Guruh Soekarno: Jokowi dan Puan tak pantas jadi presiden
Merdeka.com - Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sangat tinggi untuk calon presiden (Capres). Namun putra bungsu Soekarno, Guruh Soekarnoputra menganggap kemampuan Jokowi belum mumpuni. Belum saatnya Jokowi maju sebagai orang nomor satu Indonesia.
"Kalau buat saya sebaiknya belum sekarang," ujar Guruh Soekarnoputra usai bertemu dengan Jokowi di Balai Kota Jakarta, Selasa (20/3).
Politisi PDIP ini mengaku Jokowi memang mempunyai kemampuan yang menonjol dibanding pemimpin-pemimpin lainnya, tetapi dinilai belum saatnya menjadi Presiden. Kemampuan menonjol tersebut dilihat dari kinerja dan dedikasinya dalam memimpin untuk sebuah daerah.
-
Apa keinginan Prabowo terkait Megawati? Begitu pula dengan Prabowo Subianto yang mengungkap ada rencana untuk melakukan pertemuan politik dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Hanya saja, Prabowo belum tahu kapan Megawati bersedia menerimanya.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang dihalangi dari Prabowo dan Megawati? Sesungguhnya pertemuan antara Prabowo dengan Megawati tidak ada halangan atau hambatan. Dia menyebut, perbedaan politik antara Prabowo dan Megawati di Pilpres 2024 tidak menjadi permasalahan.
-
Apa yang disampaikan Megawati kepada Prabowo? 'Bu Mega tadi menyampaikan salam hormat untuk Pak Prabowo dan Pak Prabowo juga menyampaikan salam hormat untuk Bu Mega,' kata Muzani.
-
Kenapa Kartika Soekarno memilih jadi WNI? Meski memiliki darah Jepang di tubuhnya, Kartika rupanya tetap memilih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
"Bahwa Pak Jokowi mempunyai kemampuan memang apa, tapi saya belum bilang kapasitas sebagai seorang presiden. Bahwa pak Jokowi dibanding dengan pemimpin-pemimpin lainnya itu sangat menonjol, gimana kerjanya, dedikasinya, ketulusannya," jelasnya.
Anggota komisi X DPR ini malah tidak setuju Pemilu Presiden dilakukan secara langsung. Sebab, bertentangan dengan pancasila, sehingga elektabilitas seorang sebagai Capres tidak lah penting.
"Buat saya UUD kita telah melenceng dari Pancasila dengan produk amandemen tahun 2002. Sehingga tentang pemilunya, pemilu langsung tidak sesuai dengan pancasila, sangat bertentangan dengan pancasila. Jadi saya enggak terlalu inilah tentang elektabilitas," paparnya.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dipandang tidak perlu maju sebagai Capres untuk Pilpres mendatang. Begitu pula, keponakannya Puan Maharani belum saatnya maju sebagai Cawapres, walaupun diusung oleh Yusril Ihza Mahendra untuk mendampinginya.
"Kalau saya pribadi saya rasa enggak perlu lah. Nggak, kalau menurut saya Puan masih terlalu muda. Belum banyak makan asam garam," tegasnya.
PDIP yang identik tidak lepas dari trah Bung Karno dalam setiap mengusung Capres dinilai kolot. Sebab, urusan rakyat bukan bicara tentang trah.
"Soal negara dan bangsa itu kita bukan main-main soal trah. Ini untuk rakyat Indonesia, bahwa seorang Puan itu keturunannya Bu Mega kakak saya kandung, tapi Puan masih terlalu muda belum banyak asam garam di dunia politik," terangnya.
Walaupun dia kader PDIP, tetapi Guruh melihat tidak ada sosok dari PDIP yang pantas menjadi pemimpin Indonesia. Begitu pula, calon eksternal untuk presiden dinilai tidak ada yang kompeten menjadi pemimpin bangsa.
"Ga ada. Jangankan di PDIP, di Indonesia saja menurut saya ga ada. Seluruh indonesia ini enggak ada," tandasnya. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati meminta seseorang yang selevel presiden tidak bermain-main dengannya.
Baca SelengkapnyaDjarot membandingkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaRudy dan Seno pulang pergi Solo-Jakarta selama bertahun-tahun untuk memberikan dukungan kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyinggung orang non kader berpeluang jadi ketua umum di partainya
Baca SelengkapnyaHubungan Megawati dengan keluarga Jokowi menjadi peristiwa politik yang menyita perhatian di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai Presiden Jokowi tidak perlu kampanye meski diizinkan UU Pemilu.
Baca SelengkapnyaUntuk itu, dia menilai lebih Ganjar mengalah mundur sebagai capres dan bergabung dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaPolitikus Golkar Nusron Wahid menyinggung anak-anak Presiden RI-I Soekarno yang dinilai tidak punya prestasi saat masih muda.
Baca Selengkapnya"Soekarno pun presiden, nggak bisa menjadikan Bu Mega jadi calon wakil presiden, Pak Harto pun nggak bisa. Kenapa? Karena nggak punya prestasi," katanya.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo ketika bertarung dengan Prabowo di Pilpres 2019
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi santai kabar ingin merebut kursi Ketua Umum PDIP, yang masih diemban Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaWali Kota Solo yang juga Wapres terpilih, Gibran Rakabuming Raka, memberikan tanggapannya.
Baca Selengkapnya