Hanura terbelah, para petahana pilih nyaleg lewat NasDem
Merdeka.com - Berebut kepengurusan Partai Hanura berbuntut panjang. Karena prahara ini, satu per satu anggota DPR dari Fraksi Hanura 'lari' ke lain hati. Mayoritas merasa khawatir, partai yang menjadikan mereka sebagai anggota DPR periode 2014-2019 itu hilang dari parlemen alias tak lolos presidential threshold 4 persen.
Setidaknya, kekhawatiran itu terjadi dari hasil sejumlah lembaga survei yang rata-rata menyebutkan, Partai pimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) itu tak akan mendapatkan lebih dari 2 persen suara. Sehingga, tak mendapatkan kursi di parlemen, karena aturan UU Pemilu, minimal harus 4 persen.
Periode 2014-2019, Hanura menjadi partai nomor buncit di DPR. Dia hampir tak lolos parlemen karena hanya mendapatkan 16 kursi di parlemen (2,9%), terpaut 23 kursi dengan PPP di atasnya.
-
Siapa yang gagal jadi anggota DPR? Thariq Halilintar mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari PDIP Daerah Pemilihan Jawa Barat VI. Seperti halnya dengan Anang, jumlah suara yang diperoleh Thariq juga sangat minim. Akibatnya, ia dipastikan tidak berhasil.
-
Siapa yang gagal lolos jadi Anggota DPR RI? Kris Dayanti, yang juga merupakan penyanyi kondang, gagal lolos menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur V.
-
Apa partai pemenang pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Bagaimana cara hitung kursi DPR? Metode konversi perolehan suara calon legislatif (caleg) DPR menjadi jumlah perolehan kursi ini menggunakan metode penghitungan Sainte Lague.
-
Partai apa yang menang Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Siapa yang terpilih sebagai anggota DPR? Pendiri Dewa 19, Ahmad Dhani, bersama mantan vokalisnya, Once Mekel, telah resmi dilantik sebagai anggota DPR RI terpilih untuk periode 2024-2029.
Salah satu yang memutuskan untuk pindah partai yakni mantan Ketua Fraksi Hanura, Dossy Iskandar. Pada Pemilu 2019 nanti, dia memilih untuk menjadi Caleg melalui Partai NasDem.
"Saya memilih melanjutkan pengabdian di jalur legislatif melalui NasDem," ujar Dossy saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (17/7).
Bukan hanya prediksi survei yang bikin para caleg petahana Hanura itu hengkang. Prahara di internal pasca kepemimpinan OSO jadi alasan. Dimana saat ini, kubu Daryatmo bersaa Sarifuddin Sudding melawan OSO saling klaim sah memimpin partai.
Pemicunya, Sudding memecat OSO. Kemudian sebaliknya, OSO balik memecat Sudding, hingga akhirnya perkara tersebut jatuh ke meja hijau.
Teranyar, Juni 2018 lalu, PTUN Jakarta mengabulkan permohonan kubu Daryatmo yang membatalkan SK Kemenkum HAM tentang kepengurusan OSO bersama Herry Lontung Siregar. Namun KPU berpijak pada SK Menkum HAM. Sebagai pengadil Pemilu 2019, KPU tak mau turut campur konflik internal, hanya mengakui kepengurusan partai yang disahkan oleh Kemenkum HAM dalam hal ini kubu OSO.
Di konflik ini, Dossy berada di kubu Daryatmo bersama Sudding. Dossy akui bahwa dualisme ini menjadi salah satu yang membuat dirinya akhirnya memutuskan untuk hengkang dari Hanura.
"Salah satunya itu," singkat dia.
Bukan cuma Dossy, koleganya di Hanura dan DPR yakni Rufinus Hutauruk juga memilih hengkang. Tak berbeda dengan Dossy, Rufinus memilih NasDem sebagai jalan politik barunya untuk berkarya di DPR.
Dossy menilai, NasDem memiliki pandangan politik yang sama dengan dirinya. Menurut dia, partai pimpinan Surya Paloh itu memiliki platform yang jelas dan tegas. Hal itulah yang menjadikan dasar dirinya untuk pindah ke NasDem.
"Kesamaan cita-cita dan ekspresi kesungguhannya dalam mengambil peran bela negara. Di samping platform dan garis kebijakan politiknya yang jelas dan tegas," kata Dossy lagi.
Tak cuma kader di tingkat pusat, bahkan kader Hanura di daerah pun banyak yang memutuskan pindah ke Hanura. Salah satunya di Kabupaten Klungkung, Bali. Tak tanggung-tanggung, ada juga ketua DPC dan sekretaris yang memilih mundur jelang pendaftaran caleg.
Seperti diketahui, KPU membuka pendaftaran bakal Caleg sejak 4 Juli hingga 17 Juli 2018. Para bakal caleg ini harus melalui tahap verifikasi lebih dulu hingga ditetapkan sebagai caleg pada Pemilu serentak 2019.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan analisis hitung cepat atau quick count terkait Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.
Baca SelengkapnyaNama-nama Caleg Terancam Gagal Dapat Kursi DPR Meski Dapat Ratusan Ribu
Baca SelengkapnyaPPP termasuk parpol yang gagal. Namun, masih melakukan gugatan ke MK
Baca SelengkapnyaPadahal pada masa kampanye, PSI seperti telah diendorse oleh Jokowi.
Baca SelengkapnyaTotal ada delapan dari total 18 partai yang dinyatakan memenuhi ambang batas parlemen.
Baca SelengkapnyaHanya ada 12 parpol yang 580 bacalegnya lolos karena berhasil memenuhi syarat.
Baca SelengkapnyaHasilnya, PKS menjadi Parpol dengan jumlah suara dan kursi terbanyak.
Baca SelengkapnyaGerindra sebagai penguasa di dapil itu memiliki 3 kursi DPR
Baca SelengkapnyaHanura telah berkomunikasi dengan berbagai pihak dalam menghadapi Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaKomposisi parpol yang berada di atas ambang batas parlemen sebesar 4 persen tidak terlalu banyak perubahan.
Baca SelengkapnyaSecara konfigurasi, parpol-parpol lama masih menguasai peringkat 10 besar elektabilitas.
Baca SelengkapnyaTemuan LSI, terjadi dinamika elektabilitas partai sebagai peserta Pemilu.
Baca Selengkapnya