'Golkar partai tua tapi belum dewasa'
Merdeka.com - Profesor Riset LIPI Indria Samego menilai Golkar merupakan partai lama yang tak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan dewasa. Maka dari itu, kata dia, keputusan hukum dari luar partai yang dipertaruhkan.
"Golkar partai tua, tapi belum dewasa," kata Indria di Restoran Horapa, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/7).
Indria menyelesaikan partai tua tersebut tak menyelesaikan masalah sengketa internal partai melalui jalur politik. Akan tetapi berusaha diselesaikan dengan menyerahkan pada jalur hukum.
-
Bagaimana cara kader Golkar menghadapi perompak demokrasi? “Saya mengajak semua kader dan elit Partai Golkar selalu kompak untuk menghadapi perompak demokrasi yang bisa merusak tatanan dan keluhuran demokrasi yang telah kita bangun,“ tuntasnya.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Apa yang Golkar dukung? Terakhir, pertemuan juga kembali menggarisbawahi dukungan terhadap kerangka kerja ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) sebagai landasan sekaligus panduan bagi ASEAN dalam menavigasikan konstelasi politik kawasan yang dinamis.
-
Bagaimana Golkar berperan? Pertemuan KTT ke-26 ASEAN-RRT menyepakati pentingnya penguatan kerjasama regional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya upgrading ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 dan implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
Bagi Indria hal tersebut memang pembaharuan di bidang hukum karena muncul kepercayaan kepada hukum. Akan tetapi merupakan kemunduran bagi aspek demokrasi politik. "Medium penyelesaian partai bukan hanya lewat politik. MK memutuskan sesuatu yang tekstual," tuturnya.
Karena Partai tua, menurut Indria, Golkar ini menjadi kekuatan magnet dari proses demokratisasi. Namun jika lokomotif demokrasinya tidak bisa dewasa, maka dikhawatirkan gerbong-gerbong di bawahnya tak punya asas demokrasi.
Bagi Indria, hal tersebut dikarenakan Golkar sudah puluhan tahun terbiasa dengan keputusan tunggal yang dibuat di luar partainya. Yaitu pada era Soeharto keputusan Golkar selalu membuntut pada keputusan Keluarga Cendana.
"Sekarang enggak ada lagi Cendana, jangan diteruskan tradisi itu," sindirnya.
Indria menjelaskan bahwa jika tidak hati-hati menangani konflik internal Golkar, maka ke depannya akan menjadi bumerang yang akan menghantam partai berlambang beringin itu sendiri. Terutama dalam Pilpres mendatang. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
JK sebut Golkar telat dalam menentukan arah koalisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaPartai Beringin tua kembali panas. Kini, giliran Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua umum Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaMunaslub Golkar dilakukan oleh Faksi Kecil yang bermain di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaJelang diskusi GMPG yang digelar di Restoran Pulau Dua Senayan, Jakarta Pusat, diwarnai kericuhan oleh belasan orang yang mengaku dari AMPG.
Baca SelengkapnyaDia meyakini, bisa melalui badai politik dengan baik.
Baca SelengkapnyaInternal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum
Baca SelengkapnyaAgus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa partainya telah berpengalaman merasakan asam garam dan melewati berbagai badai disetiap era kepemimpinan.
Baca SelengkapnyaMaman menilai bahwa majunya Gibran perlu dijadikan momentum khusus karena berhasil mempercepat regenerasi kepemimpinan.
Baca SelengkapnyaNama putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) di internal Golkar.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, baik sopir truk maupun Gibran memiliki kesamaan, yakni masalah krisis kedewasaan.
Baca SelengkapnyaJK menegaskan untuk dapat menjadi Ketua Umum Partai Golkar perlu modal yang cukup banyak.
Baca Selengkapnya