Golkar yakin Cak Imin tetap komitmen menyerahkan cawapres kepada Jokowi

Merdeka.com - Partai Golkar percaya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak akan terpengaruh dengan sikap PBNU yang mendukungnya sebagai calon wakil presiden untuk Joko Widodo. Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengklaim Cak Imin sapaan Muhaimin telah berkomitmen menyerahkan posisi cawapres kepada Jokowi.

"Saya kira pak Cak Imin sudah menyatakan komitmennya untuk tidak terganggu dengan adanya berbagai macam manuver menjelang pendaftaran capres-cawapres," kata Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/8).

Golkar sendiri tak mempermasalahkan jika PBNU menginginkan kader NU yakni Cak Imin menjadi cawapres mendampingi Jokowi. Dukungan semacam itu adalah sesuatu yang wajar dalam politik.

"Ya sebagai upaya politik saya kira sah-sah saja ya. Pak Airlangga juga kan beliau dekat dengan para ulama. Jadi seperti pernyataan dari Ikhwanul Mubalighin, yang menyatakan bahwa keinginan untuk menggandengkan pak Jokowi dengan pak Airlangga itu saya kita sesuatu yang wajar saja," ujarnya.

Namun, kata Ace, Golkar tidak dalam posisi memaksa kader menjadi cawapres Jokowi.

"Karena Partai Golkar meyakini pak Jokowi akan bijak dan memilih yang terbaik, di antara nama-nama yg disebut dan yang ada dalam kantongnya pak Jokowi," tandas Ace.

Sebelumnya, Ketua PBNU Said Aqil Siroj menerima kunjungan dari para kiai se-Indonesia. Kepada Said Aqil, para kiai mengusulkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi Cawapres untuk Jokowi di Pilpres 2019.

"Malam hari ini di PBNU Pak Said Aqil telah menerima usulan dari kiai sepuh. Para kiai Nusantara ini intinya menyampaikan bahwa salah satu kader NU terbaik yaitu Cak Imin yang menjabat selalu Ketum DPP PKB, adalah salah satu kader yang diusulkan jadi calon Wakil Presiden untuk digandengkan dengan Pak Jokowi di Pilpres tahun ini," jelas Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini di Kantor PBNU Jakarta, Sabtu (4/8).

Menurut dia, usulan yang disampaikan para kiai merupakan aspirasi dari masyarakat baik santri atau jemaah. Para kiai yang hadir merupakan pemilik pesantren besar di berbagai daerah.