Gus Ipul: Calon tunggal sulit terjadi di Pilgub Jatim
Merdeka.com - Bakal calon gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan, calon tunggal sulit terjadi dalam Pilgub Jawa Timur 2018. Mekanisme masing-masing partai, sangat sulit untuk disatukan agar mengusung satu calon saja.
"Enggak lah, calon tunggal sulit. Partai punya mekanisme masing-masing. Tidak bisa disamakan, kita lihat saja," kata Saifullah Yusuf di Kota Malang, Senin (19/6).
"Yang jelas, kita ingin mengembangkan musyawarah, seperti yang disampaikan Pakde Karwo. Musyawarah itu komunikasi dengan semua pihak. Jangan sampai suasananya seperti di Pilkada Jakarta. Jawa Timur adem dan aman," sambungnya.
-
Kenapa Sudaryono sulit menjadi Calon Gubernur Jateng? Namun perjalanannya untuk menjadi Calon Gubernur Jateng bakal terjal karena Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, belum secara tegas akan memberikan rekomendasi padanya.
-
Siapa yang menjadi calon gubernur Jawa Barat? Calon Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu menggagas program Teras ASIH.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk Pilgub Jatim? 'Jadi, kepala daerah incumbent misalnya itu muncul beberapa nama. Kalau dari kalangan menteri misalnya, ada Ibu Risma (Tri Rismaharini), ada Pak Abdullah Azwar Anas, ada Pak Pramono Anung. Pak Pramono ini laris manis, nih. Ada yang mengusulkan di Jakarta, ada yang mengusulkan di Jawa Timur,' ucap Hasto.
-
Kenapa persaingan Pilgub Sulteng sangat ketat? Dari dua skenario 3 calon ini terlihat bahwa persaingan ketat terjadi antara Ahmad M Ali dan Anwar Hafid. Selisih keduanya hanya 0.8-4.3 persen tergantung komposisi calon yang bersaing,' papar Deni.
-
Siapa yang menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat? Ronal Surapradja menceritakan dirinya ditunjuk menjadi bakal calon wakil gubernur Jawa Barat di momen krusial sebelum pendaftaran ditutup.
-
Kenapa orang Jawa dan Sunda sulit bersatu? Mitos orang Jawa menikah dengan Orang Sunda disebut sulit bersatu. Mitos orang jawa menikah dengan orang Sunda sering terdengar di masyarakat.
Gus Ipul mengatakan Pilkada 2018 masih cukup lama dan kondisinya sangat dinamis. Pihaknya telah melakukan komunikasi pada semua pihak dari partai, tokoh ulama dan masyarakat dan stakeholder pembangunan.
Semuanya diajak berdiskusi untuk kemudian diserap aspirasinya. Hasilnya dibawa ke proses yang harus dilalui dalam Pilgub 2018.
"Intinya ingin suasana Pilkada Jawa Timur kondusif, kalau toh harus bersaing, persaingan yang sehat," tegasnya.
Gerilya masih terus berjalan, menggelinding pelan-pelan. Sambil mendengar, menyerap dan menerima masukan yang terbaik. Pihaknya juga masih belum bisa bicara pasangan yang akan mendampinginya.
"Kita baru komunikasi saja. Semua ya hebat-hebat, baik-baik tinggal nanti pembicaraan dengan Partai. Saya belum berani bicara soal wakil, karena saya sendiri belum tuntas. Hari-hari ini masih memantapkan saya sebagai calon, nama yang muncul semuanya layak," ucapnya.
Gus Ipul telah menjalin komunikasi dengan sejumlah partai untuk maju dalam Pilgub 2019. Namun keseluruhan sedang dalam proses untuk memastikan dukungan kepada dirinya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedatangan Ketua DPP PDIP Puan Maharani ke rumahnya disebut tidak membahas soal tawaran turut andil dalam ajang Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya"Tapi hati-hati tentang calon tunggal, itu lebih bahaya dari calon tidak tunggal," kata OSO
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah berharap Pilkada kandidat melawan kotak kosong ini tidak terjadi karena tidak sesuai dengan cita-cita demokrasi.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini PKB tengah mencari dukungan ke berbagai partai politik untuk Pilkada Jawa Tengah 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, tidak masalah jika partai koalisi di tingkat nasional punya koalisi berbeda di tingkat daerah.
Baca SelengkapnyaHalim Iskandar didukung juga oleh PDIP yang menjadi partai dengan perolehan tersebar kedua di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSikap PKS memasangkan Anies-Sohibul Iman dinilai sangat berbahaya.
Baca SelengkapnyaAhok melihat keberadaan Kang Emil akan membuat kader Gerindra sulit untuk menangan di Tanah Pasundan
Baca SelengkapnyaJakarta ke depannya akan berhubungan dengan rezim Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKeduanya dinilai akan bersama jika Pilpres 2024 berjalan dua putaran
Baca SelengkapnyaArsjad menegaskan, tidak ada pembahasan duet Ganjar dan Prabowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGerindra mengaku tidak masalah dengan duet Prabowo-Ganjar. Tetapi justru sulit untuk menyakinkan PDI Perjuangan.
Baca Selengkapnya