Godaan Kampanye Terbuka Rawan Terjadi di Pilkada 2020
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, mengungkapkan masih ada masyarakat yang menginginkan kampanye terbuka pada Pilkada 2020. Hal ini harus diantisipasi lantaran melanggar protokol kesehatan.
"Di banyak daerah kita menemukan sebagian masyarakat sebaiknya kampanye terbuka saja seperti biasa, apalagi ada contoh di mana ada elite politik, elite pemerintahan yang menyelenggarakan pesta misalnya, macam macam lah selama delapan bulan terakhir," katanya dalam diskusi potensi dan jalan keluar dari kerawanan Pilkada 2020, Selasa (17/11).
"Itu membuat masyarakat bertanya loh kenapa kok kampanye gak boleh, kenapa gak terbuka juga, jadi ada demand masyarakat menyenangi kampanye terbuka tidak tertutup seperti sekarang," sambungnya.
-
Dimana saja internet belum merata? Masalah pemerataan dan kecepatan itu ya memang harus dilakukan secara paralel gitu ya. Kalau pemerataan itu kan memang masih ada 20 persen dari wilayah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan-red) yang belum mendapatkan internet dengan bagus gitu ya, bahkan juga masih blank spot.
-
Apa saja tantangan media siber di pemilu? Tantangan inilah yang akan dihadapi media massa dalam menghasilkan jurnalisme berkualitas.
-
Dimana internet mati berdampak pada masyarakat? 1 tahunSetelah satu tahun, adaptasi besar-besaran akan dilakukan oleh seluruh masyarakat. Di antara negara-negara berkembang, banyak negara yang telah membangun kembali jaringan telepon tetap/landline.
-
Dimana negara dengan pengguna internet terbanyak? Berikut daftar negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia.
-
Kapan puncak percakapan Pilkada di media sosial? Monitoring menunjukkan bahwa percakapan mengenai Pilkada 2024 di media sosial dan online mencapai puncaknya dua hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Di mana Pilkada Serentak 2020 diselenggarakan? Berikut adalah daftar provinsi-provinsi yang menyelenggarakan Pilkada Serentak 9 Desember 2020 tersebut:Sulawesi UtaraSulawesi TengahKalimantan UtaraKalimantan SelatanKalimantan TengahSumatera BaratKepulauan RiauJambiBengkulu
Dia menambahkan, hal tersebut menggoda para paslon melakukan kampanye terbuka jelang hari pencoblosan. Pasalnya, di menit-menit terakhir para kandidat akan melakukan closing statement. Mereka akan menunjukkan kekuatan masing-masing.
"Dan biasanya ditunjukkan dengan kegiatan mengumpulkan massa. Jadi itu harus diantisipasi oleh penyelenggara pemilu dan itu bisa menimbulkan berbagai kerawanan," ucapnya.
Selain itu, kerawanan pengumpulan massa berpotensi di daerah-daerah yang sulit melakukan kampanye secara daring. Djayadi bilang, penetrasi internet dan pengguna media sosial di perkotaan secara rata rata sekitar 50 sampai 60 persen. Sedangkan, di daerah tergolong pedesaan penggunaan internet hanya 30 hingga 40 persen.
Sehingga, dalam konteks seperti itu, bila kandidat hanya mengandalkan kampanye daring atau tatap muka satu persatu akan sulit untuk menjangkau pemilih. Terutama, pemilih yang tidak punya akses internet.
"Dan itu masa rawannya sekarang-sekarang ini, jadi potensi adanya pelanggaran akibat godaan untuk melakukan kampanye terbuka dan akibat sulitnya menjangkau pemilih melalui baik itu pertemuan terbatas maupun internet itu juga akan menimbulkan potensi pelanggaran yang harus di antisipasi oleh penyelenggara pemilu," imbuhnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu DKI telah memetakan tiga kategori kerawanan yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Baca SelengkapnyaDewan Ketahanan Nasional (Wantannas) mengungkap potensi kerawanan konflik di daerah yang menggelar Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Burhanuddin, pengambilan data TPS rawan dilakukan selama lima kali sejak 3-7 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaKerawanan tinggi potensial terjadi pada tahapan kampanye dan proses pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaTiga kategori tersebut yakni indikator TPS rawan paling banyak terjadi, banyak terjadi, dan tidak banyak terjadi tetapi perlu diantisipasi.
Baca SelengkapnyaOpenSignal merilis data terbaru per Oktober 2023 mengenai kondisi kecepatan internet seluler di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.
Baca SelengkapnyaKemudian disusul Kalimantan Timur (Kaltim), Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Sulawesi Tengah (Sulteng).
Baca SelengkapnyaHoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Baca SelengkapnyaPilkada terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah Pilkada Serentak 2020, yang berlangsung pada tanggal 9 Desember 2020.
Baca SelengkapnyaData menunjukkan peningkatan akses internet di wilayah tertinggal yang sebelumnya sulit untuk menjangkau teknologi informasi.
Baca SelengkapnyaIni terjadi karena pemilih dan peserta atau calon kepala daerah memiliki kedekatan yang lebih, bahkan diwarnai unsur kekeluargaan dalam kompetisi.
Baca Selengkapnya