Hasrat Khofifah di Pilgub Jatim & kegalauan Cak Imin
Merdeka.com - Pilkada Serentak tahun 2018 sudah di depan mata. Salah satu provinsi yang akan memilih pemimpin barunya adalah Jawa Timur.
Bursa nama-nama yang bakal mencalonkan diri di wilayah yang kental dengan kultur Nahdlatul Ulama (NU) nya itu pun mulai muncul. Salah satunya adalah Saifullah Yusuf yang kini menjabat sebagai wakil gubernur Jatim.
Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu bakal maju dari PKB. Kepastian Gus Ipul bakal diusung sudah dinyatakan oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana Gus Kikin melihat penunjukannya sebagai Pj Ketua PWNU Jatim? 'Kalau bagi saya ini merupakan penawaran yang biasa, saya juga dulunya dari PWNU Jatim. Bagi saya Itu proses yang biasa,' ujarnya.
-
Kenapa Gus Kikin ditunjuk sebagai Pj Ketua PWNU Jatim? 'Untuk mengisi jabatan yang kosong agar organisasi ini bisa berjalan,' paparnya.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk Pilgub Jatim? 'Jadi, kepala daerah incumbent misalnya itu muncul beberapa nama. Kalau dari kalangan menteri misalnya, ada Ibu Risma (Tri Rismaharini), ada Pak Abdullah Azwar Anas, ada Pak Pramono Anung. Pak Pramono ini laris manis, nih. Ada yang mengusulkan di Jakarta, ada yang mengusulkan di Jawa Timur,' ucap Hasto.
-
Siapa yang maju di Pilkada Jatim? Menteri Sosial Tri Rismaharini bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (30/8) pukul 08.30 WIB. Risma melapor dirinya diusung PDI Perjuangan (PDIP) maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2024.
-
Siapa calon Gubernur Jatim 2024? Nama petahana Khofifah Indar Parawansa diperkirakan jadi unggulan di Pilgub Jatim kali ini.
-
Siapa yang ditunjuk jadi Pj Ketua PWNU Jatim? Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz alias Gus Kikin menilai penunjukannya menjadi Pj Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur sebagai hal yang biasa, yakni mengisi jabatan kosong.
Dengan 20 persen jumlah kursi yang dimiliki di DPRD Jatim, PKB sudah memenuhi syarat bisa mengusung calonnya sendiri di Pilgub Jatim. Gus Ipul pun bisa dipastikan bakal bertarung merebut kursi Jatim 1.
Sosok dan ketokohan Gus Ipul di Jatim dan kultur NU yang kental di Jatim menjadi modal kuat bagi mantan ketua umum Ansor itu untuk memenangkan Pilgub Jatim nanti. Jika suara NU tak terbelah, tentu saja peluang untuk Gus Ipul menduduki kursi Jatim 1 amat besar.
Namun, munculnya nama Khofifah Indar Parawansa yang belakangan digadang-gadang bakal ikut dalam kontestasi politik lima tahunan di Jatim itu membuat Muhaimin Iskandar resah. Sebabnya, jika Khofifah benar-benar maju tentu akan memecah suara NU yang notabene kuat di Jatim.
Sejumlah manuver politik dilakukan pria yang akrab disapa Cak Imin itu, salah satunya meminta Khofifah tetap fokus pada jabatannya sebagai Menteri Sosial. Cak Imin bahkan mengaku telah merayu Presiden Joko Widodo agar tak mengizinkan Khofifah mundur dari posisi menteri dan maju sebagai calon gubernur.
"(Tanggapan Presiden) Ya bagus juga sih. Orang dia (Khofifah) saatnya konsentrasi ke menteri," kata Cak Imin di Kediamannya kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (8/7) lalu.
Cak Imin berharap agar calon dari NU cukup satu saja di Pilgub Jatim. Sehingga kaum nahdliyin bisa satu suara dan mempermudah untuk proses kemenangannya.
Keponakan Gus Dur itu meminta Khofifah tak memaksakan diri maju di Pilgub Jatim. Dia menilai Khofifah kini sudah tidak 'sekuat' dulu. Apalagi Khofifah sudah dua kali diusung PKB menjadi cagub Jatim yakni pada 208 dan 2013, namun selalu gagal.
"Makanya saya ingatkan jangan memaksakan diri. Lebih baik bersatu daripada kita nanti pecah dan kalah juga dia. Waktu itu kita dua kali dukung Khofifah," kata Cak Imin di The Acacia Hotel, Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Senin (7/8) lalu.
Cak Imin mengingatkan Khofifah pernah gagal saat bertarung melawan duet Pakde Karwo dan Saifullah Yusuf. Karena itu dia menyarankan lebih baik di Pilgum Jatim 2018, Khofifah bersatu dengan calon pilihan dari PKB yakni Gus Ipul.
"Waktu itu bertempur Khofifah melawan Saifullah Yusuf, dua kali, kita dukung Khofifah PKB. Sudah saatnya tidak perlu pecah lagi, buat apa? Bersatu saja," katanya.
Khofifah memang sudah dilirik oleh sejumlah parpol untuk dicalonkan di Pilgub Jatim 2018 mendatang. Khofifah bahkan sudah memberi sinyal dirinya bakal maju bertarung memperebutkan kursi orang nomor satu di Jatim.
Khofifah pernah mengakui tengah intensif menjalin komunikasi dengan petinggi parpol guna kepentingan Pilgub Jatim. Bahkan Ketua Umum PP Muslimat ini menyebut lebih lebih dari separuh partai di Jatim yang siap mengusung dirinya pada pilkada tahun depan.
"Saya tegaskan lagi partai yang siap mendukung ada lebih dari separuh partai yang memiliki kursi di DPRD Jatim. Ini sudah lebih dari cukup untuk saya maju dalam Pilgub Jatim," katanya di Institut KH, Abdul Chalim, Ponpes Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Sabtu (5/8) lalu.
Meski demikian, Khofifah enggan membuka parpol apa saja yang dimaksudnya itu. Namun dia memastikan sudah berkomunikasi dengan internal masing masing parpol yang menyatakan dukungan tanpa syarat.
"Sudah lah, ndak usah lah," katanya.
Kemarin, Khofifah membuat pernyataan yang mengejutkan. Dia mengaku akan meminta izin ke Presiden Joko Widodo untuk bertarung di Pilkada Jawa Timur. Langkah ini akan diambilnya setelah melakukan konsolidasi matang dengan partai politik pendukungnya.
"Pada saatnya kalau konsolidasinya sudah cukup matang, saya akan lapor Presiden," ucapnya di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (9/8) kemarin.
Khofifah mengaku terus berkomunikasi dengan partai politik. Namun dia tidak mau membeberkan parpol yang dimaksud. Yang jelas, kata dia, parpol-parpol tersebut telah cukup syarat kursi di DPRD Jatim untuk mencalonkannya.
Meski sudah nekat berkontestasi di Pilkada Jatim, Khofifah tetap mengoptimalkan kerjanya sebagai Menteri Sosial. Dia juga mengaku akan terus bekerja sebelum Presiden Jokowi memberi sinyal restu.
"Sebelum ada sinyal dari Presiden, tentu saya akan maksimalkan kinerja Kemensos," katanya.
Khofifah pun angkat bicara soal pernyataan Cak Imin yang telah meminta Presiden Jokowi agar tak mengizinkan Khofifah maju di Pilgub Jatim. Menurutnya, tak elok Cak Imin melontarkan pernyataan seperti itu.
"Tidak seyogyanya siapa pun mendikte Presiden! Masa iya sih mas Imin melakukan itu," kata Khofifah.
Tak hanya itu, dia juga menanggapi kekhawatiran Cak Imin soal pecahnya suara NU jika Khofifah maju Pilkada Jatim.
"Ketika PKB berdiri warga NU ada varian afiliasi, ada warga NU di Golkar, Nusron Wahid. Jadi demokratisasi di NU itu berjalan sangat bagus selama ini. Saya tidak tahu kenapa ada pemikiran side back gitu," kata dia.
Khofifah mengingatkan, seharusnya azas demokrasi tetap dikedepankan yakni pimpinan partai memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh kadernya untuk berkontestasi di Pilkada Jatim.
"Demokrasi itukan memberikan kesetaraan perlakuan bagi semuanya dan secara konstitusional memberikan hak warga bangsa untuk berproses," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NasDem mengungkapkan peta basis yang dianggap menjadi kelemahan Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaBerikut jejak politik Gus Ipul Mensos pengganti Risma yang baru dilantik Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaTingkat elektabilitas Ganjar di Jawa Timur malah makin kokoh pascadeklarasi pasangan Anies-Cak Imin.
Baca SelengkapnyaSuara NU untuk mendukung pasangan Anies-Cak Imin pada akhirnya tidak akan tergerus mengingat PKB lahir dari NU.
Baca SelengkapnyaNusron menegaskan saat ini sudah banyak para tokoh sentral NU merapatkan barisan untuk pemenangan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaSekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan, akan membuktikan bahwa yang lebih muda lebih bergairah.
Baca SelengkapnyaSuara Jawa Timur masih akan dimenangkan oleh Cak Imin dan Anies Baswedan bersama PKB.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Mahfud MD sebagai pendamping Ganjar dan Cak Imin sebagai pendamping Anies mengindikasikan pentingnya suara NU dan Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies Baswedan justru turun di Jawa Timur setelah Cak Imin bergabung menjadi cawapres.
Baca SelengkapnyaRelawan pasangan calon Gubernur - Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak mendirikan posko tepat di depan markas PKB
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, dukungan para kiai dan ulama sudah semakin solid.
Baca SelengkapnyaPada Pemilu 2019, PDIP meraup 5,77 juta suara atau 29,71 persen, sementara PKB di urutan kedua dengan 2,73 juta suara atau 14,04 persen.
Baca Selengkapnya