Golkar dukung Jokowi 2019, PDIP bilang rasanya baru kemarin dilantik
Merdeka.com - Di bawah komando Setya Novanto, Partai Golkar sudah jauh hari menyatakan dukung Presiden Joko Widodo di Pemilu 2019. PDIP sebagai partai utama pendukung Jokowi di Pilpres 2019 punya analisa sendiri terkait dukungan Golkar ini.
Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno melihat banyak agenda politik yang lebih mendesak untuk dipikirkan lebih dahulu. Seperti, Pilkada 2017 dan 2018 sebelum harus benar-benar berpikir keras menghadapi Pilpres 2019.
Hendrawan juga menilai, masih terlalu dini untuk bicara politik di 2019. Sebab masih banyak program pembangunan pemerintah yang mestinya dipikirkan lebih dahulu sebelum kembali bicara pertarungan politik di 2019.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Kenapa Nurdin Halid menganggap baik Jokowi bergabung dengan Golkar? 'Pak Jokowi bergabung dengan Golkar hal yang bagus. Tapi tunggu dulu, beliau ingin bergabung dengan Golkar dengan tangan terbuka sangat menerima, karena beliau sangat dekat dengan Golkar,' ucapnya.
-
Bagaimana Golkar menunjukan dukungannya ke Prabowo? Golkar dan PAN mendeklarasikan dukungan.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
-
Bagaimana Jokowi berharap JAPINDA dapat meningkatkan kualitas SDM di Indonesia? 'Agar lebih banyak lagi tenaga terampil Indonesia yang bisa masuk ke Jepang,' ungkap Jokowi.
"Kalau diibaratkan permainan catur, Golkar sudah memegang bidak putih yang melangkah lebih awal, jadi dia melangkah lebih dulu. Ya itu kami mengapresiasai, hanya sebelum bicara 2019, kan ada 2016, 2017, 2018, sebagai tahun akselerasi pembangunan, jadi kalau 2015 tahun konsolidasi politik, nah 2019 baru konsolidasi. Kalau tiap tahun semua energi kita kerahkan ke akttivitas politik, banyak orang katakan nanti kapan kita bangunnya," kata Hendrawan saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (5/9).
Hendrawan khawatir partai nantinya akan habis bicara soal kekuasaan dari tahun ke tahun jika baru 2016 kemudian bicara Pilpres 2019. Menurut dia, lebih baik saat ini fokus melakukan kerja politik seperti pembangunan dan mengawal terciptanya undang-undang yang bermanfaat bagi rakyat.
"Kami melihat, kita tahun ini lebih banyak akselerasi pembangunan dulu, kalau tanya kenapa Golkar mencalonkan lebih awal, ada dampak yang kurang menggembirakan, terlalu dini bicara politik lagi, rasanya pelantikannya saja baru kemarin," tutur dia.
Sekali lagi, Hendrawan mengapresiasi dukungan Golkar kepada Jokowi yang notabene merupakan kader PDIP. Hanya dia berpesan, lebih baik Golkar melakukan kerja konkret dengan mengawal pemerintah membangun infrastruktur.
"Bagi kami dukungan kerja nyata itu lebih baik," cetus dia. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golkar telah melakukan penjajakan koalisi dengan Partai Gerindra sudah lebih lama daripada penjajakan dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaAda keinginan dari PDIP untuk menggandeng Golkar berkoalisi di Pemilu 2024. Golkar tidak ada masalah bekerjasama dengan PDIP.
Baca SelengkapnyaPartai koalisi pengusung bacapres Ganjar Pranowo diyakini semakin solid. Koalisi saat ini, fokus menyusun dan menjalankan strategi untuk memenangkan Pilpres.
Baca SelengkapnyaPrabowo tak menyebut apakah sudah ada komunikasi dengan Golkar. Ia hanya bilang bahwa hubungan dengan partai berlambang beringin itu bagus.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar sangat terbuka kepada siapapun yang ingin bergabung ke partai berlogo pohon beringin.
Baca SelengkapnyaPrabowo mendapat kekuatan baru usai didukung PAN dan Golkar sebagai Capres di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai tidak ada jaminan kerjasama yang terjalin saat ini akan terus abadi.
Baca SelengkapnyaDi DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.
Baca SelengkapnyaBaliho berukuran cukup besar bergambar foto Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertebaran di sejumlah basis suara PDIP.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN memberikan dukungan kepada Prabowo di Museum Perumusan Naskah Proklamasi Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpidato usai Golkar dan PAN menyatakan dukungan.
Baca SelengkapnyaJokowi dinilai pantas jika memang masuk ke partai berwarna kuning tersebut.
Baca Selengkapnya