Golkar Sebut Airlangga Belum Populer Sebagai Capres Karena Tak Suka Publisitas
Merdeka.com - Ketua DPP Partai Golkar, Dedi Mulyadi, mengakui saat ini Ketua Umum, Airlangga Hartarto, masih belum menjadi figur yang populer sebagai calon presiden. Sejumlah lembaga survei juga masih mencatat elektabilitas Airlangga cukup rendah.
Dedi menjelaskan, Airlangga kurang populer karena memang tidak menyukai publisitas. Airlangga, kata dia, orang baik yang kebaikannya jarang diketahui orang.
"Kenapa belum populer banget? Karena Pak Airlangga orangnya tidak begitu suka dengan publisitas dulu, dan orangnya berbuat baik tapi kebaikannya jarang diketahui," ujar Dedi pada seminar daring nasional bertajuk 'Dua Dasawarsa Kemenangan Golkar 2004-2024', Sabtu (16/10).
-
Mengapa Isya Adinda Kalia jarang mendapat perhatian publik? Isya Adinda Kalia adalah anak perempuan Elma Theana yang jarang diperhatikan oleh masyarakat.
-
Kenapa Hengky Tornando jarang mendapat sorotan? Banyak netizen merindukan dan penasaran dengan kabar terbaru Hengky Tornando yang semakin jarang mendapat sorotan.
-
Siapa yang diremehkan? Awalnya, Seno kerap kali diremehkan oleh orang-orang di sekitarnya karena dianggap hanya membantu istrinya.
-
Kenapa Tiko jarang terekspos? Salah satu alasan mengapa Tiko cukup jarang tersorot adalah karena dirinya memiliki profesi yang cukup kontras dengan Unge.
-
Kenapa Diandra jarang disorot? Sosoknya jarang menjadi sorotan, karena sebelumnya ia masih bersekolah di Sekolah Taruna Nusantara.
-
Kenapa Astrid Kuya sering diremehkan? "Saya sering diremehkan ketika berjuang menjadi anggota dewan, salah satunya karena saya perempuan dan artis. Saya ingin menunjukkan bahwa saya bisa jadi wakil warga Jakarta," lanjutnya.
Untuk itu, Dedi mendorong untuk mempopulerkan figur Airlangga ke publik. Anggota DPR RI ini ingin meningkatkan popularitas Airlangga dengan dikemas sebagai orang baik.
Sebab seiring meningkatnya popularitas Airlangga juga akan memberikan efek elektoral kepada Golkar.
"Saya menggulirkan Airlangga orang baik, tingkat popularitas ini kalau terus mengalami peningkatan, kemudian ketersukaannya semakin tinggi juga akan memberikan efek elektoral pada Golkar," kata Dedi.
Menurut Dedi, figur populer menjadi kunci pada Pemilu karena Pileg dan Pilpres digelar bersamaan. Figur yang populer akan memberikan dampak elektoral kepada partai.
Meski begitu, Golkar bisa bertahan tanpa figur kuat karena memiliki sistem dan infrastruktur yang baik.
"Golkar masih bisa bertahan meskipun tidak mempunyai figur yang kuat karena sistemnya yang baik, jaringan infrastruktur sampai ke desa itu ada," ujar Dedi.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai Golkar solid dan tengah fokus merebut kemenangan baik pilpres maupun pileg dan pilkada di 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar merupakan partai besar dengan daya tawar tinggi.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyebut Presiden Jokowi sudah nyaman dengan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaKabar yang beredar itu bersamaan dengan acara pembukaan Rapimnas dan Munas XI Golkar di JCC, Senayan, Jakarta.
Baca SelengkapnyaJusuf Hamka lebih memilih untuk tidak berbicara soal itu lantaran dirinya tidak mau lagi mencampuri urusan internal Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaSeluruh kader untuk mendukung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Capres.
Baca SelengkapnyaBabah Alun memperlihatkan surat pengunduran diri kepada wartawan.
Baca SelengkapnyaApalagi isu tersebut berkembang bahwa ada sekelompok orang yang mendorong percepatan Munas Golkar.
Baca Selengkapnya