Gaya temperamental Prabowo dinilai blunder
Merdeka.com - Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto memiliki gaya yang emosional dan temperamental. Hal ini terlihat dari bahasa dan orasi politiknya yang dilakukan saat kampanye Partai Gerindra di sejumlah daerah.
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Ari Dwipayana menilai, gaya komunikasi politik Prabowo yang terkesan ofensif dan emosional akan kontraproduktif terhadap persepsi publik terhadap sosok Danjen Kopassus itu sendiri.
"Langkah Prabowo dan kader Gerindra yang bermanuver ofensif dan menyerang bisa kontraproduktif karena akan dipersepsikan sebagai pemimpin yang tidak memiliki kematangan emosional, temperamental dan cepat kalap dalam hadapi situasi krisis," kata Ari saat dihubungi wartawan, Kamis (27/3).
-
Apa yang dituduhkan ke Prabowo terkait Pilpres 2014? Prabowo terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai USD 55,4 juta menurut isi pemberitaan tersebut dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. Uang ini disebut yang dijadikan modal Prabowo dalam melenggang ke pilpres 2014.
-
Siapa keponakan Prabowo Subianto? Perlu diketahui, Thomas Djiwandono alias Tommy merupakan keponakan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Mengapa Prabowo Subianto meraih prestasi tinggi? 'Menhan Prabowo mencatatkan jumlah Net Sentiment tertinggi, yaitu 27,518, yang merupakan indikator kuat dari jumlah besar percakapan positif yang berpusat pada kinerjanya. Hal ini menjadi penanda penting, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi Kabinet Indonesia Maju secara keseluruhan,'
-
Siapa kakek Prabowo Subianto? Ia adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) 46 dan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
-
Apa jabatan Prabowo Subianto saat ini? Menteri Kementerian Pertahanan (2019-sekarang)
Dia menambahkan, gaya Prabowo yang kerap meledak-ledak itu menunjukkan kualitas dirinya sendiri. "Ini (sikap emosional Prabowo) juga tunjukkan kualitas kepimpinannya," tutur Ari.
Padahal, kata Ari, politik juga soal persepsi. Saat ini sedang terjadi pergeseran persepsi pemilih, dari pemilih yang mengidolakan figur hero (jagoan, pintar, ganteng) menjadi lebih menyukai figur yang jujur, bersahaja dan merakyat.
Perubahan persepsi ini, lanjut dia, muncul di kalangan anak-anak muda, sehingga kontraproduktif jika justru seorang capres menunjukkan sikap yang akan dipersepsikan negatif oleh pemilih.
Sebelumnya, Prabowo dalam beberapa kesempatan, meminta masyarakat cermat dalam memilih calon pemimpin ke depan. Pemimpin yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah pemimpin yang mandiri, bukan pemimpin yang disetir kelompok tertentu.
"Kalian mau dipimpin boneka-boneka, mau punya presiden boneka?" ujar Prabowo.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Mahfud, Prabowo adalah orang yang sportif dan suka menepati janji.
Baca SelengkapnyaDebat terakhir dapat menunjukan pemimpin yang baik adalah Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyayangkan ada orang pintar yang tak memahami bagusnya strategi Jokowi.
Baca SelengkapnyaDalam debat, Prabowo tampil dengan jati dirinya berbeda dari yang biasa dikenal.
Baca SelengkapnyaJuru bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak mengklaim bahwa kalimat umpatan tersebut sebenarnya adalah ekspresi candaan.
Baca SelengkapnyaDalam debat saja sudah emosi lalu kebawa-bawa setelah debat, bagaimana bisa menjadi pemimpin yang baik,” kata Hasto
Baca SelengkapnyaDalam debat tersebut, Prabowo tampak diserang dua lawannya
Baca SelengkapnyaDi hadapan pendukungnya Prabowo sempat mengaku jika dirinya memang tidak terlalu pintar.
Baca SelengkapnyaPrabowo berkata, dalam situasi demokrasi sekarang harus ada orang yang bersedia menjadi pemimpin.
Baca SelengkapnyaPrabowo juga menyindir narasi yang menyebutnya hanya bisa joget saja
Baca SelengkapnyaDiketahui Prabowo sendiri menjadi Bacapres terakhir yang menyampaikan gagasannya dalam acara tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, pernyataan Prabowo tersebut memperlihatkan sifat kekuasaan yang tidak memiliki etika dan moral.
Baca Selengkapnya