Gus Choi NasDem: Ma'ruf Amin jangan berisik, dia bukan Cawapres dari NU saja
Merdeka.com - Gerah dengan statement Calon Wakil Presiden KH Ma'rif Amin, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai NasDem, Effendi Choirie (Gus Choi) ingatkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu agar tidak 'berisik', dan tampil sebagai negarawan sejati.
Pernyataan tegas ini disampikan Gus Choi di sela acara penyerahan sapi kurban di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Jalan Masjid Agung Surabaya, Selasa (21/8). "NU enggak boleh berisik, Kiai Ma’ruf Amin juga tidak boleh berisik. Dia kemarin mulai berisik," sindir Gus Choi.
Jadi misalnya, Gus Choi menyontohkan statemen Kiai Ma’ruf yang dinilainya berisik, "Hai semua warga NU saya (Kiai Ma’ruf) ini sekarang wakil presiden calon dari NU, orang NU kembalilah ke PKB dan segala macam, kan ada pernyataan itu. Ini berisik," katanya menirukan Kiai Ma’ruf.
-
Siapa yang Mahfud minta jangan dekat saat kampanye Pilpres 2024? Salah satunya adalah Gubernur Sumatra Utara yang dulu merupakan staf ahli atau Pangdam Sumut yang dulu Sesprinya di Kemenkopolhukam.
-
Kenapa Jokowi minta Parmusi jaga kondusifitas Pemilu? 'Bapak presiden memberikan pesan agar supaya Parmusi juga ikut menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan dalam rangka menyambut tahun politik 2024 agar pemilu dapat dilaksanakan secara aman damai jujur adil tepat pada tanggal 14 Februari yang akan datang,'
-
Apa sikap Muhammadiyah terkait pilpres? Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah menyampaikan sikap politik terkait Pilpres 2024 besok.
-
Apa pesan Menkomdigi Meutya Hafid untuk masyarakat terkait Pilkada 2024? Ia menegaskan bahwa acara ini merupakan Pilkada terbesar dalam sejarah Indonesia dan menjadi momen krusial dalam proses demokrasi.
-
Kenapa Tim Hukum AMIN khawatir dengan Pilpres 2024? Tim Hukum Nasional (THN) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Ari Yusuf Amir menilai, kontestasi Pilpres 2024 berpotensi menimbulkan ketegangan sosial di tengah masyarakat. Khususnya antara kelompok pendukung pasangan calon di daerah.
-
Apa nama kecil Ma'ruf Amin? Dikutip dari Liputan6, ternyata Ma'ruf Amin memiliki nama kecil yang sudah dipersiapkan oleh sang ayah itu. Nama tersebut ialah 'Al-Karkhi' yang terinspirasi dari tokoh Sufi terkemuka asal Persia, Abu Mahfudz Ma'ruf bin Firus al-Karkhi.
Gus Choi mengingatkan, bahwa Kiai Ma’ruf menjadi calon wakil presiden dari Jokowi itu diusung partai koalisi. "Dia (Kiai Ma’ruf) harus sadar, bahwa dia menjadi wakil presiden ini bukan wakil persiden dari NU atau dari PKB atau PPP. Tapi oleh koalisi. Oleh Golkar, oleh PDIP, oleh NasDem, oleh Hanura, oleh PKPI dan yang lain-lain," tegas Gus Choi.
Oleh karena itu, katanya lagi, Kiai Ma’ruf harus berstatemen laiknya seorang negarawan. "Dia harus berstatement yang bukan parsial, sektoral, sektarian, seolah dia wakil presiden yang diusung PKB. Itu tidak," katanya.
Dengan berstatement berisik, menurut Gus Choi, justru bisa mengecilkan posisi Kiai Ma’ruf sebagai calon wakil presiden. "Itu akan membuat dia menjadi kecil, kemudian koalisi-koalisi yang lain menjadi tidak simpatik," tegasnya.
"Jadi semua harus ditata, pernyataan harus ditata, niat ditata, dan semua dipersembahkan untuk bangsa dan negara. Saya kira itu," tegasnya lagi.
90 Persen didukung Nahdliyin
Sementara terkait potensi pecahnya dukungan Nahdliyin pasca-drama tersingkirnya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD dari bursa pencalonan, Gus Choi melihat tidak ada berpengaruh.
Karena seperti diketahui, jelang pendaftaran pasangan calon (Paslon) ke KPU beberapa waktu lalu, Mahfud MD yang dikabarkan akan digandeng Jokowi, justru Kiai Ma’ruf yang terpilih.
Selanjutnya, Mahfud-pun blak-blakan mengungkap kisah di balik drama politik tak mengenakkannya itu di acara salah satu stasiun televisi swasta. Publik-pun bersimpati kepada mantan ketua MK tersebut.
"Saya kok yakin 90 persen warga NU mendukung. Ada yang tidak mendukung, pasti ya, tapi itu jumlahnya mungkin sekitar 10 persen," nilai Gus Choi yakin.
Menurut mantan ketua DPW NasDem Jawa Timur ini, sebagai Rais Aam PBNU yang kemudian Kiai Ma’ruf menjadi calon wakil presiden dari Joko Widodo (Jokowi), adalah sejarah dan panggilan bangsa dan negara.
"Ada AD/ART, ada aturan-aturan yang lain, ada pemahaman khittah, bla.bla.bla.. Begitu pemahamannya, tapi saya kira karena ini panggilan sejarah, negara, ini lebih tinggi ketimbang AD/ART NU, begitu," terang dia.
"UUD, Pancasila, NKRI itu lebih tinggi begitu, maka pangilan sejarah ini harus ditunai, dilayani oleh NU sehingga kita berharap NU harus kompak mendukung Kiai Ma’ruf Amin sebagai wakil presiden," tandasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin mengomentari soal ajakan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, untuk tidak mendukung pasangan yang didukung Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini, Abu Bakar Ba'asyir menyatakan dukungan untuk capres dan cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Baca SelengkapnyaBelakangan, muncul isu Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tandingan.
Baca SelengkapnyaGus Choi berharap tetap dalam putusan awal yakni mendukung Anies Rasyid Baswedan untuk di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaGus Yahya tidak melarang setiap pengurus NU mengutarakan pendapat pribadinya.
Baca SelengkapnyaKetum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin menyinggung netralitas media usai Ganjar muncul dalam tayangan Azan TV.
Baca SelengkapnyaGas Yahya meminta calon pemimpin akan berkontestasi tidak menjual embel-embel NU dan agama demi meraih suara.
Baca SelengkapnyaPerilaku Gus Choi bisa dilaporkan kepada Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Baca SelengkapnyaFuad menjelaskan, Nusron Wahid telah menarasikan secara ekstrem Kiai Munif sebagai Ketua Dewan Syuro bertemu dengan kandidat dari paslon lain untuk Pilpres.
Baca SelengkapnyaWapres Maruf Amin menyinggung candaan Ketum PAN Zulkifli Hasan soal salat dikaitkan dengan dukungan ke Prabowo bentuk kekanak-kanakan.
Baca SelengkapnyaCak Imin enggan memikirkan pernyataan Nusron Wahid.
Baca Selengkapnya