Gerakan menggoyang Airlangga Hartarto
Merdeka.com - Munaslub penunjukan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum pada Desember 2017 lalu tak menyurutkan konflik yang terjadi di internal Partai Golkar. Pemicunya, 261 jabatan pengurus partai yang diumumkan Airlangga pada 22 Januari lalu.
Padahal awalnya, Airlangga dinilai mampu menyolidkan kisruh partai berlambang pohon beringin itu pasca Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka korupsi e-KTP. Namun sayangnya, baru dua bulan menjabat, posisi Airlangga sudah digoyang sana sini oleh kelompok tertentu di Golkar.
Konflik terjadi diyakini karena banyak pengurus Golkar yang tak mendapatkan tempat di DPP partai. Terlebih, salah satu alasannya adalah perampingan dari sebelumnya ada 300 jabatan, hanya tinggal 200-an saja.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa yang dilakukan Airlangga untuk Golkar? Airlangga Hartarto memperbanyak sebaran tokoh berpengaruh di berbagai dapil. Partai Golkar berhasil menduduki posisi dua perolehan suara pada Pemilu 2024 dengan persentase 15,28 persen atau 23.208.654 suara.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa yang ingin Airlangga memimpin Golkar? Kendati begitu, mayoritas pengurus dan kader Partai Golkar menginkan Airlangga melanjutkan kepemimpinannya.
"Ini konsekuensi dari penyusunan struktur yang lebih ramping dibandingkan dengan kepengurusan sebelumnya. Dari 300-an lebih sekarang sekitar 200, jadi memang ada sekian ratus yang tereliminir dari kepengurusan Partai Golkar," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/2) kemarin.
Sederet diskusi yang mempertanyakan kredibilitas pemilihan pengurus Golkar di era Airlangga memang gencar dilakukan sejak pengumuman yang dilakukan menteri Perindustrian itu. Misalnya, pada 31 Januari lalu, GMPG dan PGB menggelar diskusi dengan tema 'Mempertanyakan kredibilitas penyusunan pengurus DPP Partai Golkar'. Diksusi ini dihadiri oleh senior Golkar, Yasril Ananta Baharuddin, sejumlah pengamat politik dan Perwakilan Ormas Tri Karya.
Yasril disebut adalah loyalis Jusuf Kalla (JK). Isi diskusi, disebut menyudutkan tentang Melchias Markus Mekkeng yang menjadi tim penyusun pengurus Golkar.
"Isi diskusi rata-rata menyalahkan Mekkeng yang menyusun kepengurusan," bisik seorang sumber di internal Golkar.
Namun, dari klarifikasi yang diberikan oleh Yasril. Dia membantah ada pesanan untuk datang ke acara tersebut. Menurut dia, kehadirannya dalam diskusi atas dasar kemauan pribadi dan kapasitasnya sebagai pribadi, bukan mewakili orang per orang.
"Kehadiran saya untuk acara diskusi dimaksud di atas semata-mata atas kapasitas pribadi dan tidak atas pesanan siapapun. Saya juga belum kenal dengan yang mengundang jadi hadir sebagai kader Golkar biasa apalagi lihat topiknya. Saya justru tidak mau ada bola liar kepada Golkar kalau hadir kan kita bisa mencegahnya karena ada di lapangan bukan berteori di menara gading," penjelasan Yasril.
Diskusi selanjutnya digelar oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan diri sebagai aktivis Golkar. Rencananya akan digelar pada 7 Februari di Warung Daun, Cikini. Turut mengundang dalam acara itu wakil dewan pakar Golkar Zainal Bintang, tokoh Golkar Iskandar Mandji, Ketua DPP Ormas MKGR J.S. Simatupang, dan Freddy Latumahina.
Dalam diskusi ini, disebutkan bahwa kelompok JK dengan Agung Laksono sudah bergabung untuk menggoyang kepengurusan Airlangga. Namun sayang, hingga Senin (5/2) malam, merdeka.com belum bisa mengkonfirmasi tentang kebenaran undangan diskusi ini yang beredar di pesan whatsApp.
Gerakan menggoyang kepemimpinan Airlangga ini pun diamini oleh Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Bahkan Ical secara terang-terangan mengungkap kekhawatirannya tentang gerakan tersebut.
"Ada satu masalah yang membuat saya khawatir. Masih ada satu kelompok yang masih belum puas pada kepengurusan Partai Golkar sekarang ini," kata Ical dalam acara syukuran Partai Golkar, pasca-mendapat Surat Keputusan Menkumham, di kediaman Airlangga Hartarto, di Jakarta, Sabtu (3/2).
Mantan Ketua umum Golkar itu tidak mengungkapkan siapa kelompok tersebut. Namun dia mengatakan kelompok tersebut mendatangi para mantan Ketua Umum Golkar, termasuk dirinya, guna menyampaikan keluh-kesahnya.
Ical menekankan jika kelompok tersebut tidak puas dengan susunan kepengurusan baru Golkar, semestinya kelompok tersebut datang langsung berbicara dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Bukan malah mendatangi para mantan Ketua Umum Golkar.
"Saya mengatakan kepada mereka untuk bertemu ketua umum menyampaikan keluh kesah. Tadi Pak Airlangga mengatakan bersedia mendengar aspirasi mereka," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Koordinator bidang Pemenangan Pemilu wilayah Sumatera Partai Golkar, Indra Bambang Utoyo membenarkan ada pihak yang tak puas dengan kepengurusan era Airlangga. Sayang dia tak mau ungkap siapa pihak tersebut.
Dia hanya menyindir bahwa di internal Golkar memang ada kelompok-kelompok besar seperti yang diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Munaslub Golkar pertengahan Desember tahun lalu.
"Kalau kita dengar pidato pembukaan presiden pada waktu Munaslub Desember lalu itu, kan presiden bilang beliau melihat ada lima kelompok besar di Golkar. Ada kelompok Pak Luhut, Pak JK, ARB, dan Akbar Tandjung dan Agung Laksono," kata Indra saat dihubungi merdeka.com, Senin (5/2).
Soal diskusi yang digelar belakangan ini, Indra mengatakan, bisa saja diskusi yang digelar itu memang ada kaitan dengan pihak yang tak puas dengan Airlangga.
"Ada beberapa kelompok mengadakan didskusi, intinya mempertanyakan kredibilitas penyusunan pengurus Golkar, mereka kumpul-kumpul katakanlah mengkritik Airlangga. Itu mungkin bagian dari tidak puas yang dari kelompok tersebut," jelas Indra. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga menegaskan pengunduran dirinya terhitung sejak Sabtu, 10 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyebut, jika pihak yang menggulirkan isu Munaslub tidak masuk dalam internal Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaWaketum Golkar curiga ada penumpang gelap dengan kemunculan gagasan Munaslub melalui orang yang mengaku anggota Dewan Pakar Golkar.
Baca SelengkapnyaGolkar tengah menjadi perbincangan hangat usai Ketua Umum partai berlogo beringin ini mundur. Ini sejumlah fakta menarik Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaMunaslub Golkar dilakukan oleh Faksi Kecil yang bermain di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPartai Beringin tua kembali panas. Kini, giliran Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua umum Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Pakar Golkar Palar Batubara membeberkan penilaiannya atas sejumlah kemungkinan alasan Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
Baca SelengkapnyaAirlangga juga menuturkan Golkar dekat dengan sosok Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sebab, Prabowo diakui Airlangga sebagai mantan orang Golkar.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengingatkan agar seluruh kader Partai Golkar merapatkan barisan.
Baca SelengkapnyaDPD Golkar seluruh Indonesia menyatakan tak ingin Munaslub.
Baca SelengkapnyaKeputusan itu diambil secara musyawarah mufakat oleh para peserta rapat yang terdiri dari seluruh perwakilan DPD Partai Golkar seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengaku pengundurannya sebagai ketum diambil melalui banyak pertimbangan.
Baca Selengkapnya