'Harapan masyarakat terlampau tinggi untuk Jokowi'
Merdeka.com - Pakar Ekonomi Edy Suandi Hamid menilai munculnya ketidakpuasan masyarakat Indonesia dalam kurun 7 bulan pemerintahan Jokowi-JK disebabkan oleh tingginya harapan dalam waktu bersamaan yang belum dicapai oleh keduanya.
"Kalau kita searching di internet tentang kinerja Jokowi-JK, maka kata kunci yang keluar adalah ketidakpuasan. Ini menjadi masalah sebab harapan masyarakat itu terlalu tinggi, namun tidak terlihat selama tujuh bulan awal ini," ujar Edy dalam diskusi publik bertema 'Efektivitas Pemerintahan Jokowi-JK' di Hotel NAM, Jl Angkasa, Kemayoran, Jakpus, Rabu (27/5).
Menurut dia, hal ini juga melatari keinginan masyarakat agar Presiden segara melakukan perombakan Kabinet Kerja. Pasalnya, kata Edy, jika dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, kemarahan publik tidak terjadi di awal pemerintahan. Akan tetapi, tambah dia, isu reshuflle sebenarnya menjadi warning yang perlu diindahkan Presiden Jokowi sebagai lecutan untuk memperbaiki kinerja.
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Bagaimana Jokowi melakukan reshuffle? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
"Jika dibanding SBY, kemarahan masyarakat tidak terjadi di awal bulan. Itu tadi karena harapan yang terlalu tinggi kepada keduanya. Memang reshuflle itu belum saatnya. Jokowi dan para menteri masih membutuhkan penyesuaian yang perlu didukung oleh banyak pihak. Namun jika belum mengalami perubahan ini akan semakin mengkhawatirkan. Tapi, tentu saja ini jadi peringatan yang perlu didengarkan," lanjut dia.
Selain itu, Edy juga menyoroti kesiapan Presiden Jokowi menyongsong era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun ini.
"Ini juga dikhawatirkan. Bulan Desember kita masuki MEA. Pasar bebas, jasa bebas. Sedang Bapak Presiden masih tersandera oleh berbagai persoalan," pungkas Edy.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi, ada lima kondisi masyarakat di era Jokowi yang menjadi perhatian.
Baca SelengkapnyaMenurut survei ini, mayoritas warga cukup puas atas kinerja Jokowi sebagai Presiden sebesar 76.2%.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang mengaku puas itu adalah karena Presiden Jokowi banyak memberikan bantuan sosial kepada rakyat kecil
Baca SelengkapnyaHasil survei menjelaskan 76,5 persen masyarakat mengaku puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaTingginya kepuasan masyarakat ini menjadi bukti bahwa kerja keras pemerintah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaIstana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca SelengkapnyaSampel sebanyak 1.217 responden dipilih melalui kombinasi random digital dialling (RDD) (265 responden) dan double sampling (952 responden).
Baca SelengkapnyaPenarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan menilai tingginya kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo tidak relevan dengan agenda perubahan.
Baca SelengkapnyaPenilaian kinerja presiden berdasarkan sosio-demografi tingkat kepuasannya merata di berbagai kategori. Hasilnya, cenderung di atas 70 persen menyatakan puas.
Baca SelengkapnyaHasil survei 77,2 persen masyarakat merasa puas dengan kinerja presiden Jokowi, sementara 22 persen merasa kurang puas.
Baca Selengkapnya