Gagal jadi ketua umum, Akom minta jabatan Waketum Golkar
Merdeka.com - Ketua DPR Ade Komarudin (Akom) gagal menjadi ketua umum Golkar setelah kalah bertarung dengan pesaing terberatnya Setya Novanto di Munaslub Golkar di Bali, 14-17 Mei lalu. Akom memutuskan untuk mundur dari pencalonan meski meraih suara 30 persen dan berhak maju ke pemilihan selanjutnya.
Rupanya, ada deal di balik mundurnya Akom dan menyerahkan kepemimpinan Golkar oleh seterunya Setya Novanto. Akom ingin tetap menjadi ketua DPR, tidak diganggu oleh Setya Novanto sehingga legowo mundur dari bursa caketum Golkar. Diketahui dalam putaran pertama, Setnov mendapat 277 suara dan Akom 173 suara dari total 554 suara.
"Harapan saya dan banyak orang aman. Tapi itu kan tergantung partai hendakinya gimana. Tapi kan saat Munaslub saya mengalah. Bukan kalah loh yah. Yang jelas dealnya gini, saya fokus urus DPR, Setya Novanto urus DPP," kata Akom di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/5) lalu.
-
Kenapa Golkar menolak Munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Kenapa Partai Golkar tidak mau Munaslub? “Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan.
-
Siapa yang diminta tidak mengklaim sebagai kader Golkar? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kenapa Golkar Sulut menolak Munaslub? Pemilu serentak 2024 tinggal menghitung bulan saja. Intinya kami menolak munaslub. Sekali lagi kami di Sulut sangat solid dan mendukung Pak Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar,“
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
Saat ini tim formatur tengah menyusun kepengurusan Partai Golkar periode 2014-2019 di bawah kepemimpinan Setya Novanto. Dalam penyusunan ini, para seteru Setya Novanto khususnya Ade Komarudin diyakini tak bakal mendapatkan tempat.
Kekhawatiran ini juga dilihat oleh Timses Akom, Firman Soebagyo. Dia meminta, agar Setya Novanto memperhatikan para seterunya selama di Munaslub. Begitu juga perpecahan sebelum munaslub digelar antara kubu Bali dan Ancol.
"Kalau kita kembali kepada spirit munaslub yang rekonsiliatif, seharusnya tidak dibatasi, toh ini hanya tiga tahun. Karena prinsip rekonsiliasi ini menggabungkan kepentingan-kepentingan daripada semua pihak, baik dari kelompok Munas Bali yang lalu atau dari Ancol dan kemudian kelompok Timses Caketum Munaslub harus ada representasi dalam kepengurusan," kata Firman di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/5).
Firman bahkan tak canggung meminta jabatan buat seorang Akom di DPP Golkar nantinya. Dia melihat, Akom cocok menjabat sebagai wakil ketua umum. Meskipun kabar yang ia dengar, jabatan waketum akan dihapus oleh DPP Golkar kepengurusan baru ini.
"Sekarang kita lihat Pak Ade Komarudin, jangan lihat karena jabatanya sebagai ketua DPR, tapi usia masih muda tidak tepat dimasukan dalam dewan pembina. Jadi kalau dimasukkan ke dalam ketua koordinator atau calon waketum karena Pak Akom adalah calon yang lolos daripada 30 persen. Ini harus ada representasi, daripada Pak Akom di situ," jelas Firman.
Firman kurang sepakat jika caketum dimasukkan ke dalam dewan pembina. lebih baik, kata dia, para caketum dimasukkan ke dalam struktur organisasi semisal wakil ketua umum di DPP Golkar.
"Oleh karena itu, sebaiknya, caketum jangan dimasukkan ke dalam dewan pembina, tapi dimasukan dalam struktur organisasi. Oleh karena itu, ada gagasan bahwa calon-calon itu kalau dimasukkan ke dalam wakil ketua umum. Tapi calon Waketum dalam susunan organisasi di AD/ART dihapus lagi, yang ada hanya tiga ketua yaitu Ketum, ketua harian, ketua koordinator," tegas dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penentuan siapa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan Partai Golkar akan ditentukan di Musyawarah Nasional (Munas) ke-11.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Penasihat Partai Golkar, Jusuf Hamka mengungkapkan pengunduran dirinya dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar solid dan tengah fokus merebut kemenangan baik pilpres maupun pileg dan pilkada di 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaAGK mengatakan, penunjukkan dirinya sebagai PLT ketua umum Partai Golkar dilkukan secara musyawarah mufakat.
Baca SelengkapnyaAhok pun juga pernah dihubungi Jusuf Hamka untuk membahas Pilkada DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaGolkar merupakan partai besar yang tak bisa ditekan oleh siapapun.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Airlangga diguncang melalui desakan Munaslub. Luhut didukung untuk maju di pemilihan Ketum.
Baca SelengkapnyaMenurut Bamsoet, tantangan dan cobaan itulah yang membuat Golkar semakin menyatu dan saling menguatkan.
Baca SelengkapnyaKoalisi Indonesia Maju (KIM) yang di dalamnya ada Partai Golkar, hendak mengusung Ridwan Kamil di Jakarta
Baca SelengkapnyaDalam konferensi pers, Idrus mendesak Airlangga segera melepas jabatannya sebagai ketua umum DPP Partai Golkar
Baca SelengkapnyaBabah Alun memperlihatkan surat pengunduran diri kepada wartawan.
Baca SelengkapnyaAgus Gumiwang hingga Bamsoet masuk dalam radar Plt Ketua Umum Golkar.
Baca Selengkapnya