Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gerindra Ungkap Paradoks Kebijakan Pangan Rezim Jokowi

Gerindra Ungkap Paradoks Kebijakan Pangan Rezim Jokowi Edhy Prabowo. ©2012 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo, mengkritisi konsep kedaulatan pangan yang dijanjikan Jokowi di Pilpres 2014. Meski pemerintah mengklaim telah bekerja keras, namun faktanya kedaulatan pangan saat ini masih jauh dari kenyataan.

Edhy menuturkan, pemerintah belum mampu mengoptimalkan seluruh potensi dalam negeri yang dimiliki. Misalnya tentang pengembangan ternak sapi perah. Padahal, kata dia, pengembangan usaha industri sapi perah di Indonesia mempunyai prospek strategis untuk pengembangan SDM. Ironisnya, 70 persen bahan baku industri sapi perah berasal dari impor.

"Pemerintah harus terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas sapi perah, yang sebagian berasal dari peternakan sapi perah rakyat," kata Edhy dalam diskusi Rabu Biru 'Petani, Nelayan & Ekonomi Rakyat' di Prabowo-Sandi Media Center, Jalan Sriwijaya I No 35, Jakarta, Selatan, Rabu (16/1).

Orang lain juga bertanya?

Dalam kesempatan itu, Edhy mengungkap paradoks kebijakan pangan rezim Jokowi. Dia mencatat, selama tahun 2014 hingga sekarang masih terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang bertolak belakang antara satu dengan yang lain. Beberapa kebijakan juga kerap tak sejalan dengan amanah undang-undang sektor pertanian.

Salah satunya adalah kebijakan impor pangan, terutama beras. Hal ini, kata Edhy, bertolak belakang dengan penjelasan Kementerian Pertanian mengenai kondisi data beras yang terus mengalami peningkatan.

Dia memaparkan, menurut Kementerian Pertanian, potensi produksi beras akan terus meningkat. Pada Bulan Januari 2018 sebanyak 2.668.764 ton, Februari meningkat sebanyak 5.388.600 ton, Maret sebanyak 7.441.842 ton, dan April sebanyak 5.283.498 ton.

Dari situ, kata Eddy, data potensi produksi beras yang dimiliki Kementerian Pertanian diabaikan oleh kementerian lain yang tetap ngotot melakukan impor beras. Bahkan tak hanya beras, impor juga dilakukan terhadap komoditas jagung. Padahal di saat yang sama Kementerian Pertanian melakukan ekspor jagung.

"Artinya, impor yang dilakukan selama ini tidak melalui rekomendasi maupun koordinasi dengan menteri teknis tekait," tegas Eddy.

Eddy menambahkan, fakta lain yang membutikan pemerintah kurang serius dalam mengelola persoalan pangan adalah belum terbentuknya Kelembagaan Pangan. Padahal, Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, pasal 126 mengamanatkan untuk membentuk lembaga pemerintah yang menangani bidang pangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Di mana, peraturan pelaksanaannya harus ditetapkan paling lambat tiga tahun sejak UndangUndang ini diundangkan, yaitu November 2015.

"Namun, hingga saat ini kelembagaan pangan yang dimaksud belum juga terealisasi. Presiden dan perangkatnya di pemerintahan terkesan lambat dalam membentuk lembaga pangan. Padahal tugas, pokok dan fungsi lembaga ini sangat diperlukan demi kelangsungan pangan di Tanah Air," terang Ketua Komisi Pangan DPR RI itu tersebut.

Edhy melanjutkan dari sederet permasalahan itu semua, salah satu penghambat utama dalam terwujudnya kedaulatan pangan adalah keberpihakan anggaran. Edhy pesimis, kedaulatan pangan tercipta bila anggaran sektor pangan dari tahun ke tahun terus dipangkas dan mengalami penurunan.

Dia menuturkan, pada 2015 anggaran Kementerian Pertanian sebesar Rp 32 triliun. Tahun 2016, angka itu dipangkas menjadi Rp 27 triliun. Kemudian di tahun 2017 Rp 24 triliun, tahun 2018 Rp 23 triliun, dan tahun 2019 menjadi Rp 21 triliun.

"Dalam mewujudkan kedaulatan pangan, negara harus hadir dan memiliki komitmen. Selain itu, Negara juga butuh strategi baru dan terobosan baru. Melihat fakta yang ada, strategi dan terobosan baru rasanya hanya akan terjadi pada pemerintahan yang baru. Pemerintahan yang siap mewujudkan bangsa ini menjadi adil dan makmur," tandas Edhy.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ganjar Ungkap Pesan Lengkap Jokowi saat Bisik-Bisik di Rakernas PDIP
Ganjar Ungkap Pesan Lengkap Jokowi saat Bisik-Bisik di Rakernas PDIP

Ganjar mengungkap pernah berbincang dengan Jokowi cukup lama ketika di Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Di Depan Jokowi, Ganjar Paparkan Gagasan Kedaulatan Pangan Demi Indonesia Capai Swasembada
Di Depan Jokowi, Ganjar Paparkan Gagasan Kedaulatan Pangan Demi Indonesia Capai Swasembada

Ganjar Pranowo mengungkapkan ide terkait kedaulatan pangan di hadapan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Bisik-Bisik Jokowi ke Bacapres Ganjar Pranowo saat Rakernas PDIP, Ini Isinya
Bisik-Bisik Jokowi ke Bacapres Ganjar Pranowo saat Rakernas PDIP, Ini Isinya

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengaku telah bisik-bisik ke Ganjar Pranowo jika terpilih sebagai Presiden periode 2024-2029 mendatang.

Baca Selengkapnya
Adu Solusi: Nasib Food Estate di Tangan 3 Capres
Adu Solusi: Nasib Food Estate di Tangan 3 Capres

Food estate, proyek strategis Presiden Jokowi ramai jadi perbincangan di ujung era Kabinet Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya
Gerindra Jateng Soal Food Estate: Mending, daripada Tidak Bikin
Gerindra Jateng Soal Food Estate: Mending, daripada Tidak Bikin

Pelaksanaan food estate nantinya selain didorong oleh investor, juga organisasi Tani Merdeka Indonesia.

Baca Selengkapnya
Prabowo Janji Indonesia Swasembada Pangan 5 Tahun ke Depan, Bisakah Tercapai?
Prabowo Janji Indonesia Swasembada Pangan 5 Tahun ke Depan, Bisakah Tercapai?

Prabowo menekankan program Swasembada Pangan harus dicapai Indonesia dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya
Istana Jawab Kritik Mahfud MD: Food Estate Tidak Gagal, Tapi Perlu Dievaluasi
Istana Jawab Kritik Mahfud MD: Food Estate Tidak Gagal, Tapi Perlu Dievaluasi

membantah food estate yang diperintahkan Presiden Jokowi kepada Menhan Prabowo gagal.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bisiki Ganjar soal Program Kedaulatan Pangan, PDIP: Sudah Kode Keras Itu
Jokowi Bisiki Ganjar soal Program Kedaulatan Pangan, PDIP: Sudah Kode Keras Itu

Presiden Jokowi mengaku telah bisik-bisik ke Ganjar Pranowo jika terpilih sebagai Presiden periode 2024-2029 mendatang.

Baca Selengkapnya
Gerindra Bela Prabowo Disebut PDIP Menteri Tak Jalankan Mandat Jokowi Terkait Food Estate
Gerindra Bela Prabowo Disebut PDIP Menteri Tak Jalankan Mandat Jokowi Terkait Food Estate

PDIP menyebut permasalahan food estate akan dibahas saat Rakernas nanti.

Baca Selengkapnya
Manfaatkan Lahan Guna Secara Optimal, Pakar Pertanian Apresiasi Kebijakan Pangan dan Pertanian Era Jokowi
Manfaatkan Lahan Guna Secara Optimal, Pakar Pertanian Apresiasi Kebijakan Pangan dan Pertanian Era Jokowi

Hal tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.

Baca Selengkapnya
Analisis: Jokowi Lebih Percaya pada Ganjar Ketimbang Prabowo
Analisis: Jokowi Lebih Percaya pada Ganjar Ketimbang Prabowo

Bakal Capres Ganjar Pranowo tampak semakin percaya diri menghadapi Pemilu 2024. Hal ini terlihat dari gesture dan pidato politik Ganjar saat Rakernas PDIP.

Baca Selengkapnya
Pengamat Nilai Kritikan Pedas PDIP Mengarah ke Jokowi: Marahnya Tidak Tanggung-Tanggung
Pengamat Nilai Kritikan Pedas PDIP Mengarah ke Jokowi: Marahnya Tidak Tanggung-Tanggung

PDIP terlihat melakukan perlawanan usai Golkar dan PAN gabung Prabowo

Baca Selengkapnya