Golkar kubu Agung merapat ke Jokowi, ini perbandingan KMP vs KIH
Merdeka.com - Akhir tahun lalu, setelah dipastikan terpilih menjadi wakil presiden mendampingi Presiden Jokowi, Jusuf Kalla pernah dengan yakin memprediksi peta politik akan berubah di tahun 2015. Saat itu, JK mengaku tidak khawatir dengan berbagai manuver Koalisi Merah Putih (KMP) yang menyapu habis pimpinan di DPR dan MPR.
"Tahun depan (2015) banyak partai yang akan melaksanakan kongres, munas, atau muktamar. Pasti ada perubahan-perubahan," ucap JK saat diwawancarai merdeka.com di kediamannya bulan September 2014 lalu.
Perkataan mantan ketua umum Golkar itu kini terbukti. Golkar yang menjadi motor KMP bersama Gerindra, kini dalam kondisi terbelah. Sedangkan PPP hasil muktamar Surabaya yang dipimpin M Romahurmuziy sudah jauh-jauh hari menyatakan keluar dari KMP. Yang terbaru, PPP hasil muktamar Jakarta yang dipimpin Djan Faridz mengisyaratkan tidak akan bergabung lagi di KMP.
-
Apa peran Golkar dalam koalisi Prabowo? Golkar dan PAN yang menjadi partai pengusung teranyar juga memiliki kandidat yang bisa diusulkan ke Prabowo.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Dimana Partai Golkar berkontribusi di pemerintahan? Per hari ini Partai Golkar melalui Ketua Umumnya Airlangga Hartarto terus berkontribusi penting di pemerintahan sebagai Menko Perekonomian untuk terus menguatkan ekonomi dan iklim investasi di Indonesia.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Kenapa Golkar unggul dibanding Gerindra dan PDIP? 'Itu sebabnya Golkar menjadi satu-satunya partai di parlemen yang jumlah kursinya lebih banyak dibanding rival yang miliki suara lebih besar. Pada 2019 lalu kalahkan Gerindra dan sekarang potensial kalahkan PDIP,' tutur Dedi.
-
Mengapa Partai Golkar eksis hingga sekarang? Partai Golongan Karya (Golkar) salah satu partai tertua yang tetap eksis hingga kini, keberhasilannya tidak lepas dari soliditas kader hingga simpatisan untuk terus tampil dalam setiap Pemilu sejak 1971.
Keluarnya PPP dari KMP mungkin tidak terlalu dipusingkan oleh partai-partai lain. Namun saat Golkar didera konflik internal, dan pemerintah telah mengesahkan kubu Agung Laksono, suara-suara keras berdatangan dari petinggi KMP termasuk dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dalam wawancara dengan tvOne, Prabowo menyatakan tak mau mengakui Golkar kubu Agung Laksono. Dia menegaskan, Golkar yang sah adalah kubu Aburizal Bakrie yang menyelenggarakan Munas di Bali.
"Ini bencana bagi demokrasi Indonesia, musibah besar kalau ada kongres akal-akalan, ada munas akal-akalan, dianggap sah itu sangat berbahaya. Berarti demokrasi di Indonesia tidak akan dipercaya rakyat, sistem politik tidak dipercaya," ujar Prabowo.
Agung sendiri meminta Prabowo tidak ikut campur urusan internal Golkar. "Urusan dalam negeri tidak usah ikut campur lah," kata Agung Laksono usai bertemu Wiranto di Kantor DPP Hanura, Jakarta, Jumat (13/3).
Menurut Agung, Kementerian Hukum dan HAM yang berhak menentukan sah atau tidaknya kepengurusan partai beringin, bukan orang dari partai lain. "Biar kami selesaikan sendiri, kami juga punya cara sendiri, apalagi sudah ada 'guidance' (panduan)," ujar Agung.
Pada kesempatan sebelumnya, Agung sejak awal menegaskan sikapnya membawa Golkar keluar dari KMP. "Sebagai pengurus Golkar yang sah, maka sesuai Munas Ancol, Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan bergabung bersama partai-partai pendukung pemerintah. Posisi kami sebagai mitra kritis pemerintah," ujar Agung usai bertemu Surya Paloh di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (11/3).
Dengan kondisi terbaru sikap Golkar yang menyatakan keluar dari KMP, peta kekuatan KMP versus KIH di parlemen ikut berubah. Saat perebutan pimpinan DPR dan MPR lalu, KMP begitu solid didukung Partai Demokrat. Saat itu mereka punya total kursi 352 kursi yang terdiri dari Partai Golkar (91 kursi), Partai Gerindra (73 kursi), PAN (48 kursi), PKS (40 kursi), PPP (39 kursi) dan Partai Demokrat sebagai penyeimbang (61 kursi).
Sementara kubu KIH punya 208 kursi yang terdiri dari PDIP (109 kursi), PKB (47 kursi), Partai NasDem (36 kursi) dan Partai Hanura (16 kursi).
Setelah ditinggal PPP dan Golkar, KMP hanya punya 222 kursi dengan catatan jika Partai Demokrat masih solid mendukung. Sebaliknya, kubu KIH kini menjadi mayoritas dengan 338 kursi.
Hitungan ini memang cuma di atas kertas. Tapi setidaknya Presiden Jokowi tidak perlu terlalu khawatir lagi kebijakan-kebijakannya akan diganjal oleh DPR.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.
Baca SelengkapnyaSelain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaGolkar di bawah kepemimpinan Airlangga saat ini layaknya menjaga rumah kosong. Karena KIB sudah tidak lagi berjalan.
Baca SelengkapnyaSuara Golkar mendekati PDIP sebagai pemenang sementara
Baca SelengkapnyaPeta koalisi jelang Pilpres 2024 semakin jelas. Prabowo menjadi bakal capres yang mendapat sokongan terbanyak dari parpol parlemen.
Baca SelengkapnyaKomarudin juga menyinggung, Jokowi sudah menghabisi PDIP. Dia menegaskan, PDIP tidak akan gentar terhadap manuver Jokowi di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi digambarkan sedang disorot cahaya dan bayangannya tampak di kaus itu.
Baca SelengkapnyaPunya banyak 'kursi', Golkar menginginkan mitra koalisi yang setara.
Baca SelengkapnyaDalam Survei LSI Denny JA, terungkap Golkar lebih memilih merapat ke Prabowo.
Baca SelengkapnyaSeluruh ketua DPD Golkar menolak Munaslub untuk melengserkan Airlangga dari jabatan Ketum partai.
Baca SelengkapnyaHalim menyebut, bahwa PKB adalah koalisi pemerintahan Jokowi.
Baca Selengkapnya