Gerindra ungkap kronologi La Nyalla batal dicalonkan di Pilgub Jatim
Merdeka.com - Mantan Ketum PSSI La Nyalla Mattalitti menuding Ketum Gerindra Prabowo Subianto meminta mahar agar dicalonkan jadi gubernur Jawa Timur pada Pilkada serentak 2018. Prabowo disebut minta duit Rp 40 miliar untuk memuluskan langkah La Nyalla melawan Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa di Jatim.
Gerindra menjawab tudingan tersebut. Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa merunut kronologi pencalonan La Nyalla hingga akhirnya gagal.
Desmond mengatakan, La Nyalla sudah melakukan blusukan ke sejumlah daerah untuk memuluskan niatnya jadi gubernur Jatim. Kemudian dia meminta izin kepada Prabowo untuk menggunakan logo Gerindra dan Prabowo di sejumlah baliho La Nyalla.
-
Kenapa NasDem menolak Gubernur Jakarta ditunjuk Presiden? Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi mencalonkan diri? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Siapa yang diusung Partai Nasdem untuk Pilgub Jabar? Anak Presiden ke-3 ini diusung oleh Partai NasDem.
-
Apa gimik Prabowo menurut Nusron? Nusron menekankan, gimik dilakukan Prabowo justru hanya joged. Namun menurut Nusron, gimik tersebut mendapat respons positif dari masyarakat ketimbang pasangan calon lainnya.
-
Gerindra muncul karena alasan apa? Pada awalnya, ide pendirian Partai Gerindra digagas oleh Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo. Mereka ingin melindungi kesejahteraan rakyat ekonomi kelas bawah terhadap jerat sistem kapitalisme.
-
Siapa yang menjadi calon gubernur Jawa Barat? Calon Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu menggagas program Teras ASIH.
"Dia minta datang ke Prabowo untuk boleh menggunakan gambar Gerindra di baliho dia, diizinkan, pasang, gitukan yang minta dia," kata Desmond saat dihubungi merdeka.com, Jumat (12/1).
Setelah itu, La Nyalla meminta bertemu dengan Prabowo. Setelah itu, dia ingin mendapatkan rekomendasi dari Gerindra untuk mencalonkan diri di Pilgub Jatim. Dalam proses itu, kata Desmond, adalah wajar jika Prabowo bertanya tentang kesiapan calon mengenai biaya saksi di ribuan TPS di Jatim.
"Ditanyain dong, gituloh tentang kesiapan biaya, macam-macam, di antara pembicaraan itu ditanyain uang saksi, disesuai kan dengan jumlah TPS, mungkin keluar angka Rp 40 miliar itu," jelas Desmond.
Wakil Ketua Komisi III DPR ini pun heran dengan pernyataan keras La Nyalla yang menuding Prabowo. Menurut dia, harusnya La Nyalla paham tentang biaya saksi demi terciptanya demokrasi yang baik dalam proses Pilkada di Jawa Timur.
"Kenapa dia ribut ditanyai uang saksi," kata dia.
Desmond mengatakan, biaya untuk saksi itu sangat penting, peran saksi dalam mengawal proses demokrasi dari mulai pencoblosan hingga penghitungan suara butuh biaya besar membayar para saksi. Oleh sebab itu, dia yakin, La Nyalla tahu akan hal tersebut, tapi menyayangkan jika itu justru dipersoalkan.
"Apakah La Nyalla itu pura-pura enggak paham? Dia kan bukan orang baru di dunia antah berantah ini, kami melihatnya ada apa dengan dia? Aneh juga kalau dia kader Gerindra harusnya tidak melakukan hal ini, mirip-mirip Ahok juga jadinya, seolah-olah partai yang salah," tutur Desmond.
Desmond melanjutkan, Prabowo sudah berbaik hati untuk memberikan kesempatan pada La Nyalla dalam pencalonan. Menurut dia, La Nyalla diminta cari teman koalisi Gerindra jika ingin dicalonkan. Namun sampai batas akhir pendaftaran, La Nyalla tak mendapatkan teman koalisi.
Oleh sebab itu, Gerindra akhirnya memutuskan batal mencalonkan La Nyalla. Selanjutnya, Prabowo membawa Gerindra untuk mendukung Saifullah Yusuf alias Gus Ipul di Pilgub Jatim.
"Dia dikasih surat tugas untu cari dukungan partai lain, dia gagal, kok dia marah, kan aneh ini orang," tutup dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudaryono juga berjanji bakal rajin turun ke lapangan untuk mendengar aspirasi masyarakat.
Baca SelengkapnyaDedi Mulyadi mengaku siap jika ditugaskan maju pada Pilgub Jabar
Baca SelengkapnyaPolitisi Gerindra, Dedi Mulyadi blak-blakan, bahwa upayanya membongkar kasus Vina Cirebon bukan sebagai aksi politisasi untuk maju Pilkada Jabar.
Baca SelengkapnyaGerindra tidak bisa mencalonkan Dedi Mulyadi sendiri. Sehingga akan berkomunikasi dengan partai-partai lain.
Baca SelengkapnyaAhmad Luthfi menegaskan masih menunggu sertijab di Polda Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaKIM akan kompak dalam pengusungan paslon untuk Pilgub Jateng.
Baca SelengkapnyaGerindra tidak mengetahui siapa yang memasang baliho Prabowo Gibran.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar resmi mendukung Dedi Mulyadi untuk maju dalam Pilkada Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPAN memastikan jika nama yang ditawarkan tak diinginkan hal itu kembali menjadi keputusan bersama.
Baca SelengkapnyaGerindra sudah memutuskan untuk mengusung Khofifah di Pilgub Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hal ini bertolak belakang dengan sikap Prabowo sebelumnya yang pernah bilang tidak akan intervensi Pilkada.
Baca SelengkapnyaBeredar dukungan cagub Dedi Mulyadi berpasangan dengan politikus Golkar Nurul Arifin sebagai cawagub untuk Pilkada Jabar 2024.
Baca Selengkapnya