Gerindra minta Jokowi jewer partai pemerintah yang dukung angket KPK
Merdeka.com - Partai Gerindra mengkritik sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terkesan lembek dalam menyikapi bergulirnya Pansus KPK di DPR. Jokowi hingga kini belum menyatakan sikap tegas apakah mendukung atau menolak angket KPK.
Wasekjen Gerindra Andre Rosiade mendesak agar Presiden Jokowi bersikap atas hal ini. Menurut dia, sejak era Jokowi, lembaga anti rasuah terus mendapatkan serangan dari berbagai pihak. Diawali dari gonjang-ganjing Budi Gunawan sebagai calon Kapolri waktu itu.
"Sekarang gonjang-ganjing hak angket KPK dimotori partai pendukung pemerintah, pendukung Presiden, kan beda dengan komitmen Presiden sendiri," tegas Andre dalam pesan singkatnya, Kamis (15/6).
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Kenapa Jokowi akan memberikan sambutan di Apel Kader Gerindra? 'Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan,' kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Yusuf Permana kepada wartawan, Sabtu (31/8).
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kenapa Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? Pemanggilan tersebut, buntut insiden personel Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) dikabarkan menguntit Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
-
Apa gugatan yang dilayangkan ke Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Komitmen Presiden dimaksud, ungkap Andre, yakni janji meningkatkan dan menambah penyidik KPK pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Presiden juga pernah berjanji akan menambah anggaran KPK.
Namun janji tersebut, menurutnya tinggal janji, karena hingga kini janji itu belum juga direalisasikan Jokowi. Yang ada, partai pendukung Jokowi justru terkesan ramai-ramai melemahkan KPK.
"Tidak bisa sekadar bilang KPK perlu diperkuat, KPK harus independen, Presiden juga perlu bersikap tegas. Sebab dalam kenyataannya KPK nyata-nyata mulai digerogoti, dilemahkan," urai Andre.
Ditambahkan, keberadaan KPK saat ini sangat dibutuhkan masyarakat, di tengah menurunnya kepercayaan terhadap Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI. Partai pendukung pemerintah yang seharusnya sejalan dengan Presiden justru berbeda sikap.
"Ini sudah tiga tahun jalan pemerintahan Jokowi. Jangan hanya diam, jangan lagi berlindung di balik kata intervensi politik, ini soal harapan rakyat bahkan KPK harus tetap ada dan diperkuat," ucapnya.
Andre menyinggung era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Melalui Setgab, Presiden terus melakukan koordinasi dengan partai pendukung pemerintah dalam mengeluarkan setiap kebijakan. Hal yang sama sebenarnya bisa dilakukan Presiden dengan memanggil partai yang berseberangan dengan sikap tegas Presiden.
"Dulu jaman SBY ada Setgab, masa sekarang Presiden Jokowi enggak bisa manggil partai pendukungnya. Kalau tidak sejalan kan bisa dijewer," kata dia.
Amanah yang diberikan rakyat Indonesia melalui Pilpres 2014, selayaknya dijalankan dengan baik. Kecuali jika Presiden memang menyetujui adanya pelemahan KPK dengan tidak mengambil sikap tegas.
"Presiden itu kan Kepala Pemerintahan, Kepala Negara, beliau memegang mandat rakyat. Presiden jangan ragu, segera tindak partai pendukungnya, kecuali memang secara diam-diam Presiden Jokowi menyetujui pelemahan KPK. Diamnya Jokowi ini bisa diartikan dalam hati kecilnya setuju KPK dilemahkan," tutup Andre. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai Gerindra melangsungkan apel dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (31/8)
Baca SelengkapnyaRocky mengaku menangkap sinyal seperti ada kegelisahan.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra melangsungkan apel pada Sabtu (31/8). Acara tersebut dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Baca SelengkapnyaIsu Jokowi masuk dalam bursa ketua umum Partai Golkar semakin kencang. Jokowi akhirnya merespons isu tersebut.
Baca SelengkapnyaDengan nada bercanda, Prabowo mengingatkan para ketua umum parpol untuk berhati-hati sebab banyak kader Gerindra disusupkan ke berbagai parpol.
Baca SelengkapnyaDi DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.
Baca SelengkapnyaSemua spanduk yang terpasang di beberapa lokasi itu dengan tulisan atau isi yang sama, namun berlatar warna yang berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini hal ini dapat memberikan efek jera untuk para koruptor dan mengembalikan kerugian negara.
Baca SelengkapnyaAndreas pun menyinggung soal cawe-cawe Jokowi agar tetap berkuasa.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyayangkan Rocky Gerung yang seorang akademisi berkata kasar tersebut.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Gerindra Prabowo Subianto hadir dalam Rakorkan Partai Amanat Nasional (PAN), Kamis (9/5).
Baca SelengkapnyaJokowi sebelumnya disebut Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengirim menteri untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketum PDI Perjuangan.
Baca Selengkapnya