Gaya ndeso Jokowi buat dirinya jadi capres idola anak kampus
Merdeka.com - Meski Pilpres masih beberapa bulan ke depan, mereka yang berniat maju mulai mengatur strategi agar bisa meraup dukungan sebesar-besarnya. Salah satunya dengan mendekati pemilih muda yang dianggap lahan besar perolehan suara.
Atas dasar itulah, tim majalah YUFA (Youth, Urban, Fasion dan Attitude) Universitas Bakrie lantas melakukan jajak pendapat tentang capres idola anak-anak kampus. Jajak pendapat ini dilakukan di 10 kampus.
Dari 12 nama capres yang masuk dalam jajak pendapat, hasilnya nama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, moncer di urutan teratas dengan perolehan suara 39 persen total suara. Disusul tiga peserta konvensi Demokrat, Anies Baswedan 9 persen, Gita Wirjawan 7 persen dan Dahlan Iskan 7 persen.
-
Kenapa survey ini penting untuk alumni perguruan tinggi? 'Sehingga, para alumni dapat lebih bisa berkontribusi dalam hajatan nasional lima tahunan yang penting ini,' pungkasnya.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil pemilu? Hasil pemilu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan bervariasi tergantung pada konteks politik suatu negara. Beberapa faktor yang umumnya dapat memengaruhi hasil pemilu meliputi: 1. Kandidat dan Partai Politik, 2. Isu Pemilu, 3. Faktor Ekonomi, 4. Media Massa, 5. Partisipasi Pemilih, 6. Sistem Pemilu, 7. Peraturan Pemilu, 8. Sentimen Publik, 9. Dukungan Elektoral, 10. Perubahan Demografis.
-
Bagaimana masyarakat memilih pemimpin? Dalam Pilkada, masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang dianggap paling cocok untuk memimpin dan mengelola daerah mereka. Pemimpin yang dipilih melalui Pilkada diharapkan dapat menjadi perwakilan dari keinginan dan aspirasi masyarakat, serta mampu memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.
-
Bagaimana cara masyarakat memilih pemimpin? Pilkada dilakukan secara langsung oleh masyarakat melalui pemungutan suara. Setiap pemilih memberikan suaranya untuk memilih pasangan calon yang dianggap paling mampu dan sesuai dengan aspirasi mereka dalam memimpin daerah tersebut.
-
Siapa yang berpengaruh terhadap partisipasi pemilih? Partisipasi masyarakat dalam Pemilu juga dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap penyelenggara Pemilu dan kontestan.
-
Bagaimana cara agar masyarakat menilai calon presiden? 'Saya yakin bapak ibu bisa liat capres yang cuma ngomong di pidato dan mana capres yang bisa lanjutkan apa yang saya paparkan. Kalau apa yanh sampaikan benar, sampaikan ke yang lain. Saya punya keyakinan ini instrumen wujudkan Indonesia emas 2045,' papar Bahlil.
"Stok tokoh lama seperti capres Partai Gerindra Prabowo Subianto hanya meraih 6 persen suara, disusul tokoh Partai Golkar yaitu Capres Golkar Aburizal Bakrie dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang masing-masing meraih 5 persen suara,” papar Koordinator jajak pendapat YUFA, Megumi Gunawan, dalam rilis yang diterima merdeka.com, Jumat (10/1).
Megumi memaparkan, hasil jajak pendapat itu jelas menjadi bukti, kegantengan dan kekayaan seorang capres bukan faktor utama mereka memilih capres. Tapi lebih pada track record 43 persen, visi misi 27 persen dan kesan di mata publik 24 persen. Tiga faktor itulah yang menjadi poin plus untuk Jokowi.
"Jadi pemilihan sosok capres karena tampang dan tajir ternyata justru berada pada urutan akhir pertimbangan memilih, keduanya hanya mendapat 2 persen. Ini artinya anak kampus sangat melek politik. Mereka gaul tapi tidak abai dengan perkembangan politik.
Sementara untuk parpol yang akan bertarung di pemilu mendatang, menurut Megumi, PDI Perjuangan sebagai partai opsisi ternyata cukup mendapatkan tempat di hati para mahasiswa dengan persentase 41 suara. Disusul Partai Golkar dengan 18% persen, Partai Demokrat 12 persen dan Partai Gerindra dengan 10 persen.
"Hasil yang mengkhawatirkan adalah partai-partai Islam seperti PAN, PPP, PKS dan PKB yang hanya meraih persentase di bawah 5 persen. Nampaknya faktor agama sudah bukan pilihan utama anak-anak kampus," tambahnya.
Jajak pendapat tim YUFA ini merupakan project ujian akhir semester (UAS) yang dilakukan secara independen pada 10 universitas di Jakarta dan Yogyakarta. Ide dasar jajak pendapat ini adalah mencari indikasi awal, bukan sebagai temuan yang telah teruji secara metodologi.
Mahasiswa sebagai obyek jajak pendapat menjadi pertimbangan karena besarnya jumlah pemilih pemula yang dikhawatirkan bersikap pasif terhadap politik dan tidak menggunakan hak suara mereka sebagai agent of change.
Metode jajak pendapat dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 100 mahasiswa di 10 Universitas. Sepuluh universitas tersebut yaitu Universitas Indonesia, Universitas Bakrie, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pelita Harapan, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Interstudy, Universitas Islam Negeri, Universitas Gadjah Mada, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Nasional Jakarta dan Universitas Al-Azhar Indonesia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.
Baca SelengkapnyaAnies menilai sikap kritik dari civitas akademik sejalan dari apa yang selama ini disuarakan
Baca SelengkapnyaElektabilitas Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres naik signifikan mengalahkan Mahfud MD dan Cak Imin.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat pengaruh figur Jokowi dan Megawati dalam mempengaruhi pillihan publik ke PDIP
Baca Selengkapnya"Walau kampanye belum mulai, foto saya banyak dipasang di mana-mana," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaHasil survei Indo Barometeri Gibran menjadi bacawapres paling unggul dibandingkan dengan Mahfud Md dan Cak Imin.
Baca SelengkapnyaDia menceritakan, bagaimana dulu Partai NasDem memilih untuk mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok karena kinerjanya yang baik.
Baca SelengkapnyaSejumlah kampus besar melakukan petisi hingga deklarasi menyelamatkan demokrasi dan mengkritik Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaCoattail effect dari Gibran Rakabuming Raka adalah salah satu faktornya.
Baca Selengkapnya"Soekarno pun presiden, nggak bisa menjadikan Bu Mega jadi calon wakil presiden, Pak Harto pun nggak bisa. Kenapa? Karena nggak punya prestasi," katanya.
Baca SelengkapnyaRelawan Bara JP menegaskan, Pilpres yang menentukan adalah rakyat, bukan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSejumlah rektor paparkan berbagai keberhasilan yang telah diraih pemerintahan Jokowi selama 9 tahun.
Baca Selengkapnya