Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gaya kampanye PKS: Diserang kubu Jokowi, tak dibela koalisi Prabowo

Gaya kampanye PKS: Diserang kubu Jokowi, tak dibela koalisi Prabowo Deklarasi Prabowo-Sandiaga Uno. ©2018 Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho

Merdeka.com - Pernyataan Presiden PKS Sohibul Iman menuai kontroversi dalam konsolidasi nasional partainya di Hotel Bumi Wiyata, Minggu (14/10) lalu. Sohibul menyerukan tentang gaya kampanye para kadernya menghadapi Pemilu serentak 2019.

Sohibul tak masalah apabila para kader yang dikenal militan itu menggunakan cara kampanye negatif sebesar 20 persen dalam kontestasi. Terlebih, tak ada aturan yang melarang kampanye negatif.

"Saya mengatakan 80 persen kampanye kita harus positive campaign. Silakan masuk ke negative campaign cukup 20 persen," kata Sohibul.

Seruan tersebut menyulut reaksi berbagai pihak. Khususnya koalisi Jokowi-Ma'ruf yang menjadi lawan politik PKS. Cara PKS dinilai di luar kepatutan meskipun mengakui hal tersebut sah dilakukan.

Wasekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menilai, tidak seharusnya ada kampanye negatif di Pemilu 2019. Menurut dia, negative campaign bukan cara yang baik untuk bertarung.

"Itu cara-cara tidak mendidik, memangnya PKS sudah bagus 100 persen? Meskipun negative campaign tidak dilarang, tapi sebaiknya dihindari karena hanya mencari kelemahan-kelemahan orang lain," kata Baidowi di saat dihubungi merdeka.com, Senin (15/10).

"Kalau ternyata negatif campaign untuk menyerang PKS gimana? Toh teman-teman di PKS bukan malaikat, tapi insan politik yang tak lepas dari salah dan dosa," sambungnya.

Sementara itu, PDIP menjamin tidak akan mengikuti gaya kampanye PKS dengan menggunakan kampanye negatif untuk menarik suara. PDIP tidak khawatir dengan strategi PKS menggunakan kampanye negatif. Bahkan PDIP mengaku tidak kaget dengan strategi itu.

"Itu PKS, kalau PDI Perjuangan kami berkampanye yang positif kami membangun peradaban, kami mengangkat kebudayaan martabat dan kehormatan bangsa beda-beda," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Senin (15/10).

Koalisi Prabowo tak mau ikut

Partai utama pengusung Prabowo-Sandiaga, Gerindra tak mau ikut-ikutan rekan koalisi PKS dengan berkampanye negatif. Gerindra lebih memilih kampanye positif dalam menghadapi Pilpres 2019.

Anggota Dewan Pembina Gerindra, Mulyadi menilai, kampanye positif bukan berarti tak bisa mengkritik kebijakan pemerintah atau kubu Jokowi-Ma'ruf. Dengan bicara fakta, kata dia, itu sudah positif, sudut pandang lawan saja akan merespon negatif.

"Misal nilai tukar rupiah yang melemah itu fakta, dan kita tidak memojokkan pemerintah, tapi masyarakat bisa menilai bahwa melemahnya nilai rupiah sebagai fakta indikator pemerintah tidak berhasil menjaga kepercayaan pasar," jelas Mulyadi kepada merdeka.com, Senin (15/10).

Mulyadi malah melihat, kampanye negatif bisa dikatakan mengarah kepada prasangka tidak baik, meskipun hal tersebut masuk logika. Oleh karena itu, soal negatif atau positif biar masyarakat yang menilai.

"Kampanye negatif misalnya KH Ma'ruf Amin hanya dimanfaatkan untuk meraih pemilih Islam. Itu lebih pada prasangka tanpa bisa ada pembuktian yang clear," kata mantan Ketua DPD Gerindra Jabar ini.

Begitu pula dengan PAN dan Demokrat, keduanya memilih menghadapi Pilpres 2019 dengan cara yang santun. Tidak mau menggunakan kampanye negatif.

Ketua DPP Demokrat yang juga wakil bendahara Timses Prabowo-Sandiaga, Herman Khaeron menegaskan, partainya ingin berkampanye sesuai etika politik.

"Demokrat selalu patuh dengan aturan dan menjaga etika politik yang baik," jelas Herman saat dihubungi merdeka.com.

Ketum PAN Zulkifli Hasan juga ingin partainya berkampanye positif. Misalnya, dengan cara yang inovatif.

"Pilihan kami adalah kampanye yang santun dan beretika, bukan negative campaign apalagi black campaign. Dibarengi kerja keras kader, Insya Allah PAN akan rebut kemenangan di Pemilu 2019," kata Zulkifli.

Bawaslu mengingatkan

Soal kampanye negatif, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Abhan meminta para tokoh politik untuk memberikan kesejukan di Pemilu 2019.

"Tentu harapan kami di masa-masa kampanye ini, seluruh tokoh politik untuk bisa menyejukkan situasi kampanye, jadi kalau persoalan negative campaign atau black campaign harus lihat per kasuistik," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/10).

Dia menjelaskan, tindakan kampanye negatif bisa diberikan sanksi. Sebab, kata dia, semua itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

"Iya (negative campaign bisa diberi sanksi), apakah nanti rumusnya di pasal 280, bahwa peserta, pelaksana kampanye dilarang melakukan memfitnah, dan sebagainya, apakah itu masuknya fitnah atau enggak? Lihat itu (pasal 280) jadi lihat kasusnya," ungkapnya.

Abhan mengungkapkan, ada perbedaan antara kampanye hitam dan kampanye negatif. Dia menjelaskan, kampanye hitam atau black campaign lebih pada fitnah, sedangkan negative campaign cenderung mengungkapkan fakta atau kebenaran.

"Misal si A pernah divonis sebagai koruptor, kemudian menyampaikan ke publik, bukan black campaign," ujarnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Partai Gelora Tolak PKS Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Gelora Tolak PKS Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menolak wacana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya
Ditolak Partai Gelora Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS Tak Masalah jadi Oposisi
Ditolak Partai Gelora Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS Tak Masalah jadi Oposisi

Menurut Mahfuz Sidik, PKS selama masa kampanye Pilpres 2024, banyak melakukan serangan negatif kepada Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya
Gibran soal Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi: Semua Kita Rangkul
Gibran soal Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi: Semua Kita Rangkul

Gelora menilai, jika PKS menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju, maka akan menjadi sinyal pembelahan.

Baca Selengkapnya
Ini Penyebab PSI Merapat ke Prabowo: Usulan Kurang Direspons PDIP dan Ganjar
Ini Penyebab PSI Merapat ke Prabowo: Usulan Kurang Direspons PDIP dan Ganjar

Terungkap, Ini Penyebab PSI Berpaling dari Ganjar ke Prabowo

Baca Selengkapnya
Gerindra Yakin PKB Tak akan Lari ke Ganjar, Ini Alasannya Singgung Kemuliaan
Gerindra Yakin PKB Tak akan Lari ke Ganjar, Ini Alasannya Singgung Kemuliaan

Gerindra yakini PKB hatinya mendukung Prabowo. Maka tidak akan pindah ke lain hati.

Baca Selengkapnya
Pengamat: PSI Galau ke Prabowo, Seperti Cinta yang Dipaksakan
Pengamat: PSI Galau ke Prabowo, Seperti Cinta yang Dipaksakan

Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan dukungan politik PSI cenderung terhadap Bacapres Ganjar Pranowo.

Baca Selengkapnya
Prabowo Ungkit Hary Tanoe Sudah Beri Dukungan Sebagai Capres, Tapi Berubah Haluan Ke Ganjar
Prabowo Ungkit Hary Tanoe Sudah Beri Dukungan Sebagai Capres, Tapi Berubah Haluan Ke Ganjar

Hal itu dikatakan Prabowo di depan Cak Imin, Airlangga dan Zulhas usai deklarasi Prabowo capres.

Baca Selengkapnya
Dikeroyok Koalisi Besar, PDIP: Muncul Gerakan Rakyat Dukung Ganjar Pranowo
Dikeroyok Koalisi Besar, PDIP: Muncul Gerakan Rakyat Dukung Ganjar Pranowo

Dukungan gerakan rakyat akan memperbesar peluang Ganjar menang.

Baca Selengkapnya
LSI Denny JA: Massa PKB Dukung Prabowo Capres Hanya 40 Persen, Paling Kecil dari Golkar dan PAN
LSI Denny JA: Massa PKB Dukung Prabowo Capres Hanya 40 Persen, Paling Kecil dari Golkar dan PAN

Hasil itu berdasarkan survei dilakukan LSI Denny JA pada 1-8 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Gerindra Tak Kunjung Beri Kepastian, PKB Digoda PDIP
Gerindra Tak Kunjung Beri Kepastian, PKB Digoda PDIP

PKB dan PDIP sudah punya pengalaman berkoalisi sejak bertahun-tahun. Sedangkan PKB bersama Gerindra merupakan barang yang baru.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Prabowo Blak-blakan Pertemuan Dengan Mega
VIDEO: Prabowo Blak-blakan Pertemuan Dengan Mega "Saya Tidak Tahu Kapan Diundang PDIP"

Prabowo mengaku, mendapat undangan rakornas PKS, usai pertemuan dengan tamu penting.

Baca Selengkapnya
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo

Di DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.

Baca Selengkapnya