Golkar masuk 'perangkap politik' di bawah kepemimpinan Setya Novanto
Merdeka.com - Hasil Munaslub Partai Golkar di Bali menempatkan Setya Novanto sebagai ketua umum baru untuk periode 2016-2019. Tugas berat berada di tangan mantan ketua DPR itu untuk mengembalikan kejayaan Golkar terutama di Pemilu 2019 mendatang. Sayangnya, sosok Novanto yang memiliki citra kurang baik di mata publik akan menjadikan Golkar seolah berada di dalam perangkap politik.
Bukan pertarungan delapan calon ketua umum yang menarik dalam perhelatan Munaslub Golkar yang ditutup Mendagri Tjahjo Kumolo, Selasa (17/5) kemarin. Namun, intervensi dari Istana yang terlihat jelas membelah Golkar menjadi dua kubu.
Adalah Wapres Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan yang tampil mewakili Istana menjadi pengendali dinamika Munas tersebut. Jusuf Kalla dan Luhut meski sama-sama mewakili penguasa, namun ternyata tidak berada dalam gerbong yang sama. Kentara sekali Luhut seolah berperan sebagai 'ketua tim sukses' Setya Novanto sedangkan Jusuf Kalla mencoba tampil elegan seolah netral namun tidak menghendaki Setya menjadi ketua umum Golkar.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Golkar berperan? Pertemuan KTT ke-26 ASEAN-RRT menyepakati pentingnya penguatan kerjasama regional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya upgrading ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 dan implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Mengapa Golkar penting? Kondisi geopolitik dan geo-ekonomi yang semakin kompleks, menuntut kemitraan ASEAN-RRT menjadi bagian dari solusi dan hal ini terangkum dalam ASEAN Common Statement.
Pernyataan Luhut yang mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo tidak nyaman apabila ketua umum Golkar merangkap sebagai pejabat publik merupakan indikasi nyata adanya intervensi penguasa terhadap urusan rumah tangga Golkar. Tidak semestinya seorang Menko Polhukam mengeluarkan pernyataan demikian seolah kita masih hidup dalam masa Orde Baru yang mana ketua umum terpilih harus sesuai dengan keinginan penguasa.
"Mestinya penguasa bisa menahan diri untuk tidak tampil kentara dan dominan mengendalikan arena Munaslub Golkar. Bagaimanapun, kita maklumi bahwa setiap penguasa berkepentingan untuk mewujudkan stabilitas politik yang efektif, namun tidak mesti melakukan intervensi terlalu dalam. Walau Jusuf Kalla dan Luhut adalah kader tulen Golkar namun harus bisa menempatkan diri secara proporsioal dalam dinamika internal Golkar," kata pengamat politik Universitas National Jakarta, MA Hailuki dalam perbincangan dengan merdeka.com, Rabu (18/5).
Luki yang juga peneliti Centre for Indonesian Political and Social Studies (CIPSS) itu juga menilai, entah disadari atau tidak, terpilihnya Setya Novanto sebagai ketua umum Golkar justru akan membawa kerugian bagi citra partai mengingat sejumlah isu tak sedap yang menyelimuti sosok Setya.
"Sangat disayangkan, para pemilik suara di Munaslub tidak pertimbangkan sentimen publik tersebut," ujarnya.
Menurutnya, di era dimana partisipasi politik publik semakin tinggi, hal utama yang harus diperhatikan oleh parpol adalah adalah persepsi dan sentimen publik. Mengabaikannya sama dengan 'bunuh diri' karena loyalitas masyarakat pemilih berubah seiring perkembangan zaman.
"Dan yang juga semestinya disadari oleh para pemegang hak suara, partai politik punya fungsi agregasi kepentingan. Munas tidak sebatas hajat internal para elite partai, melainkan juga hajat publik pemilih partai yang bersangkutan," jelasnya.
Sebagai partai besar, Golkar diharapkan publik dipimpin oleh sosok berintegritas. Jika dirasa sulit menemukannya, paling tidak perlu dicari figur yang minim kontroversi. "Kepentingan publik ini yang semestinya diagregasi oleh Golkar dalam sosok ketua umumnya. Sehingga Golkar tidak hanya bisa melakukan konsolidasi internal melainkan juga memulihkan kepercayaan masyarakat pemilih (voters trust). Sosok Setya tampaknya sulit untuk bisa memenuhi tujuan tersebut," tukasnya.
Di mata Luki, wajar jika publik menilai sesungguhnya intervensi penguasa telah berhasil menempatkan Golkar ke dalam sebuah kandang perangkap untuk lima tahun ke depan.
"Golkar tersandera oleh sosok Setya Novanto yang banjir sentimen negatif, bahkan sangat logis apabila energi Golkar akan habis untuk melindungi kepentingan-kepentingan Setya semata. Sehingga konsolidasi tak optimal, kepercayaan pemilih pun tak pulih," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto usai menyerahkan surat dukungan kepada Bobby Nasution.
Baca SelengkapnyaPartai Beringin tua kembali panas. Kini, giliran Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua umum Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaInternal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum
Baca SelengkapnyaSilfester nyaris baku hantam dengan pengamat politik Rocky Gerung saat debat panas di salah satu stasiun televisi.
Baca SelengkapnyaBahlil mengakui dekat dengan pemerintah agar bisa mendapat relasi maupun akse
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca SelengkapnyaKetua DPD Golkar Surakarta itu dianggap mampu memimpin Kota Surakarta.
Baca SelengkapnyaPAN mendukung Ketua DPD II Partai Golkar Solo itu sebagai calon wali kota maupun calon wakil wali kota.
Baca SelengkapnyaJusuf Hamka mengakui keputusan mundur karena melihat pergolakan di Golkar yang berujung pengunduran diri Airlangga.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut, dilakukan Presiden Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung
Baca SelengkapnyaPutri Akbar Tandjung Daftar Bacalon Wali Kota Solo ke Gerindra dan PSI
Baca SelengkapnyaPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menanggapi isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal jadi dewan pembina Partai Golkar.
Baca Selengkapnya