Gaet pemilih pemula, KPUD Jabar gandeng pihak kampus sosialisasi pilkada
Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat mengaku kesulitan dalam meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah. Sebagai solusi, akan digandeng akademisi dari kampus untuk membantu melakukan sosialisasi, khususnya kepada pemilih pemula.
Hal itu mengemuka pada acara penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama antara KPU Provinsi Jawa Barat dengan 30 perguruan tinggi di Jawa Barat di Aula Setia Permana Jl. Garut No. 11 Bandung (6/2).
Ketua KPU Jabar, Yayat Hidayat, berharap kerjasama yang dijalin bisa menambah angka partisipasi pemilih. Menurutnya, tingkat partisipasi pemilih terus melorot dari semula bisa di atas 80 persen, saat ini berada di angka 70 persen sulit.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi Pilgub Jateng? 'Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh,' imbuh dia.
-
Bagaimana cara meningkatkan kualitas partisipasi pemilih? Peningkatan kualitas ini dapat dicapai melalui pemberantasan politik uang, peningkatan kualitas kampanye, pemberantasan hoaks, serta penegakan hukum terhadap tindak pidana maupun pelanggaran dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada.
-
Siapa yang berpengaruh terhadap partisipasi pemilih? Partisipasi masyarakat dalam Pemilu juga dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap penyelenggara Pemilu dan kontestan.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang mempertanyakan data kerawanan Pemilu di Kaltim? Isran mempertanyakan data yang dikeluarkan oleh Bawaslu tersebut. Sebab dalam riwayatnya, Kaltim tak pernah mengalami kericuhan dalam penyelenggaraan Pemilu.
-
Mengapa elektabilitas PSI masih rendah? 'Kalau PSI hari ini baru dapat 1,5 persen dari data kita. Kali ini ia belum mendapatkan dampak elektoral sebagai partainya Kaesang yang anaknya Jokowi begitu ya,' kata Hanggoro di Kantor LSI, Jakarta Timur, Selasa (19/12).
"KPU Jabar menggulirkan sekitar 500 kegiatan sosialisasi. Salah satu kelompok sasarannya adalah mahasiswa," katanya dari siaran pers yang diterima
Ia menilai rendahnya partisipasi pemilih termasuk mahasiswa dipengaruhi berbagai faktor. Pertama adalah kesadaran tentang pentingnya Pilkada, faktor kedua bisa jadi karena informasi yang terbatas.
"Kami menyadari, kalau tidak dibantu lembaga lain, kami akan sulit menyebarluaskan informasi di kalangan mahasiswa," ucapnya.
Sementara itu, Presiden Direktur CEPP (Center for Election and Political Party) Universitas Indonesia, Chusnul Mar'iyah menyatakan konsep yang ditawarkan bersifat electainment atau election entertainment, di mana pesan yang disampaikan dalam sosialisasi disisipi oleh hiburan. Salah satu medianya bisa dengan musik.
Dia juga minta KPU menjaga kerjasama yang baik dengan perguruan tinggi termasuk mengenai sistem pelaporannya agar semuanya bisa berjalan lancar tanpa hambatan.
"Di sini ada pemilih pemula, sehingga pendekatannya sesuai dengan karakter anak muda. Pemilu di Jawa Barat sangat menarik karena sebagai yang terbesar di Indonesia. Pantas kalau Uni Eropa menyebut the most complex election on the world," ungkapnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu menyebut, menurunnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta harus menjadi refleksi bersama.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Charta Politika mencatat penurunan partisipasi pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2024 menjadi hanya 58 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut KPU ada kemungkinan penurunan partisipasi pemilih ketimbang Pemilihan Presiden (Pilpres).
Baca SelengkapnyaKPU RI membeberkan partisipasi masyarakat pada Pilkada 2024 hanya 68 persen.
Baca SelengkapnyaAngka partisipasi pemilih hanya tercapai 71,92 persen dari target 75 persen.
Baca SelengkapnyaDengan adanya penurunan partisipasi masyarakat pada Pilkada tersebut. Maka, perlu dilakukannya refleksi hingga evaluasi.
Baca SelengkapnyaHasil monitoring KPUD DKI Jakarta menunjukkan warga yang memilih calon gubernur dan calon wakil gubernur hanya 50 persen.
Baca SelengkapnyaData golput mengalami kenaikan pada Pilkada 2024 di 7 provinsi.
Baca SelengkapnyaTim Hukum Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) melaporkan Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta ke DKPP. Ini pelanggaran yang diadukan.
Baca SelengkapnyaJawa Tengah menjadi satu-satunya daerah yang angka golputnya turun dibanding provinsi lainnya pada Pilgub 2024.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi II DPR RI Dede Yusuf menilai tingginya angka golput di Pilkada 2024 karena beberapa faktor.
Baca SelengkapnyaRIDO menilai, KPU DKI Jakarta tak profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pelaksana Pilkada.
Baca Selengkapnya