Gerah Jokowi dikritik soal menteri gaduh, PDIP serang balik SBY
Merdeka.com - Saling sindir dan mengkritik antara pemerintahan Presiden Jokowi dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus berlanjut. Kali ini soal proyek mangkrak dan kabinet gaduh.
Jokowi dalam kunjungan kerja ke Kalimantan menyatakan, proyek yang tak kunjung selesai bertahun-tahun bisa diselesaikan hanya dalam waktu 5 menit. Hal ini merujuk pada pembangunan jalan tol yang kerap terbentur dengan masalah pembebasan lahan.
Menurut Jokowi hal itu bisa selesai dengan cara mengontak pihak-pihak terkait. Misalnya kepala BPN dan lain sebagainya.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Bagaimana tanggapan Jokowi soal Kabinet Prabowo? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian. 'Kabinet yang akan datang ditanyakan dong kepada presiden terpilih. Tanyakan kepada presiden terpilih. Tanyakan pada presiden terpilih,' kata Jokowi kepada wartawan di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
Pasca kritik itu, SBY kemudian melontarkan serangan balik buat Jokowi. Kali ini yang menjadi sorotan adalah kerap berseterunya antar menteri Jokowi. Seperti yang terjadi antara Menko Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri ESDM Sudirman Said soal blok Masela di Maluku.
"Pahami dan implementasikan tata kerja, mekanisme dan prosedur yang berlaku di Kabinet Indonesia Bersatu," ujar SBY.
Menurut SBY, para menteri harus menaati keputusan presiden dan harus dilaksanakan. Menteri juga harus memahami garis instruksi, garis laporan dan garis koordinasi. "Pembicaraan subtansi di kabinet umumnya berklasifikasi rahasia atau terbatas," kata dia.
Selain itu, dia mengatakan para menteri tidak membawa pertentangan atau perbedaan dalam kabinet ke publik. Bahkan tidak menyerang dan mendiskreditkan presiden dan kolega menteri untuk konsumsi publik.
"Loyalty to my part. Garis menteri adalah garis kabinet bukan garis partai. Hotlines antara presiden wakil presiden dan menteri," ujar dia.
Jokowi belum berkomentar soal kritik SBY ini. Hanya saja, PDIP sebagai partai utama pemerintah nampaknya gerah.
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira memberikan serangan balik buat SBY. Menurut dia, setiap pemimpin punya gaya masing-masing.
Pareira mengatakan, Jokowi tipe pemimpin yang tidak suka dengan wacana. Pareira menyebut bila karakter Jokowi lebih berorientasi pada target percepatan pembangunan agar dapat segera dirasakan oleh rakyat.
"Saya kira Pak Jokowi bukan tipe yang suka banyak berwacana. Karakter kepemimpinan Pak Jokowi lebih berorientasi pada output-output kongkrit. Sehingga beliau mencanangkan kabinetnya sebagai kabinet kerja, dan mendorong percepatan produktivitas di semua bidang kehidupan," jelas Pareira.
Sementara itu, Anggota Fraksi PDIP di DPR Eva Kusuma Sundari tak menggubris sindiran SBY terhadap Presiden Jokowi yang dianggap kurang baik di dalam mengatur menteri-menterinya. Kata Eva, kabinet pemerintahan Presiden Jokowi ini suasananya dinamis dan outputnya jelas.
"Tapi bagaimana memimpin ini soal gaya kepemimpinan saja, Pak Jokowi kabinetnya dinamis tapi output jelas," ujar Eva saat dihubungi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/3).
Eva menegaskan, dalam kepemimpinan di pemerintahan, yang pasti adalah hasil kinerja yang berdampak pada rakyat. Politisi PDIP itu mengklaim, bila pemerintahan Presiden Jokowi yang masih awal 1,5 tahun sudah memberikan hasil yang terlihat bagi rakyat Indonesia.
"Dalam kepemimpinan yang terpenting kinerja, output dan syukur dampak. Walau masih 1,5 tahun dampak terhadap pemerataan ke luar Jawa dan Indonesia Timur. Pembangunan infrastruktur terdongkrak untuk memperbaiki daya saing," jelasnya.
Lebih lanjut, Eva mengakui, bila partainya paling banyak dan gencar melayangkan kritik terhadap pemerintahan Presiden SBY kala itu. Apalagi notabene PDIP adalah partai oposisi.
"Itu tugas oposisi, sesuai putusan kongres PDIP. Partai Demokrat juga bisa peran apapun sesuai putusan kongresnya," tandasnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak banyak yang dikatakan Jokowi saat diminta tanggapan terkait rasa sedih PDIP.
Baca SelengkapnyaHubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan memanas, usai
Baca SelengkapnyaPDIP membocorkan sejumlah menteri telah melapor ke Megawati untuk mundur dari kabinet.
Baca SelengkapnyaDalam arahannya, Megawati dua kali menyebut nama Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSikap politisi PDIP saat ini berbeda dengan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi sindiran Megawati.
Baca SelengkapnyaPDIP terlihat melakukan perlawanan usai Golkar dan PAN gabung Prabowo
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi santai kabar ingin merebut kursi Ketua Umum PDIP, yang masih diemban Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaReshuffle merupakan kewenangan dari Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut, menteri-menteri PDIP merasa ada kondisi batin yang kurang pas saat bekerja di kabinet Jokowi.
Baca SelengkapnyaSikap politik Demokrat dalam beberapa tahun belakangan menjadi oposisi disoroti PDI Perjuangan apabila menerima tawaran kursi menteri dari Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi kabar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) siap menjadi oposisi 5 tahun mendatang
Baca Selengkapnya