Hasil 3 survei terakhir di Pilgub DKI, Ahok tumbang
Merdeka.com - Pilgub DKI 2017 tengah memasuki tahapan masa kampanye. Tiga calon pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Anies Baswedan-Sandiaga Uno makin gencar menyapa warga demi meraih simpati dan terpilih jadi penguasa di ibu kota.
Seperti perhelatan pemilihan kepala daerah pada umumnya, jelang pencoblosan pada 15 Februari nanti, sejumlah lembaga survei melakukan prediksinya secara ilmiah. Dengan metode survei yang hampir sama, para lembaga survei punya hasil berbeda dalam prediksi pilihan politik warga Jakarta.
Tiga lembaga survei per Selasa (29/11), telah merilis hasil elektabilitas para calon gubernur dan wakil gubernur DKI. Siapa paling unggul?
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Sementara tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian +-2,65 persen.
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
LSI Denny JA
Elektabilitas Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat terjun bebas di survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) milik Denny JA. Hasil survei menyebutkan, Ahok-Djarot hanya memiliki elektabilitas 10,6 persen pasca didera isu penistaan agama.
Saat survei dilakukan, Ahok memang belum ditetapkan sebagai tersangka. Namun, dalam kuesioner ditanyakan pandangan responden bagaimana jika Ahok ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama.
"Pasca penetapan Pak Ahok sebagai tersangka dukungan yang beliau terima elektabilitas itu turun tajam. Yang selama ini jadi penopang utama juga ikut meninggalkan beliau (Ahok)," kata Peneliti LSI, Ardian Sopa, kepada wartawan di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (18/11).
Tidak hanya itu, Ardian juga menilai, jika pasangan Ahok-Djarot memiliki potensi untuk dapat tersingkir pada putaran pertama Pilgub DKI pada 15 Februari 2017 mendatang.
Berdasarkan data yang dimiliki LSI, sebelum ditetapkan sebagai tersangka, elektabilitas Ahok berada di 24,6 persen. Sedangkan setelah ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama, elektabilitas Ahok anjlok hingga berada di angka 10,6 persen.
"Bukan tidak mungkin potensi yang sangat besar, Ahok akan tergusur di putaran pertama," bebernya.
Namun, lanjutnya, hal ini justru berdampak positif bagi rival Ahok. Seperti elektabilitas pasangan Anies-Sandi yang saat ini memimpin dengan 31,90 persen. Disusul Agus-Sylvi 30,90 persen. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 26,60 persen masuk dalam kategori swing voters atau belum menentukan pilihan.
LSI melakukan survei periode 31 Oktober sampai dengan 5 November 2016, dengan menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah yang responden yang dimintai pendapat sebanyak 440 orang. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Sementara Margin of error survei ini kurang lebih 4,8 persen.
Indikator Politik
Lembaga survei Indikator Politik juga mengeluarkan hasil survei di Pilgub DKI 2017. Hasilnya, calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni berada di urutan paling atas.
Elektabilitas Agus-Sylvi berada di angka 30,4 persen. Menurut survei, Agus-Sylvi ungguli pasangan nomor dua, Ahok-Djarot, yang berada di urutan kedua dengan elektabilitas 26,2 persen.
Sementara itu, pasangan nomor tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, disebut berada pada urutan ketiga dengan elektabilitas 24,5 persen.
"Tapi ketiganya punya peluang masuk putaran kedua. Tidak ada satu pun yang bisa mengklaim bisa menang satu putaran," kata Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi saat mengumumkan hasil survei di kantornya di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/11).
Burhan menyebut pihaknya juga sempat menanyakan kepada responden untuk menjawab secara spontan siapa tokoh yang akan mereka pilih sebagai gubernur DKI.
Survei dilakukan pada 15 November sampai 22 November 2016, atau dimulai sehari sebelum Ahok ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama. Survei dilakukan terhadap 798 responden warga DKI Jakarta yang sudah mempunyai hak pilih. Mereka diwawancarai secara tatap muka. Metode survei ini adalah multistage random sampling dengan margin of error 3,6 persen.
Menurut Burhan, penarikan sampel dilakukan dengan cara flowchart, yakni ada kelurahan di lima kota yang dipilih secara random dengan jumlah proporsional.
Di kelurahan terpilih kemudian dipilih lima RT yang juga dilakukan dengan cara random. Setelah itu, di masing-masing RT dipilih dua KK.
Di KK terpilih itu kemudian dipilih satu orang yang sudah memiliki hak pilih. Survei tidak dilakukan di wilayah Kepulauan Seribu karena persentase sampel yang ada di wilayah tersebut dianggap terlalu kecil.
Poltracking Indonesia
Lembaga Poltracking Indonesia mengumumkan hasil survei elektabilitas terhadap tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Hasilnya, elektabilitas Cagub Basuki Tjahaja Purnama kini berada di bawah Agus Harimurti Yudhoyono.
"Temuan survei ini belum bisa memprediksi siapa pemenang DKI Jakarta, tapi elektabilitas Agus-Sylvi 27,92 persen, Basuki- Djarot 22,00 persen, dan Anies-Sandi 20,42 persen," ujar Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, Minggu (27/11).
Dari survei tersebut, terpampang bahwa tren elektabilitas pasangan Basuki-Djarot terus merosot, berbeda dengan dua pasangan calon lainnya Agus-Sylvi dan Anies-Sandi yang terus naik.
Pada survei itu, Hanta juga memberi simulasi pertarungan Pilgub secara head to head. Dari hasil simulasi itu menunjukkan pasangan petahana Basuki-Djarot masih kalah suara dari pasangan Agus-Sylvi yang hanya meraih suara 24,83 persen, sedangkan pasangan Agus-Sylvi meraih 45,92 persen.
Akan tetapi, dari pertarungan kedua pasangan tersebut masih ada 29,25 persen suara yang belum memutuskan (undecided voters).
Survei dilakukan Poltracking melibatkan 1.200 orang dilakukan selama 10 hari, yakni 7 - 17 November. Margin of error survei sebesar 2,8 persen dan tingkat kepercayaan survei mencapai 95 persen.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elektabilitas tiga nama besar di Pilkada Jakarta saling berkejaran
Baca SelengkapnyaDengan asumsi metode simple random sampling ukuran sampel 800 responden
Baca SelengkapnyaKedua bakal calob gubernur tersebut memiliki basis dukungan masing-masing.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas calon gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan memperoleh suara tertinggi berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas
Baca SelengkapnyaAhok juga mengalami penambahan suara. Dari 32 persen menjadi 42 persen.
Baca SelengkapnyaSohibul Iman mengaku tidak masalah dengan survei tersebut
Baca SelengkapnyaTiga lembaga survei telah merilis peta kekuatan Pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator melakukan sejumlah simulasi pasangan calon di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 persen anak muda di bawah usia 25 tahun memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Baca SelengkapnyaBurhanuddin Muhtadi menilai efek bansos tidak signifikan pada Pilkada Jakarta
Baca Selengkapnya