Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gerindra yakin Perppu Ormas bikin Jokowi dicap otoriter dan represif

Gerindra yakin Perppu Ormas bikin Jokowi dicap otoriter dan represif Jokowi naik kereta Commuter Line. ©Setpres RI

Merdeka.com - Ketua DPP Partai Gerindra Nizar Zahro sependapat dengan hasil survei Media Survei Nasional (Median) dimana 34,6 persen publik menyebut pemerintahan Presiden Joko Widodo telah bersikap represif. Terbitnya Perppu Ormas diyakini sebagai salah satu faktor yang membuat pemerintah dicap represif.

"Satu Perppu ormas, yang kedua Demokrasi. Demokrasi yang tidak sebebas sesuai UU. Yang ketiga lapangan pekerjaan," kata Nizar di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/10).

Menurut Nizar, seharusnya elektabilitas Jokowi bisa di atas 50 persen. Tren tersebut pernah terjadi saat Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono mencalonkan lagi sebagai calon presiden di Pilpres 2009.

"Mestinya incumbent Pemerintah dalam 2 tahun setengah bisa naik 50 sampai 80 persen. Jadi zaman Pak SBY itu kalau incumbent itu bisa di atas 50 persen," terangnya.

Analisa Nizar, angka elektabilitas yang stagnan menunjukkan berkurangnya tingkat kepuasan publik kepada pemerintah. Itu dipicu berbagai faktor. Semisal janji Jokowi untuk menciptakan 10 juta lapangan pekerjaan yang belum terpenuhi, adanya PHK besar-besaran hingga pertumbuhan ekonomi yang kecil.

"Jadi fenomena ini survei itu mengatakan ada kepuasan masyarakat yg belum terpenuhi. Terutama masalah lapangan pekerjaan yang dulu dijanjikan 10 juta lapangan pekerjaan tapi tidak terpenuhi," ujar Nizar.

Diketahui, penerbitan Perppu pembubaran ormas oleh pemerintah rupanya berdampak signifikan terhadap Presiden Jokowi. Mayoritas masyarakat menilai Jokowi telah bersikap represif.

Media Survei Nasional (Median) melakukan survei terhadap 1.000 responden. Hasilnya, 34,6 persen publik menganggap Jokowi otoriter atau represif. Sementara yang tidak menjawab sebanyak 32,0 persen. Survei tersebut memberikan pertanyaan yakni akhir-akhir ini ada isu sensitif yang menyatakan bahwa Presiden Jokowi dianggap represif/otoriter, apakah anda percaya atau tidak dengan isu itu?

"Ada 34,6 persen publik yang percaya dan menganggap Jokowi represif dan otoriter. Versus 33,4 persen yang tidak percaya Jokowi represif dan otoriter," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun di Rumah Makan Bumbu Desa Cikini, Jakpus, Senin (2/10). (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
LSI Denny JA Ungkap Sederet Blunder PDIP yang Bikin Suara Disalip Gerindra untuk Pertama Kali
LSI Denny JA Ungkap Sederet Blunder PDIP yang Bikin Suara Disalip Gerindra untuk Pertama Kali

LSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.

Baca Selengkapnya
‘Mas Ganjar Setipe dengan Pak Jokowi, Bergerak dari Lokal Memahami Denyut Nadi Rakyat’
‘Mas Ganjar Setipe dengan Pak Jokowi, Bergerak dari Lokal Memahami Denyut Nadi Rakyat’

Waketum Perindo Ferry Kurnia Rizkiyansyah menilai, Ganjar merupakan sosok yang diinginkan masyarakat untuk melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Habiburokhman Bicara Dinamika Politik: Kita Sudahi Gaya Politik Kalkulator Elektoral
Habiburokhman Bicara Dinamika Politik: Kita Sudahi Gaya Politik Kalkulator Elektoral

Habiburokhman membandingkan pemerintahan saat orde baru dengan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Effect Dinilai jadi Faktor Utama Pemilih PDIP Alihkan Dukungan ke Prabowo
Jokowi Effect Dinilai jadi Faktor Utama Pemilih PDIP Alihkan Dukungan ke Prabowo

Prabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Megawati Dituding Gelisah Sebut Penguasa Mirip Orba, FX Rudy Ungkit Tiket Capres Jokowi Sejak 2014
Megawati Dituding Gelisah Sebut Penguasa Mirip Orba, FX Rudy Ungkit Tiket Capres Jokowi Sejak 2014

Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo membela Megawati Soekarnoputri usai menyebut penguasa hari ini seperti zaman orde baru

Baca Selengkapnya
PSI: Dukungan Jokowi ke Capres dan Parpol Bukan Dosa, Hal Lazim di Dunia Politik
PSI: Dukungan Jokowi ke Capres dan Parpol Bukan Dosa, Hal Lazim di Dunia Politik

"Tidak masalah, tidak berdosa memberikan dukungan politik," kata Sekjen PSI

Baca Selengkapnya
Begini Kata Politisi PDIP soal Kabar Jokowi Gabung Partai Golkar
Begini Kata Politisi PDIP soal Kabar Jokowi Gabung Partai Golkar

Andreas pun menyinggung soal cawe-cawe Jokowi agar tetap berkuasa.

Baca Selengkapnya
Survei Terbaru Partai Politik, LSI Denny JA Ungkap Faktor yang Buat Gerindra Bisa Salip PDIP
Survei Terbaru Partai Politik, LSI Denny JA Ungkap Faktor yang Buat Gerindra Bisa Salip PDIP

LSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kejutan! Hasto Bongkar Operasi Jokowi Rebut Kursi Kepemimpinan Golkar dan PDIP
VIDEO: Kejutan! Hasto Bongkar Operasi Jokowi Rebut Kursi Kepemimpinan Golkar dan PDIP

Hasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.

Baca Selengkapnya
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo

Di DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.

Baca Selengkapnya
PSI Sebut Keberpihakan Jokowi ke Capres Bukan Dosa, Sindir Kampanye Megawati di Pilpres 2004
PSI Sebut Keberpihakan Jokowi ke Capres Bukan Dosa, Sindir Kampanye Megawati di Pilpres 2004

Menurut Raja Juli, presiden maupun menteri merupakan warga negara yang memiliki hak politik untuk mendukung kandidat pilpres.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye, Istana Contohkan Megawati dan SBY Pernah Kampanye untuk Partai
Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye, Istana Contohkan Megawati dan SBY Pernah Kampanye untuk Partai

Istana meluruskan ucapan Presiden Jokowi soal presiden boleh kampanye dan memihak.

Baca Selengkapnya