Golkar Diingatkan Tak Boleh Intimidasi Kader yang Beda Pilihan
Merdeka.com - Sejumlah Ketua DPD II Partai Golkar di beberapa daerah diberhentikan dari jabatannya dan digantikan dengan Pelaksana Tugas (Plt). Pencopotan itu disinyalir akibat dukungan mereka terhadap Bambang Soesatyo untuk menjadi Ketua Umum Golkar pengganti Airlangga Hartarto pada Munas nanti.
Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai bila penonaktifan itu akibat sikap politik mereka, maka harus disayangkan. Pasalnya, Partai Golkar harusnya menumbuhkan tradisi demokrasi dalam internal mereka. Kader harus diberi kebebasan untuk memilih siapapun yang terbaik.
"Berilah kesempatan pada semua anggota DPD atau siapapun untuk menyatakan dukungan secara terbuka baik si A maupun si B, enggak perlu diberi sanksi, diintimidasi, diancam dengan berbagai ancaman kecuali yang bersangkutan dianggap melakukan dukungan yang tidak semestinya," kata Ray Rangkuti di Jakarta, Kamis (11/7).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa yang diusung Golkar untuk Pilgub Banten? '(Golkar usung) Ibu Airin (di Pilkada Banten),' kata Airlangga kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (5/4).
-
Siapa yang akan menjadi pemimpin Golkar di masa depan? Selanjutnya Menko Airlangga mengatakan bahwa calon ASN yang direkrut tentu bisa mengisi posisi kunci sebagai future leaders dan memegang jabatan kritikal yang akan menjalankan birokrasi berkelas dunia dalam Visi Indonesia Maju 2045.
Namun, kata Ray, para Ketua DPD II tersebut menyatakan dukungan pada salah satu calon harus berdasarkan keputusan bersama dengan struktur di bawahnya. Kalaupun dukungan belum disepakati maka atas nama pribadi, tidak boleh membawa nama organisasi yang dipimpin.
"Jadi kalau dia sudah melakukan proses demokratisasi di bawah, dia menghimpun pendapat-pendapat dari berbagai DPC, ranting, enggak boleh diabaikan harus disampaikan secara organisasi," katanya.
Bila pun terjadi pelanggaran, misalnya membawa nama organisasi tanpa persetujuan dari bawah, menurut Ray, harus diproses lewat mekanisme organisasi. Bukan malah langsung diberi sanksi dengan pencopotan.
"Mereka yang melakukan katakanlah pelanggaran etik terhadap partai tidak bisa langsung dipecat oleh ketum. Kecuali melalui mekanisme misalnya sidang di dalam Dewan Kehormatan partai. Apalagi kalau DPD misalnya kan mereka juga diangkat secara resmi oleh proses pemilihan meski dalam internal," katanya.
Sementara itu, Koordinator Barisan Pemuda Partai Golkar (BPPG), Abdul Aziz mengatakan bahwa pencopotan akibat mendukung Bamsoet itu benar-benar mencoreng wajah demokrasi di internal Partai Golkar.
"Menurut saya Partai Golkar justru saat ini sedang memberikan tontonan yang sangat memalukan di mata publik, panik tingkat dewa," ujar Aziz di Jakarta, Rabu (10/7).
Menurutnya, dukung-mendukung calon ketua umum sudah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar.
"Tapi kalau semua yang berbeda malah diberangus justru di sinilah kita dapat melihat kelemahan dalam pola kepemimpinan yang dimainkan petahana," imbuh loyalis Bamsoet ini.
Bukan hanya mempertontonkan kedangkalan dan kemunduran dalam pengelolaan partai, pemecatan beda pandangan juga dinilai mencederai demokrasi yang selama ini berlangsung di Tanah Air.
"Hal ini juga pastinya sangat mencederai demokrasi yang selama ini menjadi ruh dari Partai Golkar, rusak sudah Golkar," lanjutnya.
Seperti diketahui, sejumlah Ketua DPD II dicopot setelah menyatakan dukungan mereka kepada Bambang Soesatyo di antaranya 10 Ketua DPD II Golkar di Maluku, DPD II di Jabar dan Bali.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) sejak 10 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaBamsoet mengaku kondisi Golkar saat ini baik-baik saja. Menurutnya, partai beringin masih terkonsolidasi dengan baik.
Baca SelengkapnyaGolkar tengah menjadi perbincangan hangat usai Ketua Umum partai berlogo beringin ini mundur. Ini sejumlah fakta menarik Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaWaketum Golkar curiga ada penumpang gelap dengan kemunculan gagasan Munaslub melalui orang yang mengaku anggota Dewan Pakar Golkar.
Baca SelengkapnyaDPD Golkar seluruh Indonesia menyatakan tak ingin Munaslub.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini merupakan hasil diskusi dengan semua pengurus Partai Golkar tingkat kabupaten Kota di wilayah Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaDia menyebut tak menjamin Airlangga akan terpilih menjadi ketua umum kembali.
Baca SelengkapnyaTak menutup kemungkinan akan ada Munaslub apabila ada peristiwa besar di Partai Golkar.Reporter: Lisza Egeham
Baca SelengkapnyaAirlangga mengaku pengunduran dirinya sebagai ketum diambil melalui banyak pertimbangan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 38 ketua DPD juga menegaskan taat pada satu komando di bawah kepemimpinan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaAirlangga Hartarto resmi mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaKetua DPD Partai Golkar dan kader ingin Airlangga kembali menjabat.
Baca Selengkapnya