Faktor-faktor ini jadi penentu kemenangan Emil-Uu di Pilgub Jabar
Merdeka.com - Pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum hampir dipastikan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat baru. Hal ini menyusul hasil hitung cepat berbagai lembaga survei yang menempatkan Ridwan Kamil-Uu di posisi teratas dibandingkan 3 pesaingnya.
Contohnya, hasil hitung cepat lembaga survei SMRC. Ridwan-Uu memperoleh 32,26 persen disusul pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu dengan 29,58. Diurutan ketiga, ada pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi mendapatkan 25,38 persen. Kemudian di urutan buncit, ada TB Hasanuddin dan Anton Charliyan dengan perolehan 12,77 persen.
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universiras Padjadjaran, Bandung, Muradi mengungkapkan 4 faktor yang membuat Emil-Uu memenangi pertarungan di Pilgub Jabar. Faktor pertama, Emil-Uu dianggap sangat mengenal karakter pemilihnya.
-
Bagaimana Ridwan Kamil mengkampanyekan dirinya di Pilkada DKI Jakarta? 'Saya akan sosialisasikan dan membantu Pak Ridwan Kamil menjadi gubernur. Saat mengemudikan angkot, saya akan mengajak penumpang untuk memilih nomor 1, pasangan RIDO,' tuturnya.
-
Siapa yang diusulkan untuk Pilkada? Dalam Pilkada 2005, calon kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik.
-
Siapa yang diusung Partai Nasdem untuk Pilgub Jabar? Anak Presiden ke-3 ini diusung oleh Partai NasDem.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Apa yang membuat elektabilitas Ridwan Kamil tinggi? Pernah menjabat wali kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
Dalam mendekati pemilih, kata Muradi, Emil-Uu cukup serius. Pasangan yang diusung PPP, NasDem dan PKB serta Hanura ini menawarkan visi, misi serta program-program kreatif kepada pemilih. Jualan capaian kinerja apik Emil membangun Bandung ternyata juga menjadi magnet bagi warga untuk memilihnya.
"Saya kira yang lebih serius, lebih bisa mendekatkan pemilih. MIsalnya merasa dipimpin oleh Emil karena dia kreatif punya visi dan sebagainya. Dianggap ingin juga di merasakan ingin dibangun seperti di Bandung," kata Muradi saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (27/6).
Faktor usia, menurutnya, juga menjadi alasan warga Jabar memilih Emil-Uu. Usia keduanya yang lebih muda dibanding 3 pesaingnya, dikemas dengan gagasan dan ide kreatif sukses menarik suara generasi milenial di Jabar. Terakhir, masifnya pemanfaatan sosial media selama masa kampanye.
"Ada faktor usia mereka berdua lebih muda dari calon-calon lain. Dia punya visi yang bisa lebih diterima anak-anak muda," ungkapnya.
Di detik-detik akhir jelang pencoblosan, pasangan Sudrajat-Syaikhu (Asyik) mencuri perhatian banyak pihak karena elektabilitasnya meroket. Muradi menganalisis, melonjaknya elektabilitas karena gencarnya serangan udara dari tim pemenangan, terutama isu-isu menyangkut pemimpin muslim dan LGBT.
"Dia kerjakan serangan udara yang masif dihajar terus menerus soal pemimpin muslim," ungkapnya.
Isu-isu yang diangkat itu menyebabkan ceruk pemilih Emil-Uu berpindah haluan mendukung Asyik. Bahkan, sejumlah daerah di Jabar yang menjadi lumbung suara Emil-Uu berhasil direbut Asyik.
"Pemilih di Bandung kemudian di metropolitan larinya suara ke Asyik. Padahal sebelumnya di survei lumbungnya RK," ucap Muradi.
Muradi menambahkan, analisis terakhir naiknya elektabilitas pasangan Asyik karena kerja keras mesin partai-partai pendukungnya, yakni Gerindra dan PKS.
Disinggung soal pengaruh Prabowo efek dan kampanye 2019 ganti Presiden terhadap suara Asyik, Muradi menyebut dua hal tersebut berpengaruh, tetapi tidak terlalu signifikan.
"Karena kerja mesin politik bekerja. Di Bandung anak muda yang hijrah itu fans Emil akhirnya kemudian memilih Asyik," tandasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erwan merupakan putra sulung Umuh Muchtar, pemilik Persib Bandung. Berdasarkan simulasi, pasangan Dedi Mulyadi-Erwan ini memiliki elektabilitas tinggi di Jabar.
Baca SelengkapnyaIndikator merilis elektabilitas Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak menembus 61,2 persen.
Baca SelengkapnyaDukungan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Dedi Mulyani dan Erwan Setiawan dalam pilkada mendatang
Baca SelengkapnyaEdy yakin pasangan calon presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar bisa menang di Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaEman diyakini mampu membawa perubahan besar bagi Majalengka.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil memperoleh angka tertinggi jika dipasangkan dengan tokoh manapun dalam survei Pilgub Jabar.
Baca SelengkapnyaGubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku bersyukur dirinya disebut memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik mencatat elektabilitas pasangan calon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan paling tinggi di antara paslon lain dengan perolehan 71,5 persen.
Baca SelengkapnyaEman Suherman mendapat dukungan untuk maju dalam Pilkada Majalengka 2024.
Baca SelengkapnyaPara caleg partai pendukung Ganjar-Mahfud juga akan berjuang meraih suara di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA membeberkan sejumlah faktor kemenangan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan di Pilkada Jabar.
Baca SelengkapnyaElektabilitas mereka unggul di berbagai kelompok umur dan kelas ekonomi, suku, agama sampai afiliasi politik.
Baca Selengkapnya