Fenomena Jokowi dan kelanjutan trah Bung Karno
Merdeka.com - Fenomena Joko Widodo ( Jokowi ) dinilai tidak hanya mengubah konfigurasi politik nasional tentang pencalonan presiden dan wakil presiden di 2014, tetapi juga peta politik di internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Skenario trah Bung Karno yang dipersiapkan untuk Pilpres 2014 dan kepemimpinan partai ke depan sangat mungkin bergeser.
Jokowi kini tidak hanya digadang-gadang menjadi capres 2014 oleh sebagian kader, tetapi juga melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Megawati Soekarno putri di partai nasionalis tersebut. Alasannya gampang, Jokowi sangat disukai publik sehingga bisa mendongkrak popularitas dan elektabilitas partai.
Tak kalah penting, Jokowi dikenal memegang teguh ideologi Soekarnoisme. Lihat saja program-program kerjanya di Jakarta yang pro-marhaen, seperti pembangunan kampung deret dan rumah susun untuk rakyat kecil, serta Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar untuk kaum miskin kota.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Apa tujuan pidato Presiden Soekarno di Kotanopan? Presiden Soekarno kala itu sempat melakukan pidato singkat untuk mempersatukan masyarakat Sumatra yang ingin merdeka.
-
Kenapa Soekarno melontarkan kata-kata bijak tentang perjuangan? Salah satu cara Soekarno untuk menanamkan jiwa nasionalisme yang membara adalah dengan melontarkan kata-kata.
-
Kenapa Presiden Soekarno berpidato di Kotanopan? Pasca Proklamasi Kemerdekaan, kondisi pemerintahan Indonesia masih belum stabil karena banyaknya gejolak dari dalam maupun luar negeri. Akibat gejolak itu, presiden Ir. Soekarno bersama wakilnya Mohammad Hatta serta beberapa tokoh nasionalis lainnya sempat diasingkan ke Pulau Sumatra.
-
Kapan Soekarno menyampaikan kata-kata tentang perjuangan? “Engkau telah sering mendengar mengenai diriku, bahwa aku ini sejak umur 16 tahun telah mencemplungkan diri dalam gerakan untuk tanah air, bangsa, dan cita-cita.“
-
Kenapa Soekarno berpesan agar bangsa Indonesia menghormati jasa pahlawannya? Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.
Sejumlah politikus PDIP ketika ditanyakan soal pergeseran skenario itu lebih banyak bungkam. Sebagian lain hanya ingin mengajak diskusi tanpa mau dikutip, mengingat sangat sensitifnya persoalan pencapresan dan kelanjutan trah Bung Karno .
Putri bungsu Megawati Soekarno putri , Puan Maharani , membantah faktor darah berpengaruh terhadap pencapresan 2014. Namun, sesuai keputusan Kongres, siapa yang menjadi capres dari PDIP ditentukan oleh Megawati sebagai Ketua Umum.
"Keputusannya nanti ada di ketua umum," ujar Puan di Gedung DPR kemarin.
Ketua Fraksi PDIP DPR ini juga membantah kepemimpinan PDIP ke depan juga harus ada dipegang oleh trah Bung Karno .
"Loh sekarang aja sekjen ( Tjahjo Kumolo ) bukan keluarga, anggota DPP yang keluarga cuma saya aja, yang lain dari 25 orang yang lain bukan keluarga semua," ujar anak Megawati dari almarhum Taufiq Kiemas ini.
Meski Puan membantah, sejumlah politikus PDIP mengakui trah Bung Karno masih sangat berpengaruh dan dibutuhkan oleh partai. Wasekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pengaruh trah sang proklamator sudah dibuktikan oleh sejarah.
"Sejarah PDI Perjuangan membuktikan, ketika masa sulit pun, pada saat PDI berhadapan dengan pemerintah Orde Baru yang sangat otoriter, konsolidasi yang dilakukan Megawati berangkat dari realitas betapa Bung Karno masih ada di tengah rakyat," kata Hasto kepada merdeka.com, Kamis (5/9).
Hasto tidak bisa membayangkan bagaimana konsolidasi partai saat itu tanpa adanya Megawati sebagai anak Bung Karno .
"Dalam situasional seperti saat itu, di mana terjadi kegelisahan di seluruh aspek kehidupan, getaran terhadap kepemimpinan ala Bung Karno justru semakin besar," ujarnya.
"Saya meyakini masih kuatnya emotional bonding rakyat terhadap ide, gagasan, dan perjuangan Bung Karno ," imbuhnya.
Dengan demikian, lanjut Hasto, bagi sekalangan elite yang menempatkan kepemimpinan hanya berdasar variabel elektabilitas semata, maka mereka tidak menangkap getaran ikatan emosional tersebut.
"Karena itulah berbicara trah Soekarno , adalah bicara kesejarahan dan sosiologi politik, namun juga harapan," ujarnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Maruarar melihat langkah dan sikap Jokowi seperti Bung Karno.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Presiden Joko Widodo selama dua periode mendapat sorotan dari dunia internasional.
Baca SelengkapnyaKetum Golkar Airlangga Hartarto menyebut Jokowi dan Soeharto menjadi dua presiden terbaik Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini kepemimpinan Prabowo Subianto dengan konsep keberlanjutan dapat membawa Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045.
Baca SelengkapnyaPresiden terpilih RI Prabowo Subianto bercerita ada tiga Presiden RI yang mendukungnya pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar menilai sosok Soekarno sebagai figur yang konsisten membela rakyat kecil.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah, merasa ucapan Prabowo sebagai bentuk penghargaan terhadap Soekarno.
Baca SelengkapnyaPrabowo: Ada yang Ngaku-Ngaku Seolah Bung Karno Milik Satu Partai
Baca SelengkapnyaHasto Balas Prabowo: PDIP yang Paling Konsisten Jabarkan Pemikiran Bung Karno!
Baca SelengkapnyaHanya Ganjar yang bisa meneruskan estafet kepemimpinan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPertemuan dua tokoh pemimpin bangsa ini dinilai sebuah sejarah dalam perjalanan kepemimpinan Indonesia.
Baca SelengkapnyaAcara bedah buku itu juga dihadiri Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Baca Selengkapnya