Hasil reshuffle kabinet Jokowi jilid I dinilai tak nendang
Merdeka.com - Reshuffle kabinet jilid satu yang telah dilakukan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu dinilai tak maksimal untuk meningkatkan kinerja pemerintah. Oleh sebab itu, reshuffle kabinet jilid dua yang kabarnya dilakukan Jokowi dalam waktu dekat ini diharapkan dapat memberikan kepuasan publik.
"Jangan seperti kemarin, efeknya enggak nendang. Ketika disurvei lagi kepuasan, publik tak naik, malah turun. Reshuffle kan obatnya untuk kepuasan publik," kata Direktur Eksekutif PolTracking Hanta Yuda dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (7/11).
Hanta berpendapat, Presiden Jokowi harus memiliki indikator dan instrumen yang jelas untuk menilai kinerja menteri-menterinya. Paling tidak, minimal tiga instrumen sebelum reshuffle kabinet dilakukan.
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Bagaimana Jokowi melakukan reshuffle? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
-
Apa yang bisa dilakukan Jokowi untuk kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Kenapa Jokowi senang dengan transisi? 'Yang saya senang, sejak beliau (Prabowo) terpilih, sebagai presiden terpilih, persiapan menuju ke pelantikan itu betul-betul secara rencana kerja, program, dan lain-lain, transisinya berjalan dengan baik,' kata Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (8/10). Dikutip dari Antara.
"Kinerja, loyalitas dan koordinasi. Yang kinerja rendah, loyalitasnya terhadap partai melebihi presiden layak diganti, koordinasi yang membuat gaduh. Siapa yang layak diganti presiden yang tahu, enggak hanya 4. Jadi reshuffle itu punya dampak, kinerja pemerintahan meningkat," jelasnya.
Janji-janji Jokowi saat kampanye Pilpres 2014 terbilang banyak. Jika tim di pemerintahan antara kabinet dengan Presiden Jokowi tak baik, maka dipastikan kepercayaan rakyat akan makin menurun.
"Jadi reshuffle itu memiliki efek, dampak, kalau kinerja pemerintah meningkat maka janji-janji presiden tercapai besar, kalau itu terealisasi maka dukungan publik akan kuat, legitimasi akan kuat. Kalau itu kuat maka dukungan yang rendah dari partai tidak masalah," tandasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wacana reshuffle kabinet muncul usai Presiden Jokowi bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Bogor.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab isu perombakan kabinet atau reshuffle kabinet yang beredar di publik.
Baca SelengkapnyaPemerintah menggunakan hasil survei untuk bahan evaluasi dan koreksi.
Baca SelengkapnyaSandiaga mengatakan, jelang habisnya pemerintahan Jokowi, ia meyakini kabinet masih solid.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi soal rencana perombakan kabinet jelang purnatugas Oktober mendatang.
Baca SelengkapnyaPPP pesimis Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet di akhir 2023.
Baca SelengkapnyaMa'ruf menitipkan pesan agar pemerintahan selanjutnya dapat menyelesaikan tugas-tugas yang tertunda.
Baca SelengkapnyaMahfud menyebut, kondisi Kabinet Indonesia Maju saat ini baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaDari 13 menteri yang direshuffle, 4 menteri dari PDIP dicopot oleh Presiden Jokowi dan satu lagi Kepala BIN Budi Gunawan yang dianggap dekat dengan PDIP.
Baca SelengkapnyaNamun, Jokowi tetap berani mengambil keputusan memotong subsidi BBM
Baca SelengkapnyaBudi tidak bisa menjamin jika pekan depan tak ada reshuffle.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan menilai tingginya kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo tidak relevan dengan agenda perubahan.
Baca Selengkapnya