Grace: Memimpin partai tak mudah, tak cukup dengan gitar

Merdeka.com - Belakangan ini muncul beberapa partai baru, selain Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pimpinan Grace Natalie. Setidaknya ada dua partai lainnya, Partai Idaman bikinan raja dangdut Rhoma Irama dan Partai Priboemi yang dipimpin oleh H. Muhardi. Apa tanggapan Grace?

Baginya, memimpin sebuah partai apalagi partai baru tidak mudah. Seakan menyindir Rhoma Irama, menurutnya tidak cukup cuma bermodalkan gitar saja.

"Kita happy-happy saja. Karena kita tahu membuat partai itu tidak mudah, jadi nggak cukup dengan gitar doang. Kami welcome dengan semuanya, dan biar masyarakat tahu kalau membuat partai itu tidak mudah," kata Grace Natalie dalam wawancara khusus dengan merdeka.com di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan belum lama ini.

Menurutnya, tidak bisa sebuah partai baru hanya berbekal popularitas. Ada banyak hal lain yang harus dipikirkan. Misalnya membutuhkan teman-teman yang satu visi, yang mau berjalan bersama-sama sampai akhir, dan itu menurutnya tidaklah mudah. "Jadi untuk siapapun yang membuat partai kami sangat welcome. Dengan teman-teman seperjuangan mungkin kita bisa saling curhat tentang pengalaman, kesulitan, bisa saling belajar," beber Grace.

Khusus Partai Priboemi, Grace menanyakan apakah saat ini masih relevan membicarakan pembagian warga Indonesia berdasarkan pribumi atau pun tidak pribumi.

"Lalu dengan yang membuat Partai Priboemi, kenapa namanya Priboemi. Apakah ada yang pribumi dan non pribumi," Grace bertanya.

"Tapi saya belum bisa berkomentar banyak karena saya belum tahu platform mereka seperti apa. Dengan namanya seperti itu apa ada kategori khusus bagi mereka yang mau bergabung, harus pribumi atau bagaimana. Jadi karena belum jelas saya nggak enak juga kalau berkomentar," imbuh Grace.

Menurut mantan presenter beberapa stasiun televisi swasta ini, kalau memang ada partai yang hanya membatasi pada kelompok masyarakat tertentu ya sangat disayangkan. "Karena dari awal kita merenggut kemerdekaan dan kita sudah berada di posisi beragam, dan seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang itu berjuang bersama-sama," ujarnya.

Namun bagaimanapun Grace welcome dan tidak menganggap partai-partai baru itu sebagai rival karena memang menggarap masing-masing punya pasar yang berbeda.

"Tapi nggak apa-apa, kami berpikir lebih baik teman-teman berjuang di jalur konstitusi. Karena partai itu kan berjalan di konstitusi, ketimbang mereka nggak punya wadah dan akhirnya berjuang di jalur non konstitusi itu akan gawat lagi," imbuhnya.

Demi kemajuan dunia politik di Indonesia, Grace berharap tokoh-tokoh yang sudah senior bisa memikirkan bagaimana regenerasi agar kemudian anak-anak yang lebih muda bisa punya jalan untuk berkreasi dan berkiprah di dunia politik, serta memberikan ide-ide yang segar dan baru.

"Kalau tokoh-tokoh yang sudah tinggi jam terbangnya terus menerus menggeluti politik, kasihan nanti nggak akan ada regenerasi, dan ketika akhirnya mereka harus turun karena adanya keterbatasan fisik nanti sayang ada jarak. Kami menghormati kepada senior, tapi alangkah baiknya kalau regenerasi itu benar-benar dipikirkan oleh partai. Makanya di PSI karena dari awal kami sudah mensetting umur, dengan kemudian dengan sendirinya kami memberikan jalan untuk yang muda," harap Grace.

Khusus untuk anak-anak muda Grace berpesan agar mereka melakukan semaksimal mungkin dan buka diri buka hati dan pikiran dengan berbagai kemungkinan yang ditawarkan, termasuk dalam politik. Anak muda harus punya pengertian dan pemahaman bahwa politik itu tidaklah buruk, namun yang buruk adalah kalau diisi dengan orang-orang yang tidak baik.

"Jadi kita harus membuka diri dengan pandangan-pandangan kritis sehingga nantinya ketika kita memilih mana yang terbaik, yang pasti anak muda harus punya kontribusi ke politik sehingga politik ini nantinya jadi baik karena semakin diisi dengan orang yang baik," tutup Grace.