk menuntaskan kasus FP? Selanjutnya, Sahroni terus mendorong Polri agar menuntaskan kasus ini dengan menangkap pelaku utama, yaitu FP.
-
Bagaimana Ganjar-Mahfud ingin wujudkan kemudahan hukum? Ganjar menjelaskan, keinginan dan harapan tersebut bisa diwujudkan dengan adanya izin yang dibuat pemerintah. Dia pun mengaku siap melakukan hal itu dengan prinsip 'Tuanku ya Rakyat' demi kemajuan bisnis pelaku UMKM.'Seluruh perizinan itu kalau ada hukumnya pasti mudah, penegakannya jalan, mereka akan senang, karena mereka akan menjalankan usahanya dengan nyaman,' ucap Ganjar.
-
Bagaimana Ganjar Pranowo akan memperbaiki hukum di Indonesia? Mulai dari, memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengembalikan khitah KPK yang bebas intervensi, hingga memastikan penempatan personil-personil penting dalam jabatan di bidang hukum tersaring.
Usulan kedua, kata Fahri, pemerintah harus melindungi TNI-Polri dari segala tuduhan bakal melakukan intervensi dalam Pilkada dan Pemilu 2019.
Sebab, penugasan menjadi PJ Gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara bukan keinginan dari Polri dan TNI tetapi mandat dari Presiden Jokowi melalui Menteri Dalam Negeri.
"Jadi ini harus dilindungi. Jangan lupa dalam transisi kita ini, kita sudah melindungi Polri dan TNI, dari tuduhan tidak netral, terutama dalam pemilu," ujarnya.
Fahri menuturkan, usulan selanjutnya adalah pemerintah harus menjamin institusi TNI dan Polri bisa netral saat Pilkada.
"Yang terakhir saya kira harus ada jaminan dari institusi Polri dan TNI untuk tidak terlibat. Sehingga antara Plt kalau benar-benar terpaksa diambil dengan Pemdanya itu dibikin jarak begitu. Bahwa di antara mereka tidak ada komando apa-apa," tambahnya.
Untuk mengakhiri polemik ini, Fahri mengusulkan agar pemerintah menunjuk dari pejabat pemerintah daerah atau pejabat madya dari kementerian.
"Masa di antara itu jutaan birokrat atau puluhan atau ribuanlah yang sekarang pada level itu enggak punya kemampuan untuk mengendalikan dan mengomando daerah gitu loh. Ambil aja dari kementerian-kementerian pejabat eselon satu yang kira kira memiliki kemampuan manajerial yang bagus," ujarnya.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan diusulkannya dua nama perwira tinggi Polri sebagai penjabat Gubernur Jawa Barat dan Gubernur Sumatera Utara tak melanggar aturan.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertanyaan itu dilontarkan anggota Komisi II Fraksi PDI Perjuangan Komarudin Watubun saat rapat di Komisi II DPR, Jakarta, Selasa (31/10) malam.
Baca SelengkapnyaFahri pun menyamakan Prabowo dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri India Narendra Modi
Baca SelengkapnyaGembong juga menyoroti kebijakan Heru mengenai slogan baru Jakarta yang diluncurkannya.
Baca SelengkapnyaIa mengingatkan kepala daerah agar mampu melayani masyarakat dengan baik dan mempermudah sejumlah peraturan.
Baca SelengkapnyaFahri pun mengajak semua elemen bangsa untuk berkepala dingin dan fokus memilih dengan pertimbangan jauh ke depan.
Baca SelengkapnyaDasco menilai, pernyataan Hashim bukan sebagai bentuk calon menter
Baca SelengkapnyaMenurut Awiek, partai politik juga memiliki banyak orang yang profesional.
Baca SelengkapnyaUsulan gubernur dan wakil gubernur Jakarta ditunjuk oleh Presiden usai tak menjadi ibu kota diatur dalam Rancangan Undang-undang Daerah Kekhususan Jakarta.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman menyindir perlu adanya Panja Netralitas BIN usai beredar pakta integritas dukungan Pj Bupati Sorong ke Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaKabarnya, mereka yang dipanggil Prabowo hari ini akan menempati posisi wakil menteri dan kepala lembaga.
Baca SelengkapnyaMargarito menilai keterlibatan penjabat kepala daerah memenangkan Prabowo-Gibran perlu dibuktikan secara hukum.
Baca SelengkapnyaWaketum NasDem Ingatkan Fahri Hamzah untuk tidak terburu-buru menjadi menteri
Baca Selengkapnya