Gerindra Puji Sikap Kepala Lingkungan di Medan Pilih Pulang Daripada Dukung Jokowi
Merdeka.com - Sejumlah kepala lingkungan (kepling) di wilayah Medan merasa dijebak oleh ASN Pemkot Medan untuk mendukung salah satu capres tertentu dalam suatu acara. Namun tak sedikit yang memilih 'balik kanan' begitu mengetahui acara yang mereka ikuti adalah deklarasi dukungan kepada capres nomor urut 01 Joko Widodo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengapresiasi sikap kepling di Medan itu. Dia menyebut para kepling itu memperlihatkan nilai kejujuran dan kebenaran jika merasa dijebak untuk mendukung kampanye deklarasi Jokowi pada acara tersebut.
"Saya salut dengan keberanian para kepala lingkungan di Medan saja sangat sadar penting netralitas aparatur sipil negara dalam demokrasi di Indonesia terlebih jelang Pilpres, sangat-sangat terharu dan bangga terhadap para kepling yang berani menolak atau balik kanan ketika diminta mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin," katanya lewat pesan kepada merdeka.com, Senin (19/11).
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Aturan apa yang dikeluarkan Presiden Jokowi terkait PNS? Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan aturan tentang penyesuaian tata cara kerja baru bagi PNS.
-
Siapa yang diingatkan Jokowi soal pengelolaan anggaran? Jokowi mengingatkan Pemda agar program-program harus berorientasi kepada hasil, sehingga ada return ekonomi.
-
Apa yang Anies tekankan kepada kader PKS? Anies mengaku perubahan bukan hanya untuk satu orang, partai, dan koalisi, tetapi hajat seluruh masyarakat Indonesia. 'Jadi bapak-ibu sekalian perubahan ini bukan tentang satu orang, bukan tentang satu partai bukan tentang satu koalisi ini adalah tentang mengubah hajat keluarga-keluarga di seluruh Indonesia. Untuk mengubah itu perlu kemenangan,' tegasnya.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Kenapa Jokowi akan memberikan sambutan di Apel Kader Gerindra? 'Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan,' kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Yusuf Permana kepada wartawan, Sabtu (31/8).
Dia mengimbau seluruh ASN di Indonesia mencontoh sikap para kepling di Medan. Sebab, kata Arief, gaji ASN bukan berasal dari Jokowi, melainkan dari pajak masyarakat. Terlebih, ASN tidak mengabdi kepada Jokowi, tetapi pada semua masyarakat dari golongan manapun.
"Ini bukti tanda tanda penolakan sudah makin besar di masyarakat terhadap Joko Widodo, monggo Wali Kota Medan yang memang dari parpol mendukung Joko Widodo tapi tolong jangan libatkan para ASN," ucap Arief.
Untuk diketahui, beredar kabar mobilisasi yang dilakukan terhadap ribuan kepala lingkungan (kepling) untuk menghadiri deklarasi dukungan kepada salah satu pasangan calon. Netralitas aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Medan pada Pillpres 2019 dipertanyakan.
Sejumlah kepling semacam ketua RT merasa telah 'dijebak' untuk ikut deklarasi yang digelar di Gelanggang Remaja, Jalan Sutomo, Medan, Minggu (11/11). Mereka mengaku diperintahkan lurah dan camat untuk hadir pada acara kerukunan lintas agama di tempat dan waktu yang sama. Namun kenyataannya, di lokasi itu justru digelar deklarasi dukungan kepada salah satu pasangan calon.
"Saya datang. Iya ada deklarasi untuk mendukung Jokowi. Pening juga kita melihatnya," kata salah seorang kepala lingkungan yang tak mau disebutkan namanya, Rabu (14/11) siang.
Hampir semua kepling yang jumlahnya ribuan orang dikabarkan hadir di acara itu. Namun tidak sedikit yang memilih "balik kanan" begitu mengetahui acara yang mereka ikuti adalah deklarasi dukungan kepada pasangan calon Pilpres 2019.
Seorang kepling mengaku mendapat perintah langsung dari camatnya. Ada pula yang didahului rapat di kantor kelurahan lalu diminta hadir ke acara itu dengan dress code kemeja putih celana hitam plus simbol keagamaan.
Sebagian di antara kepling ini merasa dijebak. Alasannya mereka tidak ingin ikut-ikutan dalam deklarasi dukung-mendukung pasangan calon.
"Kami seperti dibodoh-bodohi. Kami enggak tahu ada deklarasi," ungkap kepling lainnya.
Seorang camat yang dihubungi wartawan juga mengakui ada memerintahkan lurah untuk mengarahkan para kepling untuk menghadiri acara di Gelanggang Remaja itu. Namun dia menolak berkomentar panjang, terlebih saat ditanya pejabat yang memberinya perintah.
"Itu kita nggak tahu salahnya di mana. Yang penting, kalaupun ada di lapangan, yah kita enggak bisa komenlah," ungkap camat yang juga tak mau namanya disebut.
Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Kota Medan, Syahrul Effendi Rambe, membantah adanya perintah memobilisasi kepling untuk menghadiri acara deklarasi dukungan kepada salah satu pasangan capres-cawapres.
"Nggak benar saya kan sudah jawab. Kepling, lurah dan camat di acara pagi itu kan di Car Free Day sama Pak Wali dan sama Kapolres," katanya saat dihubungi.
Syahrul mengaku tidak tahu para kepling hadir di Gelanggang Remaja. Menurutnya bisa saja mereka hadir mengatasnamankan perwiridan. "Mungkin dia dari perwiridan. Itu kan dalam lintas agama itu koordinasinya bukan dalam kampanye," sebut Syahrul.
Dia mengaku sudah bertanya pada lurah dan camat dan semua menyatakan tidak ada memerintahkan. "Enggak ada kita perintahkan. Siapa yang perintahkan? Waktu yang bersamaan kita acara di Lapangan Merdeka dengan Pak Wali, lurah, camat, dan kepling sebagian, dan Pak Kapolrestabes. Di Car Free Day," ucapnya.
Sepengetahuan Syahrul, kegiatan di Gelanggang Remaja adalah acara lintas agama. Karenanya, dia menduga kepling-kepling itu hadir dari pengajian-pengajiannya.
"Saya tidak tahu ada deklarasi, saya tahu kegiatan lintas agama. Namanya kepling kan tokoh masyarakat. Mana bisa kita larang dia tokoh masyarakat," ucap Syahrul.
Soal camat yang mengaku memberi perintah agar kepling hadir, Syahrul juga membantahnya. Dia bahkan mengklaim sudah memanggil para lurah dan camat untuk rapat kemarin. Namun, kata dia, perintah memobilisasi kepling itu tidak ada.
Dia menyatakan Pemkot Medan tetap netral. Sebagai ASN, mereka tahu aturan undang-undang. "Kalau ada ASN entah lurah atau camat yang terlibat kasih tahu sama saya, biar saya tindak langsung," tegas Syahrul.
Namun, pernyataan Syahrul bertolak belakang dengan pengakuan sejumlah kepling yang bersedia diwawancarai. Mudah-mudahan ASN Pemkot Medan benar-benar netral.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menyentil Aparatur Sipil Negara atau ASN yang enggan pindah ke Ibu Kota Nusantara.
Baca Selengkapnya58 persen perputaran uang dan ekonomi juga ada di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaRieke mengaku tidak khawatir kunjungan Jokowi akan menggerus suara PDIP di Jateng.
Baca SelengkapnyaHeru berujar pengorbanan ASN yang mau WFH ini nantinya akan mendapat ganjaran dari sang pencipta.
Baca SelengkapnyaAHY menyinggung IKN yang dikhawatirkan mangkrak hingga rakyat menderita.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra melangsungkan apel dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (31/8)
Baca SelengkapnyaPermintaan Jokowi ini disampaikan untuk menghindari kegaduhan dampak PHK massal tenaga honorer.
Baca SelengkapnyaSaat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memotong TKD ASN DKI Jakarta sebesar 25 persen.
Baca SelengkapnyaSetelah adanya banyak investor masuk ke proyek-proyek di sana untuk membangun rumah sakit, hotel, mal, hingga sekolah.
Baca SelengkapnyaPemindahan PNS ke Ibu Kota Nusantara diperlukan agar pembangunan tak Jawa Sentris, tapi Indonesia Sentris.
Baca Selengkapnya"PNS jangan alergi terhadap teknologi. Sangat penting. Tidak bisa kita cegah lagi," kata Jokowi.
Baca SelengkapnyaViral video Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Boyolali mengaku diperintah untuk memenangkan PDIP dan Ganjar.
Baca Selengkapnya