Generasi milenial jadi penentu Pilpres 2019, tapi cuek terhadap politik
Merdeka.com - Pemilih dari kalangan generasi milenial diperkirakan mencapai 40-45 persen pada Pilpres 2019. Founder and CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan mereka itulah yang akan menjadi penentu di Pilpres nanti.
"Kalau kita bicara milenial, ini sangat menarik. Karena kalau bicara tren ke depan, itu sangat ditentukan oleh mereka," ucap Ali dalam sebuah diskusi di bilangan Cikini, Jakarta, Sabtu (20/10).
Meski jadi penentu, berdasarkan kajian pihaknya justru generasi milenial cuek dengan politik.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Siapa yang melakukan survei tentang kebangkitan digital? Mengutip laporan IFLScience, Minggu (7/1), Masaki Iwasaki, asisten profesor dari Fakultas Hukum Universitas Nasional Seoul, ingin mengetahui lebih banyak tentang sikap masyarakat terhadap kloning digital.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Siapa Duta Petani Milenial? Selain Lesti yang ditunjuk jadi Duta Petani Milenial, sederet artis ini juga pernah ditunjuk jadi duta.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang menang survei Poltracking? Survei Poltracking Indonesia mencatat, masyarakat dengan penghasilan berkisar Rp1 juta - Rp2 juta cenderung condong pada pasangan capres-cawapres nomor urut 2, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang memperoleh suara 42,9 persen.
"Celakanya dalam konteks politik, generasi ini rada cuek dengan politik. Survei kita terbaru, sudah selesai tapi belum dirilis. Hanya 22 persen anak-anak milenial ini mengikuti pemberitaan politik. Sisanya mengikuti seputar olahraga, musik, film, kemudian lifestyle, sosial media, dan IT. Ini tantangan terbesar kita menyangkut partisipasi mereka dalam Pemilu ke depan," ungkap Ali.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam Sholeh, mengingatkan, masih banyak aktor politik, yang tak memberikan ruang untuk mereka.
"Aktor politik banyak melakukan faktor kediaan bukan ke merekaan," jelas Asrorun.
Dia juga mengingatkan, akan bahaya, jika tema-tema politik dewasa ini dihiasi hoaks. Pasalnya, selain menjadi kesalahan informasi, maka bisa terjadi apolitis atau apatis dengan kegiatan politik.
"Tema-tema politik jika banyak hoaks, itu jadi apolitis atau miss informasi. Ini membahayakan, karena nasib bangsa berada di tangan mereka," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto, mengatakan, generasi milenial yang bakal menjadi pemilih pemula, masih minim meraih pendidikan politik. Tak heran jika masih ada yang cuek dengan politik hari ini.
"Tren yang masih sering dilakukan adalah minimnya pendidikan politik bagi pemilih pemula. Kenapa demikian? sebenarnya secara kultural teman-teman pemilih pemula ini dengan dunia politik sebenarnya masih minim, sementara informasi proses politik yang berkarakter masih minim, hal seperti ini harus menjadi konsen kita semua agar proses yang sedang berjalan terutama Pilpres tahun 2019 ini berjalan dengan baik," ucap Susanto dalam diskusi di bilangan Cikini, Jakarta, Sabtu (20/10).
Selain itu, menurut dia, generasi milenial yang sering dikaitkan dengan media sosial, cenderung terdegradasi informasinya soal politik, lantaran masih banyaknya informasi hoaks di dunia maya.
"Proses politik, proses kampanye banyak bermuatan dengan hoaks, maka kerentanan tertinggi itu sebenarnya pada pemilih pemula, karena rasionalitasnya memang masih terbatas. Yang bersangkutan belum cukup pengetahuan memahami pendidikan politik," jelas Susanto.
"Selain itu, yang bersangkutan memang secara umum baru keluar dari pendidikan di tingkat SLTA. konsen biasanya lebih ke pendidikan formal dibandingkan ke pendidikan politik, hal seperti ini juga menjadi tantangan bagi pemilih pemula aksesnya terhadap proses politik yang bekerja," ungkap Susanto.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam Sholeh, mengatakan, ini pekerjaan rumah bersama.
"Bagaimana menaikkan partisipasi pemilih milenial. tidak hanya sekedar partisipasi aktif di dalam melakukan pencoblosan, tetapi partisipasi di dalam membangun tanggung jawab politik kebangsaan secara umum," jelas Asrorun.
Selain itu, masih kata dia, bagaimana mendorong dan juga menanamkan kesadaran berpolitik itu adalah tanggung jawab, tidak hanya sekedar hak.
"Bagaimana kita memiliki tanggung jawab untuk menentukan arah bangsa ini menjadi lebih baik proses internalisasi, dan juga pembangunan kesadaran pada individu-individu, maupun kelompok kaum muda. ini menjadi PR kita dengan berbagai program dan juga kegiatannya," jelas dia.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lembaga ASI menyatakan populasi survei ini ialah Gen Z (penduduk usia 17-23 tahun).
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 persen anak muda di bawah usia 25 tahun memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas calon gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaSurvei Litbang Kompas menjelaskan, kalangan yang termasuk ke dalam kelompok undecided voters atau pemilih ragu-ragu
Baca SelengkapnyaUntuk Generasi Tua, exit poll menunjukkan 47,1 persen pemilih menggunakan hak suara kepada paslon Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTemuan ini terungkap dalam sebuah laporan bertajuk Partisipasi dan Opini Publik Menjelang Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaDebat diyakini tidak bakal banyak mengubah peta elektabilitas para calon presiden.
Baca SelengkapnyaLembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei dengan tajuk 'Persepsi Publik Tentang Pelaksahaan Pemilu 2024,
Baca SelengkapnyaSituasi tersebut harus disikapi dengan upaya serius untuk menstimulasi wawasan kebangsaan bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaHasil survei Populi mengungkapkan ada sebanyak 8,1 persen masyarakat yang belum memutuskan pilihannya dalam Pilpres mendatang
Baca SelengkapnyaPerolehan elektabilitas Prabowo-Gibran masih tinggi ketimbang dua paslon lainnya
Baca SelengkapnyaPoltracking Indonesia merilis sebaran pemilih dari segi usia terhadap pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta.
Baca Selengkapnya