Gerah popularitas Ahok disebut turun, Golkar bikin survei tandingan
Merdeka.com - Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyebut elektabilitas calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama turun, ternyata bikin gerah Partai Golongan Karya (Golkar). Partai berlambang pohon beringin ini berencana membuat survei tandingan, yang diambil dari kalangan internal.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar DKI Jakarta, Fayakhun Andriadi menyatakan, telah menggelar survei secara intenal untuk mengetahui elektabilitas pasangan petahana Basuki Tjahja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2017. Hasilnya akan diumumkan ke publik akhir Oktober mendatang.
"Kalau menanggapi LSI kita juga punya survei internal. Lagi berjalan. Insya Allah sebelum akhir bulan (Oktober) sudah kita rilis, karena memang sampelnya besar di atas seribu. Data yang kita punya tidak semuanya sama dengan rilis yang ada sekarang," ungkap Fayakhun kepada awak media di kantor DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (6/10).
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Fayakhun melanjutkan, hasil rilis LSI yang menyatakan elektabilitas Ahok dan Djarot menurun disebabkan masyarakat masih menunggu beberapa pasangan penantang lain dan resmi mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Sebab, pada awalnya banyak kandidat yang bermunculan dan digadang-gadang menjadi penantang Ahok di Pilgub.
"Contoh dikatakan turun, tapi jangan salah unside voters-nya juga naik. Nah ini efek, efek dari orang. Kemarin kan orang cuma tahunya "Ahok, Ahok, Ahok" lalu meraba-raba bu Risma. Kemudian meraba-raba Sandiaga. Begitu mendaftar beneran. Ternyata muncul pak Anies. Ternyata muncul pak Agus, ternyata muncul bu Sylvi," lanjutnya.
Menurutnya, untuk mengukur elektabilitas tersebut, seharusnya para pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur harus menyampaikan program-program unggulannya di masa kampanye. Sebab, masyarakat dapat menilai program yang dicanangkan para pasangan.
"Ini rupanya orang langsung 'wah entar dulu', entar dulunya ini menyebabkan semuanya mengalami perubahan dan unside voters-nya naik. Kalau mau lebih akurat tunggu sampai kampanyenya mulai. Programnya diketahui oleh publik, nah itu sudah mulai lebih akurat," tandas Fayakhun.
Diketahui, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melakukan kajian terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Dari hasil survei, LSI menyimpulkan jika pasangan bakal calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat tetap kuat, namun popularitasnya terus menurun.
Tim peneliti LSI Adjie Alfaraby mengatakan berdasarkan catatan survei yang dilakukan sejak Maret sampai Oktober 2016 elektabilitas Ahok terus merosot. Di mana elektabilitas Ahok pada Maret silam mencapai 59,3 persen, namun pada Oktober turun menjadi 31,4 persen.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaDia mengatakan survei sejumlah lembaga ini berbeda dengan temuan tim di internalnya.
Baca SelengkapnyaKeyakinan itu, kata Hasto, didasari hasil survei yang mencatat suara bimbang atau ragu sangat tinggi yakni 17,3 persen.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Indikator Politik merilis hasil surveinya yang menunjukkan Partai Gerindra menyalip PDIP dan PKB di Jatim.
Baca SelengkapnyaHasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaElektabilitas tiga calon presiden; Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan saling salip. Terpotret dari hasil survei.
Baca SelengkapnyaJumlah warga yang menginginkan Ridwan Kamil kembali menjadi Gubernur Jabar ini sesuai hasil survei.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, hasil survei keluar sebelum para calon resmi mendaftar.
Baca SelengkapnyaAdjie menjelaskan faktor merosotnya suara Ganjar-Mahfud lantaran blunder kubu Ganjar yang kerap menyerang Jokowi belakangan ini.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo membantah elektabilitasnya menurun.
Baca Selengkapnya